Part 10

120 10 7
                                    

"Hachi!!"

"Kau flu Hina?" Tanya Hiro. Hina berusaha menahan bersinnya karena tidak ingin sepupunya khawatir dan dia juga tidak mau shooting-nya batal hanya karena ketahuan dia sakit.

Hari ini sepulang kuliah dia ada jadwal shooting video clip dengan personil 'GOTH'. Permasalahannya karena dia kemarin kehujanan ketika jalan dengan Shinji, kondisi badannya mulai tidak enak. Dia berusaha menyembunyikannya dari Hiro dan bersikap baik-baik saja. Menurutnya gejala flu seperti ini bukan hal yang harus dikhawatirkan. Setidaknya besok jadwalnya off jadi dia harus menahan diri untuk istirahat.

"Aku baik-baik saja kok, Hiro." Sangkal Hina berakting baik-baik saja.
"Aku ke ruang rias dulu ya. Yang lain pasti sudah menunggu." Belum sempat Hina berbalik, Hiro sudah menarik tangannya dan menempelkan kepalanya ke kening Hina, mengecek suhu tubuhnya.

"Hmm... tidak demam." Ucap Hiro memastikan kalau artisnya itu baik-baik saja.

"Sudah kubilang aku baik-baik saja! Tadi aku bersin karena debu kok. Ayo pergi." Hina langsung melepaskan genggaman tangan sepupunya itu dan buru-buru pergi ke ruang rias.

Sesampainya di ruang rias, Hina sudah disambut oleh penata riasnya. Karena Hina cewek sendiri, dia dandan di ruang terpisah. Untungnya Hiro tidak mengikutinya ke ruang rias karena harus menyapa para kru. Dia juga sudah menyiapkan suplemen agar tidak drop saat shooting nanti. Entah kenapa dia tidak ingin jadwal hari ini gagal. Dia ingin segera menyelesaikan urusannya dengan 'GOTH'.

Ketika Hina sudah selesai didandani, ada yang mengetuk pintu ruangannya dan melihat Shinji di balik pintu itu. Cowok itu mengajak Hina untuk segera ke halaman belakang gedung karena disitulah lokasi shooting mereka hari ini.

"Waah... kau cantik seperti biasanya ya." Ucap Shinji yang membuat Hina sedikit terkejut.

"Ah... terima kasih." Ucapnya berusaha mengendalikan diri.
"Oh iya, kenapa kau yang memanggilku? Mana manajerku?"

"Tadi aku yang menawarkan diri untuk memanggilmu. Lagipula, aku ingin mengobrol banyak denganmu, Hina-san." Jelas Shinji dengan senyum yang biasa dia pakai untuk memikat hati para cewek.

'Dasar playboy!' Gerutu Hina dalam hati.

"Oh iya, bicara tentang manajermu... Memangnya tidak apa? Kalian merahasiakan hubungan kalian ya?"

"Eh? Apa maksudmu, Shinji-san?" Tanya Hina bingung.

"Maaf, tidak sengaja aku dan Rui melihatmu dengan manajermu di lobi tadi. Dia mendekatkan wajahnya seperti ini!" Ucap Shinji sambil mempraktekan apa yang tadi dilakukan oleh Hiro.

Dia mendekatkan wajahnya ke arah Hina dan untungnya tidak seperti Hiro yang menempelkan kepalanya, Shinji hanya memandang Hina lebih dekat. Dia merasa hidung Shinji hampir bersentuhan dengan hidungnya. Tanpa sadar, sikap Shinji itu membuat Hina menahan nafas karena kaget.

"Ini tempat umumloh! Apa tidak apa
berdekatan seperti itu dengan manajer sendiri?" Lanjut cowok itu kembali menjaga jarak dengan Hina yang berusaha mengendalikan diri karena jantungnya berdetak cepat ketika Shinji mendekatinya.

"Mmm... yang tadi... dia hanya memeriksa kondisiku karena mengira aku sakit. Lagipula, dia itu sepupuku jadi wajar kalau kami dekat. Hiro sudah seperti kakakku sendiri." Jelas Hina setelah mengendalikan dirinya. Dia kesal kenapa dia bisa deg-degan didekati cowok playboy seperti Shinji.

"Hooo... begitu ya. Syukurlah. Kupikir kalian memang ada hubungan. Aku hanya ingin menghilangkan rasa penasaranku." Ucap Shinji sambil tersenyum penuh makna.

Hina merasa kesal dengan Shinji karena menjadikannya sebagai target.

"Bukankah yang lain sudah menunggu? Sebaiknya kita bergegas." Ucap Hina mengalihkan pembicaraan dan berjalan meninggalkan Shinji yang tersenyum mengikutinya.

My Secret IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang