Homey

1.9K 129 8
                                    

#Fazza

Saat cukup jauh, Fazza menoleh kebelakang. Dia bisa melihat Honey sedang berjalan keluar juga. Wajahnya tampak biasa saja seperti tak pedulikan sikap aneh Fazza.

Dia tidak peduli atau pura-pura tidak peduli? Aku kira dia akan diam disana dan sedih karena ke takpedulian ku!

Fazza yang agak kecewa pun berjalan ke mobilnya. Dia sengaja membawa city car termurah yang dia punya. Tanpa mobil pengawal tanpa kandura, nyaris tak ada yang mengenali Fazza kecuali body guardnya yang menyamar.

Fazza masuk ke mobil dan melajukan mobilnya ke dekat tempat dimana Honey memarkirkan mobilnya. Mengintai gadis itu dari dalam.

Honey sudah masuk ke mobil dan langsung melaju pulang. Fazza mengikuti di jarak yang aman. Dia yakin Honey takkan mengetahuinya. Lagi pula jalan pulang mereka searah.

+++

Fazza menghentikan mobil dibawah pohon dekat rumah Honey. Dia melihat Honey mulai menutup kembali gerbang rumahnya. Dengan perasaan lega Fazza menuju Nad Al Sheba Palace, rumahnya.

Sesampainya di kamar, Fazza merebahkan tubuh dan membuka buffnya.

"Bagaimana?" Rashid entah kapan datangnya.

"Bagaimana apanya?" Fazza heran.

"Ya dia bagaimana kira-kira saat kau tinggal!"

"Dia tidak peduli. Mau aku dekat atau menjauh dia takkan peduli!"

Ah percuma saja aku menjauh. Dia tetap begitu. Lebih baik kalau aku mendekat saja! Setidaknya aku bisa terus dengannya kan.

"Hmm begitu ya? Ok lanjutkan saja!" Rashid mengepalkan tangan memberi semangat.

"Maksudmu? Kak, ini takkan memberikan jawaban kau tau." Fazza duduk sekarang menatap kakaknya sebal.

"Tidak! Berdasarkan ketidakpengaruhan wajah rupawanku saat diSeb's waktu itu, kurasa kau harus ekstra sabar. Mungkin 2-3 bulan lagi dia akan bereaksi." Rashid tampak menyakinkan. Fazza mengusap wajahnya.

Apa? 2-3 bulan aku harus menggantungnya begini? Bagaimana kalau dia malah marah dan bilang ke semua orang atas keadaan sebenarnya? Atau bagaimana kalau dia malah senang aku pergi darinya? :(

"Tapi.. bagaimana kalau..-" Rashid memotongnya.

"Tidak akan, percayalah. Kalau dia bilang ke media, kakaknya pun akan tau dan aku yakin dia tidak menginginkan itu." Jawaban Rashid seakan dia tau pemikiran Fazza.

"Dan bagaimana setelah itu? Bagaimana kalau dia malah senang aku menjauh?"

"Kalau dia senang ya.. dengan hormat aku harus mengatakan kau harus cari wanita lain. Tapi, kalau dia marah atau bahkan menunjukkan indikasi kalau dia ingin kau seperti dulu, nikahi saja dia!"

#Honey

Setelah bersih-bersih badan, Honey bergelung di tempat tidur. Lampu sudah diredupkan, quilt sudah menyelimutinya, tapi Honey masih gusar dan tidak bisa tidur. Akhirnya dia menyalahkan lampu di bedside table dan mengambil handphonenya.

Ada apa sih dia? Kenapa jadi tidak peduli begitu ya?

Honey benar-benar terbawa perasaan dengan perubahan sikap Hamdan itu. Dia larut dalam pikiran yang tidak-tidak.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang