Bagian 9

6.1K 728 13
                                    

Eun Hye's POV

Taehyung telah menyetujui pernikahan kami, aku tidak tahu bagaimana Seokjin appa bisa meyakinkannya. Aku tahu aku egois, aku menyetujui pernikahan ini untuk kepentinganku sendiri. Taehyung pasti membenciku, tapi aku sungguh tak ingin kembali ke ayah tiriku.

Pernikahanku dan Taehyung akan dilaksanakan tiga hari lagi, mendadak? Sangat memang. Ini dilakukan supaya ayah tiriku tidak menggangguku lagi, tentu saja pernikahan ini harus dilaksanakan secepatnya. Kami hanya akan mengundang keluarga dan beberapa teman dekat.

"Ingat Taehyung, sebaiknya kau jangan macam-macam pada Eun Hye dulu, kalian kan masih kuliah" kata Jihyun eomma bergurau

"Kalau tidak boleh macam-macam dulu kenapa dinikahkan sekarang, tidak nanti saja?" kata Taehyung. Pria ini benar-benar, kenapa harus menanggapi ucapan eomma sih?!

"Oh jadi kau sudah tidak sabar? Hmm pria memang seperti itu" eomma makin menggoda Taehyung

"Tentu saja pernikahan harus cepat dilaksanakan, supaya ayah Eun Hye tidak bisa macam-macam kepadanya" appa Seokjin yang baru datang langsung menanggapi pertanyaan Taehyung tadi

"Oh iya, kalian sudah mengundang teman-teman kalian kan?" tanya eomma

"Sudah" jawab Taehyung dan aku hanya mengangguk

"Bagus kalau begitu, ngomong-ngomong Jungkook mana?" oh iya, aku baru menyadari Jungkook tak ada di sini, kemana dia?

"Dia bilang akan main ke rumah temannya si Jimin" Taehyung menjawab

"Oh ya sudah, sudah malam kalian tidurlah" perintah eomma

"Baik eomma" jawabku

---

Aku tak bisa tidur malam ini, jadi aku berjalan-jalan ke halaman depan. Aku jadi memikirkan tentang Jungkook, sejak pernikahanku diputuskan dia jadi pendiam. Dia jadi jarang bicara padaku, kalau kutanya ada apa dia hanya menggeleng dan menjawab tidak apa-apa. Sungguh aku tidak mengerti akan perubahan sikapnya. Lamunanku buyar saat mendengar seseorang memanggil namaku

"Noona!! Noona... Eun Hye noona!" itu Jungkook, tapi mengapa cara berjalannya seperti itu? Aku menghampirinya

"Ah Jungkook, mengapa kau baru pul-- Hei! Kau mabuk?" tanyaku saat mencium bau alkohol

"Hmm" dia hanya bergumam dan mengangguk

"Bodoh! Kau ini belum cukup umur bagaimana bisa kau minum? Kalau sampai appa tahu kau pasti akan habis!" kesalku

"Jangan beritahu ayah kalau begitu" jawabnya enteng yang menambah kekesalanku

"Noona... Noonaa... Noona noona noona!!"

"Apa?" jawabku ketus

"Joahae (aku menyukaimu)"

"Mwo? Apa maksudmu?"

"Joa- ani saranghae noona"

"Apa yang kau-- tidak, kau sedang mabuk Jungkook,, cepat masuk ke dalam" perintahku, tapi dia tidak mendengar. Dia malah memelukku dan meletakkan dagunya di bahuku

"Aku menyukaimu, dari dulu aku menyukaimu noona. Aku sangat patah hati saat kau akan dinikahkan dengan hyung"
Jungkook menyukaiku? Benarkah? Tapi dia terdengar tulus saat mengatakannya.

"Noona, apa aku culik saja dirimu lalu menikahimu?" Katanya asal

"Micheoseo? Kau masih belum cukup umur untuk menikah bodoh! Cepat masuk dan bersihkan dirimu!"

"Hmm, kau benar, kalau begitu jangan menikah, tunggu aku besar. Atau aku ubah saja akte kelahiranku?" jawabnya makin ngelantur

"Kau itu sangat aneh, cepat masuk sebelum ada yang melihat!"

"Hmm" dia menggelengkan kepalanya di bahuku

"Aku tidak mau, biarkan seperti ini sebentar saja. Kumohon, hanya sebentar, aku ingin bersamamu sebelum kau jadi milik orang lain" aku hanya diam dan membiarkannya. Lama kelamaan aku merasa tubuhnya semakin berat dan napasnya teratur, sepertinya dia tidur. Ah anak ini, merepotkan saja!

Akhirnya kubawa Jungkook ke dalam. Aku sangat hati-hati membawanya, jangan samapai orang rumah tahu bahwa Jungkook mabuk. Saat sampai depan kamarnya aku mencoba untuk membuka kamarnya tapi tak bisa. Bocah ini ternyata mengunci kamarnya.

"Yak Jungkook! Mana kunci kamarmu?" aku mencoba membangunkannya tapi nihil, dia sangat pulas. Aku tak mungkin meminta kunci cadangan kepada oemma, bisa-bisa dia bertanya-tanya untuk apa, lalu aku harus menjawab apa? Akhirnya kuputuskan untuk membawa Jungkook ke kamarku. Jangan menghakimiku dulu, aku tidak bermaksud apa-apa. Kalau kubawa Jungkook ke kamar Taehyung, maka dia akan murka pada Jungkook.

Kubaringkan Jungkook di tempat tidurku. Aku membuka sepatu dan kancing atas kemeja Jungkook supaya dia nyaman, lalu aku menyelimutinya.

"Baiklah, sekarang aku tidur dimana?" monologku

"Sofa terlihat cukup bagus" akhirnya aku memutuskan tidur di sofa, tak mungkin kan aku tidur seranjang dengan Jungkook. Aku mengambil bantal dan tidur di sofa.

---
Jungkook's POV

Aku terbangun saat matahari mulai memasuki kamar. Ah, kepalaku sakit, pasti ini efek alkohol yang aku minum tadi malam. Aku melihat ke sekelilingku, ini bukan kamarku, aku tak punya poster boyband di kamarku. Lalu ini kamar siapa? Mataku tertuju pada gadis yang sedang tidur di sofa, jadi ini kamar Eun Hye noona. Tapi bagaimana bisa aku disini?

Aku beranjak dari tempat tidur dan mendekati sofa itu. Aku memandangi Eun Hye noona, dia cantik, bahkan menurutku sangat cantik. Hidung kecilnya, bibir tipisnya, sangat manis. Kuberanikan diri menyentuh wajahnya, sangat halus. Aku menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantiknya. Aku mendekatkat diri padanya, makin dekat dan dekat, bibirku hampir menyentuh pipinya sebelum

"Eun Hye kau su-- JUNGKOOK? APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!"

TBC

***
Thank's udah baca

-yo

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang