Threatened

1.6K 121 3
                                    

[DAY 1]

#Honey

Hari itu Honey hendak ke kantor seperti biasa. Dia mengambil handbagnya dan sambil memainkan handphone dia berjalan keluar. Tiba-tiba,

Pranggg...

Kaca jendela persis diseberangnya pecah karena lemparan sebuah batu seukuran genggaman tangan. Jantung Honey seakan melompat keluar, dia diam ditempat beberapa menit. Setelah akhirnya dia menuju batu dihadapannya. Batu itu berlapis kertas merah yang menutupinya. Honey membuka kertas itu yang ternyata benar saja, ada tulisannya.

Kau, musnahlah dari sini, jangan bilang siapapun

Honey tertegun membacanya. Dia menelan ludah dengan susah, kakinya lemas, dan tak tau harus apa. Dia duduk di sofa terdekat dan meraih ponselnya.

"Clive, hmm bisa kita ke kantor bersama? Oh kau sudah dikantor ya. Hmm Yasudah kalau begitu. Sampai nanti. Eh tidak aku Hmm aku baik saja. Bye." Jujur Honey takut untuk keluar rumah, kakinya enggan keluar.

Siapa yang mengancamku?

#Sean

"Ya ok Clive, aku akan sampai disana dalam 10 menit. Tolong kabari Honey ya. Hey kalau aku bisa aku sudah menelponnya sekarang, gadis itu memblokir nomerku. Sudah ya." Sean bergegas mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan tegukan kopi terakhir di cangkirnya.
.
.
.

Tin.. tin..

"Honey, ini aku." Sean berteriak dari gerbang. Mengabaikan bel didepannya, dia langsung masuk kedalam.

"Honey, kau tidak terluka kan?" Sean kaget juga melihat kaca berserakan dimana-mana.

"..." Honey diam saja. Dia menyembunyikannya, tentu saja.

"Kenapa ini? Clive tadi menelpon, dia khawatir kau kenapa-kenapa. Jadi aku kesini."

"Antar saya kekantor, please." Honey memohon tanpa menatap Sean sama sekali sembari berdiri dan meraih handbagnya.

"Ok, tapi jawab dulu pertanya-"

"Well, hanya kecelakaan kecil. Bisa kita berangkat sekarang?" Honey berjalan keluar duluan.

****


#Honey

"Clive, bolehkah saya pulang denganmu?" Honey bertanya sambil mereka menuju kebawah.

"Ya, tentu. Tapi kau harus katakan apa yang terjadi." Seharian ini Honey tampak sangat diam.

"Saya baik-baik saja, hanya saya rasa saya takkan bisa konsentrasi menyetir kalau saya bawa mobil."

Bagaimana bisa aku konsentrasi..

"Ya tapi mengapa? Kau punya masalah? Katakan lah Honey." Clive berhenti disamping mobilnya.

"Tidak Clive, temanmu baik baik saja. Percayalah." Honey mencoba tersenyum menenangkan Clive, dan juga dirinya sendiri.
.
.
.
.
Malam itu dia sama sekali tidak bisa memikirkan apapun kecuali kertas dan batu yang ia simpan diatas lemari es itu.

Siapa yang menerorku. Apa aku harus lapor polisi? Tapi...

Honey meletakkan kembali ponselnya. Berbagai suspects muncul di benaknya. Tapi yang paling mengusik nya adalah Ameerah. Entah mengapa, dia sangat curiga kalau ini adalah perbuatan Ameerah. Tapi dia buru-buru membuang jauh prasangka itu.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang