Bagian 30

5.4K 608 10
                                    

Pagi ini Eun Hye bangun dengan keadaan Taehyung yang memeluknya. Eun Hye tersenyum melihat wajah tenang Taehyung saat tidur. Tampan. Satu kata yang bisa mendeskripsikan suaminya itu. Eun Hye menyingkirkan tangan Taehyung yang berada di perutnya. Ia lalu pergi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit mandi, Eun Hye pun selesai. Ia keluar dari kamar mandi dan melihat Taehyung yang masih tidur pulas. Dia pun berinisiatif untuk membangunkannya.

"Taehyung-ah, ireona" katanya sambil mengguncangkan tubuh Taehyung. Tidak ada jawaban.

"Taehyung-ah"

"Oppa!" kata Eun Hye, ia melihat Taehyung sedikit tersenyum dalam tidurnya.

'Jadi kau mau mempermainkanku ya? Baiklah Kim Taehyung, kuturuti maumu' batin Eun Hye.

"Chagiya, palli ireona!"

Taehyung tersenyum lagi, tapi dia tetap tidak membuka matanya.

Eun Hye menghela napas. "Kim Taehyung cepat bangun, atau kau mau kusiram air!" ancamnya. Taehyung pun membuka matanya.

"Aku kan ingin memdengar panggilan sayangmu padaku" rengeknya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kan tadi sudah kukatakan kan?"

"Kurang satu"

"Apa?"

"Yeobo"

"Tidak mau"

"Ayolah Eun Hye" rengek Taehyung.

"Baiklah. Yeoboya, palli ireona"

Taehyung tersenyum senang. "Morning kiss" katanya.

"Mwo?"

"Morning kiss sayang, morning kiss. Berikan aku morning kiss"

Eun Hye menghela napasnya lagi. "Kim Taehyung-ssi, cepat bangun SEKARANG!"

"Ck, iya iya aku bangun"

Taehyung beranjak dari tempat tidur. Namun, sebelum ia pergi ke kamar mandi, dia mencuri satu ciuman di bibir Eun Hye. Setelah itu ia langsung kabur ke kamar mandi.

"KIM TAEHYUNG!" kesal Eun Hye, namun setelahnya, gadis itu tersenyum.

Sambil menunggu Taehyung selesai, Eun Hye turun untuk menyiapkan makanan. Tapi, saat melewati kamar ibu mertuanya, ia tanpa sengaja mendengar permbicaraan ibu mertuanya dengan seseorang. Eun Hye tidak terlalu peduli dengan itu, ia pun kembali berjalan menuju dapur.

"Iya, Shin Eun Suk"

Satu nama itu membuat langkahnya terhenti. Shin Eun Suk? Dia kan ibu kandung Taehyung. Eun Hye menajamkan pendengarannya. Bukan maksudnya ingin menguping pembicaraan orang lain, hanya saja ia penasaran.

"Aku sebenarnya kasihan dengannya. Tapi apa boleh buat, sudah saatnya dia untuk mati"

'Sudah saatnya? Maksudnya?'

"Kita kan hanya jadi perantara malaikat perncabut nyawa"

'Perantara malaikat? Apa sih maksud ibu? Dia sedang bicara dengan siapa?'

"Tapi obat yang kau berikan memang sangat manjur. Hanya dalam waktu satu minggu saja, dia sudah mati"

Eun Hye semakin bingung dengan arah pembicaraan ini. Malaikat pencabut nyawa? Obat? Seminggu? Mati? Apa maksud semua itu? Apa mungkin... Ah tidak, itu tidak mungkin.

Tanpa sadar pembicaraan ibunya sudah selesai. Eun Hye buru-buru pergi dari tempat itu.

---

Seharian ini Eun Hye sibuk memikirkan pembicaraan ibu mertuanya tadi pagi. Sedari tadi ia melamun di kasur sambil bersandar di dashboard ranjang. Taehyung melihat Eun Hye yang melamun sedari tadi hanya menatap bingung.

"Kau kenapa?" tanya Taehyung.

Eun Hye langsung menegakkan tubuhnya. "Taehyung-ah" panggilnya.

"Hmm" jawab Taehyung. Pria itu sedari tadi sedang membaca koran di kursi yang ada di dalam kamar mereka.

"Kau bilang, ibumu meninggal karena sakit kan?" tanya Eun Hye.

Taehyung menutup koran yang dibacanya. "Iya, memangnya kenapa?"

"Berapa lama ibumu sakit?"

Taehyung terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab. "Sekitar... 1 minggu mungkin?" jawabnya. "Memangnya kenapa sih? Kok kau jadi penasaran sekali?"

"Ani, bukan apa-apa. Hanya penasaran saja"

Taehyung hanya mengangguk mengerti dan kembali membaca korannya sambil sesekali menyeruput kopi yang Eun Hye buat.

"Taehyung-ah" panggil Eun Hye lagi.

"Apa?"

"Bagaimana ayahmu itu akhirnya bisa menikahi Jihyun eomma?"

Taehyung meletakkan korannya. Ia berjalan ke ranjang tempat Eun Hye, lalu mendudukkan dirinya di depan Eun Hye. Tiba-tiba Taehyung mencubit kedua pipi Eun Hye.

"Kau ini kenapa jadi ingin tahu sekali sih?" kata Taehyung sambil masih mencubit pipi Eun Hye.

"Aw aw aw, sakit Taehyung, lepaskan" rengek Eun Hye, Taehyung pun melepaskan cubitannya.

"Aku kan hanya ingin tahu tentang keluargamu. Kau sudah tahu masa laluku, sedangkan aku belum tahu. Itu kan tidak adil, aku juga ingin mengetahui masa lalu suamiku. Apa itu salah?" kesal Eun Hye.

"Baiklah akan kuberi tahu"

Eun Hye menatap Taehyung penuh minat. Ia tidak sabar ingin mendengarkan cerita Taehyung dan menjawab semua pertanyan di otaknya.

"Jihyun eomma itu dulunya adalah sekertaris ayah, dia juga adalah sahabat ibu. Ia sering berkunjung ke rumah dan membelikan aku dan Jungkook mainan. Dia sangat baik. Saat ibu sakit pun, dia setia menjengukdan menemani ibu sampai ibu meninggal. Ibu juga lah yang meminta ayah untuk menikahi Jihyun eomma" jelas Taehyung.

"Itu artinya, dia sering keluar masuk rumah ini, iya kan?"

"Hmm, dia sering membuatkan kami cemilan dan juga makanan" kata Taehyung.

"Itu berarti dia punya peluang besar untuk me—"

"EONNI" kata-kata Eun Hye terpotong karena Taeyeon tiba-tiba masuk ke kamar mereka.

"Taeyeon-ah, ada apa?" tanya Taehyung.

"Aku ingin main dengan kalian, aku bosan"

"Biasanya kau main dengan Jungkook, kemana dia?" tanya Eun Hye.

"Ke rumah Jimin oppa. Ah aku sebal sekali, Jungkook oppa selalu saja main di rumah Jimin oppa" kata Taeyeon sambil cemberut.

Taehyung dan Eun Hye tersenyum melihat tingkah Taeyeon itu. "Baiklah, ayo kita main!" seru Taehyung sambil menggendong Taeyeon keluar dari kamar.

"Eonni tidak ikut?" tanya Taeyeon.

"Sebentar ya sayang, nanti eonni menyusul" kata Eun Hye. Taehyung dan Taeyeon pun keluar untuk main.

'Sebenarnya apa hubungan antara kematian ibu Taehyung dan juga Jihyun eomma? Aku jadi penasaran'

TBC


Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang