Last and begin again

3.9K 144 17
                                    

#Fazza

Hilal tiba-tiba menghampirinya yang sedang berdiri menunggu mempelai wanitanya, Honey. Hilal berbisik.

"Sheikh, Honey pingsan" 2 kata itu berhasil membuat Fazza nyaris menjerit kaget.

"Apa Hilal??!" tanpa banyak bicara dia berlari ke dalam mansion dengan panik. Meninggalkan para tamu yang kebingungan. Para penjaga yang takut akan terjadi sesuatu pun langsung mengekor Fazza masuk ke mansion.

Fazza langsung menuju ruangan dimana Honey dan ibunya seharusnya berada. Dia berhenti sebentar diambang pintu untuk mengatur nafasnya lalu dia menghampiri kerumunan kecil itu.

"Hamdan! Cepat bawa dia ke kamar." Ummunya berkata dengan panik. Tanpa banyak bicara Fazza menggendong Honey, membawanya ke kamar mereka nanti. Baru sampai didepan ambang pintu, Fazza melihat Sean yang pucat. Fazza ingin tak menghiraukan Sean dulu tapi Sean memanggilnya.

"Takkan kuampuni kau kalau sampai Honey kenapa-napa." dia menekankan tiap kata yang diucapkannya. Fazza hanya tersenyum masam lalu berjalan menuju kamarnya. Orang-orang mengikuti dari belakang, termasuk Sean. Saat Fazza sampai didepan kamarnya, sebelum ia masuk Fazza memerintahkan Hilal memanggil dokter lalu dia masuk ke kamar.

"Oh godsake, kalian semua mau masuk juga?! " Fazza berkata pada para penjaga yang malah cengengesan dan bubar. Sean masuk kedalam sesaat sebelum Fazza menutup pintu kamarnya.

"Apa-apaan Sheikh?! Kukira kau pria terhormat. Kau tau kan tidak boleh berduaan dalam kamar." Sean hendak menonjok Fazza tapi langsung ditangkis olehnya.

"Sean, kukira kau datang terlambat ya tadi."

"Apa maksudmu hah?! Pernikahanmu dengan Ameerah sama sekali tidak penting bagiku tau! Aku kesini untuk Honey. Minggir kau" Fazza mencegatnya masuk dam malah tertawa kering.

"Aku baru saja menikahinya, Sean. Aku tidak menikahi Ameerah atau gadis manapun tapi Honey."

#Sean

"Aku baru saja menikahinya, Sean. Aku tidak menikahi Ameerah atau gadis manapun tapi Honey." perkataan Hamdan mampu membuat kaki Sean seakan tak bertulang. Dia gemetar bukan main. Untung ada Hilal yang memegangi tangannya.

Apa yang baru saja pria ini katakan?! Bagaimana??

"Kau sudah gila Sheikh, kau gila tau! " Hilal menariknya menjauh dari Hamdan. Menuju ke luar mansion.


#Fazza

"Dia baik-baik saja, Sheikh. Hanya terkejut dan sepertinya dia kurang tidur akhir-akhir ini." Si dokter tersenyum sambil membereskan peralatannya untuk bersiap pergi.

"Syukurlah dok. Terimakasih ya." Fazza menjabat tangan sang dokter dan duduk disamping tempat tidur. Fazza mengelus kepala Honey berharap dia segera sadar. Ummunya mengantar sang dokter ke luar.

"Sheikh? Sebaiknya kau ke acara saja. Biar aku yang menjaga Honey disini. Kurasa para tamu sebentar lagi akan bubar kalau pengantinnya tidak ada, ya kan? " ibu mertuanya yang cantik itu membuat Fazza tersenyum.

Ibu benar juga, tapi aku sangat ingin bersama Honey hingga dia sadar. Tapi akan sangat tak sopan untuk tamu undangan.

"Baiklah, bu. Tolong jaga istriku ya." Fazza mencium tangan mertuanya lalu setengah berlari ke luar kamar.

****

Acara selesai dan Fazza kembali ke kamarnya dengan riang gembira. Seperti waktu dia kecil dulu, saat baba memberikannya kuda pertamanya. Dikamarnya masih ada Ibu mertuanya dan ummu. Dan tentunya Honey yang sudah mengganti gaunnya dengan abaya hitam. Dia merunduk saat melihat Fazza. Membuat Fazza gemas padanya.

Bagaimana bisa dia jadi pemalu begini haha

"Anak ummu cerah sekali hari ini." Kedua ibu-ibu itu berdiri dari sofa menghampiri Fazza. Ummunya memeluknya erat.

"Selamat ya sayang. Ummu bahagia sekali." Gantian, ibu mertuanya sekarang.

"Jaga Honey ya, nak. Aku sudah bilang padanya untuk patuh pada suami. Iya kan Honey?" Honey melah semakin salting. Dia mencungkil-cungkil kukunya sendiri tanpa alasan.

"Dan, kau boleh marahi saja dia kalau dia tidak mau membuatkan kami cucu malam ini." Perkataan ummunya membuat wajah Fazza merah, begitu pun Honey yang tiba-tiba menengadah dan cemberut.

"Ummu sudah ahhh.." dia merengek.

Aarggghh lucunyaa..

"Kami tinggal dulu ya. Selamat malam pengantin baru." Keduanya pergi dan Fazza mengunci pintu kamarnya. Dia tersenyum pada Honey yang malah memasang wajah horror yang menggemaskan. Fazza mendekat.

"Kau mau minum? Pucat sekali sih." Fazza duduk di kasur tak jauh dari sofa. Honey menggeleng. Fazza menuangkan segelas air dan memberikannya pada Honey.

"Thanks." Fazza memutuskan untuk beranjak ke kamar mandi saja. Sambil menunggu Honey agak tenang.

Selesai mandi, dia kembali menghampiri istrinya. Dia duduk disebelahnya.

"Kenapa Hun? Kau nervous sekali haha."

"Tidak lucu Sheikh! Kurasa.. Kurasa aku mau tidur saja." Honey berdiri tapi Fazza memegang lengannya.

"Katanya aku boleh memarahimu kalau kau tak mau.. "Belum selesai Fazza berkata, Honey menangis. Fazza bingung dan memeluknya.

"Tidak Hun aku takkan marah padamu, takkan pernah. Sudah ya. Ayo kita tidur saja."

"I love you Hamdan" tiba-tiba Honey berkata. Membuat fazza membeku karena bahagia.

"Aku tak ingin jadi istri yang buruk. Aku tak ingin kau marah."

"Jadi..?" Fazza tersenyum menggoda Honey.

"As you wish, Hubby" Honey susah payah tersenyum walau dia sangat nervous.

"I love you more, Eclaireopatra"

Fin..
The End..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang