Lalu siapa?

1.5K 121 2
                                    

#Honey

Semalaman dia duduk di tempat tidur dan merenung.

Hamdan, kenapa sih aku harus melihatnya bersama sama wanita lain? Dan Honey, kenapa kau jadi sakit hati? Kenapa? Kau tak suka padanya kan honey? Jangan! Lebih baik jangan. Lalu apa yang harus aku lakukan kalau sudah begini?

Dering handphone mengagetkan Honey. Dia hanya melirik layar iPhonenya dan merasa hendak membanting ponselnya saja. Hamdan menelpon.

[Reject]

"Sheikh, jangan ganggu saya lagi." Honey memblokir nomer Hamdan.

+++

"Hon? Kau benar tidak apa-apa?" Clive bertanya terus dari tadi. Honey hanya mengangguk.

"Kau.. tidak sedih sama sekali heh?"

"Sudahlah Clive, jangan ganggu saya dulu. Saya harus menyelesaikan pekerjaan ini sebelum cuti nanti." Clive dengan ragu kembali ke pekerjaannya yang menumpuk dimeja.

Pintu ruangan mereka diketuk.

"Ms. Hadid? Ada yang mencari anda." Honey curiga. Dia menaikkan sebelah alisnya.

"Siapa?"

"Temui saja sendiri."

Siapa sih? Jangan-jangan Hamdan?

Dengan enggan honey keluar ruangan dan mengintip ke lobby. Hamdan sedang berjalan ke atas.

Aduh! Apa yang harus aku lakukan? Kabur honey kabur.

Honey kalang kabut mencari tempat sembunyi. Akhirnya dia memutuskan sembunyi di Toilet saja.

#Fazza


Fazza membuka pintu ruangan kerja Honey. Hanya ada Clive yang terkejut melihatnya.

"Sheikh?"

"Dimana Honey?"

"Barusan dia keluar untuk menemui orang yang mencarinya di lobby."

"Tidak, dia tidak menemui saya. Kemana dia kira-kira?" Clive mengangkat bahu.

"Apa dia membawa ponsel dan tasnya?" Clive menoleh ke arah meja kerja Honey. Tasnya masih ada disana. Fazza menghampiri meja itu dan membawa serta tas juga ponsel milik Honey.

"Sheikh, mau kau bawa kemana tas Honey?" Fazza tidak menjawab dan langsung keluar.

"Hmm permisi nona, apa kau melihat Honey?" Bertepatan dengan keluarnya honey dari toilet, wanita itu berkata,

"Itu disana Sheikh." Honey terkejut dan tertangkap basah.

Ah sial. Kau tak bisa kabur lagi Honey. Eh, kenapa dia membawa-bawa tasku?

Hamdan menghampirinya.

"Ikut saya ayo." Hamdan menarik tangannya. Tadinya Honey ingin berontak dan menghempas tangan itu. Tapi semua orang sedang memperhatikan mereka sekarang. Honey stay cool, dan menurut saja. Mereka naik ke cafetaria atas.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang