Hi temen-temen..
Beribu-ribu maaf nih aku ucapin karena baru bisa posting.
Sebulan kemarin ideku mati terus karena dinas luar terus jadi ga punya waktu untuk diri sendiri, idenya makin mati..
Maaf banget yaa,
Pengennya aku sih posting cerita yang emang benar-benar udah mateng jadi makanya lama baru posting.
Buat yang lupa sama ceritanya mungkin bisa dibaca lagi :3Sekali lagi maaf banget ya
Please enjoy :3
================================
Keesokan harinya, mau tidak mau Yusa harus pergi ke kampus. Meskipun suasana hatinya masih buruk setiap kali memikirkan kejadian semalam. Entah kenapa air matanya tidak bisa keluar tapi dia merasa masih ada yang mengganjal dihatinya.Terlebih lagi dia memimpikan Shinji di saat dia sudah memutuskan untuk tidak terlibat lebih jauh dengan cowok itu dan membuat Yusa menjalani harinya dengan kepala kosong. Tidak ada mata kuliah yang masuk ke otaknya karena terlalu sibuk melamun. Sampai kedua sahabatnya menariknya dan mengajaknya ke kantin berusaha untuk mengembalikan pikiran Yusa.
"Kau baik-baik saja Yusa? Pandanganmu kosong begitu." Tanya Ran khawatir.
"Kami mengintip kalian semalam. Dan kenapa kau datang sebagai Hina?" Tanya Anzu.
Yusa hanya menghela nafas mendengar pertanyaan sahabatnya itu dan dia menyenderkan kepalanya di meja sambil berpikir.
"Aku juga tidak tahu apa yang kulakukan semalam. Yang aku tahu aku hanya ingin menemui Shinji dan menolaknya karena aku tidak mau dia menang taruhan." Jawab Yusa lesu.
"Kau yang menolaknya dan kau juga yang sedih." Celetuk Anzu yang membuat Yusa menggerutu. "Mereka sudah membatalkan taruhan itu."
Anzu pun menceritakan kejadian waktu di ruang ganti semalam. Melihat sahabatnya marah-marah membuat perasaan Yusa sedikit lebih baik. Dia juga tertawa ketika mendengar sahabatnya bilang ke personil 'GOTH' kalau Yusa fansnya Hina. Tidak menyangka temannya sekreatif itu mencari alasan yang terlihat bodoh.
"Setidaknya aku harus melihat kenyataan kalau mereka menyukai Hina karena penampilannya. Aku sudah berusaha memperingatkan diri sendiri tapi mengetahui kenyataan itu cukup membuat sakit hati."
"Yusa... Apa kau benar-benar menyukai Shinji?" Tanya Ran bersimpati.
"Entahlah Ran... Mungkin aku hanya termakan rayuannya Shinji. Untung saja mereka pergi dua bulan jadi aku bisa menjernihkan pikiranku. Yang pasti, aku tidak akan bertemu Shinji sebagai Hina lagi. Hanya itu yang bisa kulakukan karena aku tidak mau menjadi koleksinya. Aku takut kalau Hina termakan rayuannya lagi."
"Yaaah... yang kita bicarakan itu penakluk cewek jadi aku bisa mengerti. Mungkin aku juga akan menyukainya kalau dirayu Shinji." Celetuk Ran membuat kedua sahabatnya dengan malas melirik ke arahnya.
"Loh, iyakan? Sekalipun kita tahu dia playboy, tapi siapa yang menolak didekati cowok seganteng Shinji?""Ehem... aku merasa tersanjung Ran." Ucap suara yang tiba-tiba muncul dari samping ketiga cewek itu dan membuat mereka kaget.
"Shi... Shinji?!"
"Hai..." Sapa Shinji.
"Kau... mendengar pembicaraan kami?" Tanya Anzu terlihat panik.
"Tidak. Cuma dengar Ran bilang siapa yang menolak didekati cowok seganteng aku. Terima kasih loh Ran." Ucap Shinji dengan senyum menawannya membuat ketiga cewek itu menunduk dan jelas Yusa langsung sebal melihat cowok itu.
"Apa yang kau lakukan di sini Shinji?" Tanya Ran berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Hmmm... aku ada urusan sebentar dan... boleh aku pinjam Yusa? Aku ingin bicara dengannya? Aku ingin minta maaf." Jawab Shinji sedikit membuat Yusa terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Identity
RomansHinamori Yusa seorang cewek bertubuh tinggi dengan potongan rambut pendek seperti cowok dan selalu memakai kaca mata. Gaya berpakaiannya tidak pernah stylish dan selalu bergaya seperti cewek tomboy. Hanya 3 orang yang tahu rahasianya yaitu kedua sa...