Part 34

39 4 1
                                    

"Kau... Membohongiku? Membohongi... Kami semua...?! Berbulan-bulan kita berteman, kau anggap kami apa?! Aku sampai mengejarmu seperti ini...?!" 

Ucapan Shinji itu terus terngiang di kepala Yusa.

Setelah Shinji pergi dari ruangan, yang bisa Yusa lakukan hanya menangis dipelukan Hiro. Dia tidak menyangka kalau identitasnya ketahuan dengan cara seperti ini. Jauh lebih buruk seandainya Yusa jujur dari awal tentang identitasnya. Atau mungkin sama saja. Pada akhirnya Shinji tetap akan melihatnya sebagai pembohong dan dia juga pasti sudah mengatakan yang sebenarnya kepada seluruh personil 'GOTH'. Seperti yang sudah Yusa niatkan sebelumnya, mungkin ini memang waktu yang tepat karena pada akhirnya Yusa juga tidak akan menemui personil 'GOTH' lagi.

Setelah lelah menangis, Yusa meminta Hiro untuk mengantarnya pulang. Dia tidak peduli meskipun dandanannya sebagai Hina luntur, yang dia inginkan hanyalah waktu untuk menyendiri di apartemennya. Sepupunya itu hanya bisa diam menuruti keinginan Yusa sambil memakaikan topi dan kaca mata, menutupi wajah Hina. Sebenarnya Hiro ingin sekali memukul Shinji karena sudah bersikap kasar kepada Yusa, tapi dia berusaha menahan dirinya karena Yusa lebih membutuhkannya.

Sesampainya di apartemen, Yusa langsung masuk ke kamar tanpa menghapus dandanannya. Hiro hanya bisa diam melihat sepupunya karena dia tahu mental Yusa yang sedang drop seperti itu tidak akan bisa mendengarkan apapun. Dia hanya bisa menunggu sampai Yusa tenang dengan sendirinya. Anzu dan Ran juga meneleponnya menanyakan keberadaan Yusa dan kedua sahabatnya itu langsung menuju ke apartemen.

"Yusa di mana?" Tanya Anzu ketika mereka sampai di apartemen Yusa.

"Tewas di kamarnya." Jawab Hiro sambil menonton televisi di ruang tengah.

Anzu dan Ran langsung masuk ke kamar Yusa menghampiri cewek yang sedang terkapar, menutupi kepalanya dengan bantal di tempat tidurnya. Tidak banyak yang bisa dikatakan Anzu dan Ran. Mereka hanya menepuk punggung Yusa bermaksud menenangkannya. Yusa yang sudah lelah menangis hanya bisa diam merasakan tepukan dari Anzu dan Ran.

"Kami baru saja bertemu dengan 'GOTH'." Ucap Anzu yang tidak direspon oleh Yusa

"Ini bukan salahmu, Yusa." Tambah Ran yang juga tidak direspon. Cukup lama Yusa tidak merespon apapun perkataan dua sahabatnya itu sampai Anzu kesal dan memukul punggung Yusa membuat cewek itu kesakitan.

"Sakit Anzu!!" Gerutu Yusa.

"Berhenti menyalahkan diri sendiri!!" Omel Anzu membuat Yusa tertegun. "Kaukan tidak bermaksud membohongi mereka. Kalau mereka merasa kita belum mempercayai mereka, bukankah itu memang benar? Bagaimana kita bisa percaya dengan sifat mereka seperti itu?"

"Aku tidak yakin kau benar-benar berpikir seperti itu, Anzu. Apa mereka memang benar-benar tidak bisa dipercaya?!" Ucap Yusa yang mulai bangun dan duduk di tempat tidurnya sambil memeluk bantal.

"Seandainya aku lebih dulu mengatakan kepada mereka jati diriku yang sebenarnya, aku yakin mereka tidak akan membocorkan rahasia ku pada media. Permasalahannya adalah rasa takutku setelah mereka tahu yang sebenarnya... hal ini lah yang terjadi. Aku terlalu takut melihat ekspresi kecewa mereka kalau Hina tidak secantik yang mereka lihat dan pastinya mereka tidak akan mau menemuiku lagi. Dan pengaruhnya pasti ke kalian juga..."

"Kau itu kalau sudah disuruh berpikir selalu rumit ya! Padahal kalau kuliah otaknya jarang dipakai berpikir." Celetuk Anzu membuat Yusa cemberut. "Kalau kau berpikir kau salah karena merahasiakan jati dirimu, kau tinggal minta maaf kepada mereka. Kalau memang mereka tidak memaafkanmu dan tidak mau menemuimu lagi setelah tahu yang sebenarnya, berarti kita tahu pertemanan mereka hanya sebatas pencitraan dari luar saja. Untuk apa menemui orang-orang yang berpikiran sempit seperti mereka?!"

"Anzu benar... Selama ini mereka melihat kita sebagai teman terdekat mereka. Tapi apa memang kita sedekat itu dengan mereka? Lagipula rahasia kalau kau itu Hina bukanlah hal yang bisa dikatakan dengan mudah. Siapa juga yang akan percaya kalau kau mengatakannya langsung?!" Tambah Ran membuat Yusa dan Anzu menoleh ke arahnya.

"Benar juga sih... Tidak akan ada yang percaya kalau seandainya Yusa bilang 'Heeii... Hina itu aku looh...'." Ucap Anzu yang cukup lama mereka terdiam sampai akhirnya Yusa tidak bisa menahan tawanya.

"Yaah... Sejauh itu sih image-ku dibandingkan dengan Hina. Mereka pasti akan tertawa seandainya aku bilang seperti itu ya." Tambah Yusa masih sambil tertawa.

"Mungkin mereka akan mempertanyakan kejiwaanmu, Yusa." Ledek Ran.

Untungnya kedatangan Ran dan Anzu di kamar Yusa cukup membuatnya merasa lebih tenang. Yusa pun menceritakan kejadian ketika Shinji mengetahui rahasianya. Yusa sampai tidak bisa berkata apa-apa karena terlalu takut melihat sikap Shinji berubah 360 derajat dampai membentak seperti itu.

"Kau tidak mau mencoba meminta maaf kepada mereka? Khususnya Shinji?!" Tanya Ran membuat Yusa tersenyum sedih.

"Dia tidak akan mau bertemu denganku lagi. Lagipula aku sudah janji pada Hiro untuk tidak berhubungan lagi dengan mereka. Khususnya Shinji." Jawab Yusa berusaha menahan rasa sepinya membayangkan tidak bisa tertawa dengan personil 'GOTH' lagi.

"Kau dilarang berhubungan lagi kan karena kau tidak mau jati dirimu ketahuan. Sekarang kan mereka sudah tahu, apalagi yang menghalangimu bermain dengan mereka?" Tambah Anzu.

"Iya... Selain Shinji, kurasa mereka mau memaafkanmu kalau minta maaf." Ucap ran sambil menepuk pundak Yusa. "Selain Shinji loh yaa... Hhee..."

"Hmmm... Sekalian saja kau minta maaf pada Shinji juga. Aku mau lihat reaksinya." Ucap Anzu dengan senyum jahilnya.

"Mana mungkin dia mau menemuiku!! Lagipula... Aku terlalu takut untuk bertemu dengan mereka."

"Haaaa~ah dari dulu kau memang selalu jadi pengecut Yusa! Kau bahkan rela melepas rasa suka mu pada Shinji seperti ini tanpa menjelaskan apapun padanya?!" Omel Anzu lagi.

"Ooi... Kenapa malah membahas perasaanku? Lagipula sudah jelaskan aku harus menyerah. Hina yang sangat disukainya ternyata aku. Shinji tidak mungkin menyukaiku." Sahut Yusa membuat kedua sahabatnya itu menghela nafas.

"Lihat saja! Aku akan membuat Shinji mau bertemu denganmu. Dan kau harus minta maaf padanya." Celetuk Anzu.

"Kalian berdua. Berhenti mengganggu Yusa!" Sahut Hiro yang muncul dari balik pintu kamar Yusa yang sudah terbuka. "Aku tahu niat kalian membantu Yusa, tapi kalau itu hanya akan menyakiti hati Yusa, sebaiknya memang dia tidak perlu bertemu dengan Shinji lagi."

"Tapi Hiro..."

"Aku belikan makanan untuk kalian. Yusa, juga. Kau harus makan bersama kami." Ucap sepupunya itu dengan tatapan yang mengatakan kalau dia tidak mau berdebat dan harus menurutinya.

Mau tidak mau ketiga cewek itupun keluar kamardan menikmati makanan yang dibeli Hiro. Setidaknya rasa frustasi Yusa saat inisudah berkurang berkat keberadaan orang-orang yang menyayanginya.

**

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Secret IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang