Pagi harinya, Yusa terbangun dengan mata sembab. Dia menghela nafas panjang ketika mengingat kejadian semalam. Setelah marah-marah dengan personil 'GOTH', Yusa langsung pergi dari tempat itu dan kedua sahabatnya juga mengikutinya. Melihat kondisi Yusa yang menangis, jelas membuat sahabatnya tidak bisa meninggalkannya. Yusa baru merasa tenang ketika sampai di apartemennya. Awalnya Anzu dan Ran ingin menginap dan menemani tapi Yusa menolak karena dia ingin menenangkan pikirannya.
Yusa masih sakit hati mengingat dirinya dijadikan bahan taruhan. Bodohnya dia sempat terlena karena ucapan Shinji yang mengatakan kalau dia akan menghapus semua nomor cewek di handphone-nya dan hanya mau dirinya.
Membayangkan tatapan serius Shinji jelas membuat Yusa tertawa miris. Tentu saja Shinji hanya mau Hina, karena bagaimanapun juga dia ingin menang taruhan itu. Yusa juga mengingat ucapan Shinji yang hanya menginginkan cewek cantik. Semalaman dia hanya menangisi kebodohannya yang ingin mempercayai mereka.
Setidaknya sekarang Yusa harus membuka matanya. Kejadian semalam membuat sadar kalau dia memang tidak boleh suka dengan public figure karena hanya akan membuatnya sakit hati. Dia harus menutup hatinya dan kembali menjaga jarak. Dari awal Hina juga tidak menjalin pertemanan dekat ataupun kencan dengan cowok manapun karena dia harus menjaga identitasnya.
"Aaarrghh!! Kenapa aku mengomel semalam?!" Gerutu Yusa yang pemikirannya sudah bercampur aduk.
Meskipun dia sakit hati, tidak seharusnya dia mengomeli personil 'GOTH' seperti itu. Mereka bahkan tidak tahu kalau Hina itu Yusa. Saat ini perasaan dan pemikirannya tidak sejalan. Selama ini Yusa tahu kalau mereka selalu menjadikan cewek sebagai bahan taruhan. Meskipun Yusa tidak suka, tapi dia hanya diam karena dia tahu itu bukan urusannya. Dan cewek yang dijadikan taruhan selalu cewek yang berdandan menor dan terlihat norak. Dia tidak habis pikir kenapa Hina bisa masuk ke daftar taruhan mereka?!
Tapi terlepas dari itu semua, sekarang dia tidak punya muka lagi di depan 'GOTH'. Mereka pasti menganggapnya aneh karena sudah marah-marah hanya karena Hina dijadikan taruhan. Dia hampir saja membocorkan rahasianya. Mungkin Yusa juga tidak bisa menjawab seandainya mereka menanyakan kenapa Yusa baru marah setelah sekian lama mereka sering taruhan.
"Bodoh!" Gerutu Yusa merasa frustasi. "Kurasa mereka tidak akan menghubungiku lagi. Setidaknya kalau Yusa putus hubungan dengan mereka, aku harus membuat Shinji menyerah. Hina harus putus hubungan dengan semua personil 'GOTH'"
Bunyi dering telepon membuatnya kaget dan sadar dari lamunannya. Dia terkejut melihat nama yang meneleponnya adalah Youhei.
"Kenapa dia meneleponku?" Tanya Yusa bingung tapi tidak mau dia angkat. Tidak lama Yuichi yang menelepon dan membuat Yusa semakin takut. Dia tidak mau berharap dengan kebaikan mereka lagi.
Setelah itu teleponnya berdering yang ternyata dari Ran dan Yusa mengangkatnya.
"Yusa... Kau baik-baik saja?" Tanya Ran.
"Aku tidak baik-baik saja Ran. Baru kali ini aku dipermainkan." Keluh Yusa membuat Ran prihatin.
"Maaf ya... Aku yang sudah mengenalkannya padamu. Ternyata mereka menyakitimu sebagai Hina."
"Bukan salahmu Ran. Aku yang lemah karena rayuan padahal aku selalu mengingatkan diriku untuk tidak termakan rayuan Shinji. Aku sedang intropeksi diri." Jelas Yusa.
"Apa yang akan kau lakukan? Konser besok... Apa kau akan datang?" Tanya Ran.
"Aku tidak tahu, Ran. Aku harus menata dan menguatkan hatiku dulu.""Aku tahu kau kuat Yusa. Setidaknya beri mereka sedikit pelajaran. Haa~ah kenapa di saat seperti ini aku harus bekerja dengan mereka. Aku juga tidak ingin melihat mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Identity
RomanceHinamori Yusa seorang cewek bertubuh tinggi dengan potongan rambut pendek seperti cowok dan selalu memakai kaca mata. Gaya berpakaiannya tidak pernah stylish dan selalu bergaya seperti cewek tomboy. Hanya 3 orang yang tahu rahasianya yaitu kedua sa...