Part 12

110 12 16
                                    

Langsung aku publish 2 chapter sebagai penebusan dosa.
Berhubung tukang kritik dan ngomelnya a.k.a bch_90 mau baca cerita ini setelah aku paksa... jadi aku usahain buat update cerita lagi..

Please enjoy... ≧ω≦

=======================

Butuh waktu 1 hari untuk Yusa istirahat  di rumah. Ketika kembali ke kampus, dia langsung disambut oleh teman-temannya, menceritakan kejadian kemarin dan memuji Yusa karena berkat Yusa mereka bisa tahu nomor telepon para personil 'GOTH'.

Yusa baru kembali beraktivitas sebagai Hina keesokan harinya. Dengan susah payah dia membujuk paman dan bibinya untuk mengijinkannya kembali bekerja dan tinggal di apartemennya lagi. Dia tidak suka meninggalkan apartemennya kosong terlalu lama. Dengan Hiro sebagai jaminannya, Yusa berjanji untuk menjaga kondisinya.

"Kau yakin sudah sehat? Aku tidak bisa merubah jadwalmu lagi loh!" Tanya Hiro.

"Aku sudah sehat kok. Lagipula aku mau menyelesaikan pekerjaanku dengan 'GOTH' secepatnya. Aku tidak nyaman terlalu lama bekerja bersama mereka seperti ini."

Hiro tidak lagi mengatakan apa-apa dan kembali menatap ke depan karena dia sedang menyetir. Yusa sudah berdandan sebagai Hina untuk pembuatan video clip nya dengan personil 'GOTH'. Dia berniat menyelesaikannya hari ini.

Sesampainya mereka di lokasi shooting, sudah terlihat para kru sedang mempersiapkan latarnya. Hiro langsung menghampiri sutradara dan para kru untuk meminta maaf atas kondisi Hina.  Kedua orang itu disuruh menunggu di ruang tunggu dan Hina juga harus merias wajahnya. Sebelum ke ruang tunggu, Hina meminta ijin untuk pergi ke toilet dan meninggalkan Hiro.

Setelah dari toilet, langkah Hina yang ingin kembali ke ruang tunggu terhenti ketika mendengar suara petikan bass. Dia pergi ke arah sumber suara itu dan melihat Shinji yang terlihat fokus memainkan bass-nya yang entah kenapa membuat Hina terpana. Sosok Shinji saat bermain bass terlihat sangat berbeda dan tanpa sadar membuat detak jantung Hina berdetak cepat.

'Bagaimana bisa aku deg-degan melihatnya?' Tanya Hina dalam hati, berusaha untuk mengendalikan dirinya lagi. Tanpa dia sadari, Shinji sudah menghentikan permainannya dan melihat Hina berdiri terpaku.

"Oh... Hina-san... Kau sudah sampai. Bagaimana kondisimu?" Tanya Shinji mulai menghampiri Hina yang entah kenapa menjadi gugup.

"Iya... Aku sudah baikan. Berkat kalian juga." Ucap Hina mencoba untuk tenang dan menjadi Hina yang selalu tenang dan santai. "Aku minta maaf ya, karenaku jadwal kalian jadi mundur."

"Tidak apa-apa. Syukurlah kalau kau sudah sehat. Tapi kau harus menjaga kondisimu, kami cukup khawatir loh."

"Aku minta maaf."

"Sudah... sudah... Lagipula kami juga jadi bisa istirahat kemarin karena jadwal shooting-nya tertunda." Ucap Shinji yang tiba-tiba terlihat sedih membuat Hina heran.

"Kenapa?"

"Aaah... tidak. Kemarin kami berniat kumpul dengan teman kecil kami, tapi sayangnya salah satu dari mereka juga sakit. Kami tidak bisa menjenguk, jadi hanya meneleponnya." Jelas Shinji dan Hina langsung sadar kalau cowok itu sedang membicarakan dirinya.
"Dia sakit karena hujan-hujanan denganku. Aku merasa tidak enak tidak bisa menjenguknya."

"Ooh... tapi... kurasa dengan kau meneleponnya, sudah cukup membuatnya merasa baikan." Jelas Hina membuat Shinji menatapnya. Cewek itu langsung menunduk berusaha menyembunyikan ekspresinya. "Tapi... itu menurut pendapatkanku."

My Secret IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang