Bagian 38

5.2K 598 22
                                    

"Jadi... Kurasa kau berhutang cerita padaku, noona" kata Jungkook sambil melirik perut Eun Hye yang membuncit.

"Ah, geugo... Sebenarnya begini ceritanya...

Flashback on

"Eun Hye-ya, apa yang terjadi? Kenapa kau tiba-tiba ingin tinggal di rumahku?" tanya Min Ji pada sahabatnya ini. Tengah malam ia ditelpon oleh Eun Hye, dan wanita itu bilang kalau ia ingin tinggal di rumahnya di Daegu.

"Aku meninggalkan rumahku Ji-ya" jawab Eun Hye lesu.

"Tapi, kenapa?" Min Ji sangat bingung, apa yang terjadi pada sahabatnya ini. Yang ia tahu, selama ini Eun Hye bahagia dengan Taehyung. Memang Eun Hye bilang awalnya mereka selalu bertengkar. Eun Hye selalu bercerita kepada Min Ji dan Ae Ri, walaupun hanya lewat telpon.

"Ini semua untuk kebaikannya"

"Kebaikan macam apa Hye-ya?"

"Dia mungkin bisa melukai Taehyung lagi"

"Siapa? Kenapa? Ceritakan padaku sejelas-jelasnya" tegas Min Ji.

Eun Hye pun menceritakan kejadian yang dialaminya. Mulai dari ia yang mendengar percakapan ibu mertuanya sampai dengan kejadian Jihyun yang mengancamnya.

"WANITA IBLIS!" maki Min Ji setelah mendengar cerita Eun Hye. "Bagaimana bisa ada orang yang seperti itu? Benar-benar serigala berbulu domba"

"Biarkan aku tinggal di sini Ji-ya"

"Tapi, tidakkah kau ingin melaporkan wanita itu ke polisi?"

"Aku tak punya bukti yang cukup kuat"

"Kau benar juga"

"Maka dari itu, biarkan aku tinggal disini" mohon Eun Hye.

Min Ji tersenyum. "Tanpa kau minta pun aku dengan senang hati mengijinkanmu" jawabnya.

"Gomawo Min Ji-ya, kau memang sahabat terbaikku" kata Eun Hye. Dua sahabat itu pun akhirnya berpelukan untuk melepas rindu.

"Sekarang kau istirahatlah, kau sudah makan atau belum?" tanya Min Ji setelah mereka selesai berpelukan.

"Belum, sih. Tapi aku tidak lapar. Aku ingin istirahat saja, aku merasa lelah dan pusing"

"Baiklah, kamarmu yang paling depan"

"Gomawo, jaljjayo Min Ji-ya" Eun Hye pun melangkah menuju kamarnya.

Namun, baru beberapa langkah, tubuh Eun Hye sudah goyah. Ia hampir pingsan. Dia bisa saja jatuh kalau Min Ji tidak bergerak cepat untuk menahan sahabatnya itu.

"Yak! Kau kenapa?" panik Min Ji setelah melihat wajah Eun Hye yang begitu pucat.

"Aku baik-baik saja, mungkin hanya kelelahan"

"Kau ini, kan sudah kubilang datanglah besok pagi. Sekarang lihat, kau sendiri kan yang terkena akibatnya. Angin malam itu tidak baik untuk kesehatan Hye-ya" kesal Min Ji.

"Ne, arraseo. Aku akan menurutimu lain kali"

"Kapan kau menurutiku? Dari dulu kau selalu saja membantah perkataanku. Kau tahu, kau itu menyebalkan"

Eun Hye merasa kepalanya semakin pening saat mendengar ocehan Min Ji. "Ya, baiklah. Tolong diam, kepalaku pusing sekali"

Min Ji menghela napas berat. "Baiklah, kutuntun kau kekamarmu"

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang