Bagian 23

6.8K 737 21
                                    

Malam ini Eun Hye sendirian di kamar hotelnya. Tadi sore Taehyung pamit untuk keluar sebentar, tapi sampai sekarang pria itu belum juga kembali. Eun Hye jadi khawatir memikirkannya, dia sudah mencoba untuk menghubungi Taehyung, tapi ponselnya tidak aktif, ia jadi makin khawatir sekarang. Tiba-tiba pintu kamar miliknya terbuka. Itu pasti Taehyung.

"Hei kau kemana saja?" tanya Eun Hye.

"Maaf, aku ada urusan tadi" jawab Taehyung.

"Kenapa ponselmu tidak aktif? Kau membuatku khawatir!" kesal Eun Hye.

"Maaf. Jangan marah, ganti bajumu cepat"

"Kenapa?"

"Ayo kita keluar, aku ingin mengajakmu keluar, kau pasti bosan disini" kata Taehyung.

"Benarkah? Baiklah" kata Eun Hye, ia bergegas pergi ke kamar mandi untuk ganti baju.

---

Eun Hye tidak percaya apa yang dilihatnya sekarang. Sebuah meja makan dengan dua kursi yang dihiasi oleh lilin-lilin. Jadi Taehyung mengajaknya untuk makan malam bersama, di sini? Romantisnya.

"Aku tidak bisa menyiapkan yang lebih bagus karena ini mendadak" kata Taehyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak bisa menyiapkan yang lebih bagus karena ini mendadak" kata Taehyung.

Eun Hye menggeleng. "Ini sudah cukup, terima kasih"

Taehyung tersenyum, ia menarik satu kursi dan mempersilahkan Eun Hye untuk duduk. Ia sendiri pun duduk di sampingnya.

"Tapi Taehyung-ah, kemasukan apa kau sampai jadi romantis seperti ini?" ledek Eun Hye.

Raut wajah Taehyung langsung berubah jengkel. "Kumohon jangan mulai lagi, aku sudah capek-capek menyiapkan ini untukmu"

"Iya, iya maaf"

Makanan mereka pun datang. Eun Hye dan Taehyung menghabiskan makanan mereka dengan lahap. Selagi makan, Taehyung mencuri-curi untuk mamandang Eun Hye.

"Apa? Jangan melihatku seperti itu, aku tahu makanku banyak" kata Eun Hye. Taehyung hanya tersenyum.

"Kenapa sih? Kenapa senyum-senyum seperti itu?" kata Eun Hye jengkel. Dia sudah selesai makan sekarang.

"Tidak apa-apa" jawab Taehyung masih dengan senyuman di bibirnya.

"Kau tahu, kau seperti orang gila. Kenapa kau terus saja tersenyum?" Eun Hye kesal, bukan karena ia tidak menyukai senyuman Taehyung. Tapi senyuman pria itu bisa membuat pipinya panas, ia tidak mau Taehyung melihatnya seperti itu.

"Eun Hye-ya" panggil Taehyung.

"Hmm"

"Eun Hye"

"Ada apa?"

"Kim Eun Hye" Eun Hye merasa malu saat Taehyung memanggilnya dengan marga pria itu. Ia berusaha untuk menyembunyikan senyumannya.

"A- apa?"

"Saranghae"

Eun Hye kaget. Pipinya memanas, jantungnya berdetak kencang. Apa yang Taehyung bilang tadi?

"M- mwo?"

"Saranghae. Saranghae Eun Hye-ya" ulang Taehyung.

"A- apa maksudmu? Jangan bercanda denganku Taehyung-ah, itu tidak lucu" jawab Eun Hye.

"Aku serius. Aku tidak bercanda. Aku tidak tahu kapan persisnya aku mulai menyukaimu, itu terjadi begitu saja. Aku merasa cemburu saat kau dekat dengan Jungkook, aku kesal setiap kau tersenyum kepadanya tapi kau tidak pernah tersenyum padaku. Sejak itu aku sadar, kalau aku jatuh cinta kepadamu" aku Taehyung.

"Aku terus mengganggumu supaya kau memperhatikanku, aku kesal kau selalu saja memperhatikan Jungkook. Kau berangkat bersamanya, pulang bersamanya, berbelanja dengannya, dan juga kau menanyakan menu makanan kepadanya, aku sebal. Jadi aku bilang kepada Ah Ra kau adalah pacarnya Jungkook" lanjut Taehyung.

'Aigoo manisnya...' batin Eun Hye. Dia tetap mendengarkan pengakuan Taehyung dengan seksama.

"Jadi... Pokoknya aku mencintaimu, itu saja" pungkas Taehyung.

Eun Hye mengulum bibirnya menahan senyum. Ia mencoba berbicara senormal mungkin. "Jadi, aku harus apa?"

"Apa kau juga cinta aku?" tanya Taehyung polos.

"Kau itu memang menyebalkan, suka pilih-pilih makanan, ceplas-ceplos, manja, tidak bisa diatur" jawab Eun Hye yang membuat senyum Taehyung memudar.

"Tapi itu semualah yang membuatmu istimewa dimataku. Jadi mungkin, aku juga telah jatuh cinta kepadamu Kim Taehyung yang menyebalkan" lanjut gadis itu.

Senyum Taehyung merekah. Tanpa aba-aba, ia menarik Eun Hye mendekat dan langsung mencium bibir gadisnya itu, melumatnya. Eun Hye pun mengalungkan lengannya di leher Taehyung. Taehyung menggigit kecil bibir Eun Hye meminta akses untuk memasukkan lidahnya. Eun Hye yang mengerti langsung membuka mulutnya. Taehyung melesakkan lidahnya masuk, menyentuh lidah Eun Hye. Lidah mereka saling bertaut, berperang lidah.

Setelah beberapa lama, Eun Hye menepuk pelan bahu Taehyung karena kehabisan napas, Taehyung yang mengerti melepaskan tautan mereka. Taehyung mengelap sudut bibir Eun Hye yang basah karena saliva hasil pertautan mereka tadi. Taehyung menempelkan dahinya ke dahi Eun Hye. Mereka masih terengah-engah karena kehabisan napas.

"Saengil chukkahae Eun Hye-ya" kata Taehyung.

"Tapi hari ulang tahunku besok" jawab Eun Hye sambil mundur memberi jarak antar wajah mereka.

"Ini sudah jam dua belas lebih, berarti sudah masuk hari ulang tahunmu" kata Taehyung melihat jam tangannya.

"Benarkah?"

"Aku adalah yang pertama memberi selamat kepadamu"

"Jadi tadi kau pergi untuk menyiapkan semua ini?" tanya Eun Hye.

"Tentu saja, dan ini hadiahku untukmu" kata Taehyung sambil mengambil kotak kecil dari saku celananya. Ia membuka kotak itu. Kalung.

Sebuah kalung cantik dengan bentuk liontinnya seperti matahari. Sangat cantik. Taehyung memasangkan kalung itu di leher Eun Hye.

"Ini memang tidak terlalu mahal, tapi ini adalah kalung hasil tabunganku sendiri" kata Taehyung.

"Apa kau suka?"

"Hmm, aku sangat menyukainya. Terima kasih" jawab Eun Hye senang.

"Aku sudah memberikan hadiahku kepadamu, sekarang giliranmu membalas hadiahku" kata Taehyung.

"Aku kan yang ulang tahun, kenapa aku yang harus memberi hadiah juga?" jawab Eun Hye.

"Pokoknya kau harus membalas hadiahku" mutlak Taehyung.

"Baiklah, apa yang kau mau?" pasrah Eun Hye.

"Ayo kita pulang"

"Loh? Pulang? Lalu hadiahmu?" tanya Eun Hye bingung.

"Hadiahku akan kudapatkan malam ini" jawab Taehyung seduktif. Eun Hye yang mengerti arah pembicaraan Taehyung langsung tersipu malu. Akhirnya Taehyung pun membawa Eun Hye kembali ke kamar hotel mereka.

Hanya mereka yang tahu kelanjutannya. Yang pasti, malam itu menjadi malam yang panjang untuk kedua pasangan muda yang tengah dimabuk cinta itu.

TBC

***
Sumpah deh, aku dag dig dug ser nulis chapter ini.

Ngomong-ngomong sampe sini aja ya, gak usah dilanjutin nanti ena, wkwkwk. Takut barangkali ada yang masih dibawah umur, jadi segini aja deh.

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang