"Iqbaal aku mau punya anak"
Iqbaal tersenyum senang mendengar permintaan istrinya
"yuk bikin yuk" ajak Iqbaal semangat
(Namakamu) menyubit lengan Iqbaal "ish kamu apaan si!" pipi (Namakamu) merona
"katanya mau anak, kita harus bikin dulu yang, ayo bikin sekarang" ucap Iqbaal menggoda
"buruan dorong kursi rodanya, aku ngantuk" ucap (Namakamu) mengalihkan pembicaraan
Iqbaal tersenyum "sepulang kamu dari rumah sakit, aku bakal wujud-in permintaan kamu sayang" bisik Iqbaal
(Namakamu) bergidik ngeri mendengar ucapan Iqbaal
🐣
(Namakamu) sedang di periksa keadaannya oleh dokter, dan Iqbaal dengan setia menemani istrinya
"keadaannya sudah membaik, mungkin lusa sudah bisa pulang ke rumah" ucap dokter tersebut
Iqbaal tersenyum senang begitu juga (Namakamu)
"kalo gitu saya permisi" ucap dokter tersebut lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut
"jadi lusa kita buat Iqbaal junior" bisik Iqbaal
Dibalas tonjokkan oleh (Namakamu)
🐣
Pagi ini seperti biasa, Iqbaal menemani istrinya yang masih terbaring di ranjang rumah sakit
Iqbaal sudah terbangun lebih dahulu sedangkan (Namakamu) masih tertidur lelap
Iqbaal menghampiri istrinya dan mengusap-usap rambut nya halus
"sayang udah pagi ayo bangun" bisik Iqbaal namun tak ada respon dari (Namakamu)
Iqbaal kembali mengusap rambut istrinya "ayo bangun, tadi ada perawat yang anter makan, bangun sayang" bisik Iqbaal diakhiri kecupan di setiap sisi wajah (Namakamu)
(Namakamu) merasa terusik dengan kecupan Iqbaal, ia mulai membuka matanya
Iqbaal tersenyum manis "minum dulu" ucap Iqbaal memberikan gelas berisi air dan (Namakamu) menerimanya lalu meneguk habis air itu
"sekarang kita makan" ucap Iqbaal
(Namakamu) menggeleng "belum laper"
"ayo katanya mau cepet pulang kerumah, kalo ditunda-tunda nanti kamu bisa lama lagi pulangnya" ucap Iqbaal
(Namakamu) mengangguk pasrah, Iqbaal mulai menyendokkan nasi dan menyuapkan ke (Namakamu)
"makanannya gaenak Baal, gak suka" ucap (Namakamu) memelas
Iqbaal mengusap-usap kepala (Namakamu) "makannya kamu cepet sembuh nanti kita makan enak, terus kamu gapake infus lagi, bandel si kalo aku suruh makan malah kamu tunda-tunda terus" cerocos Iqbaal
"terus semuanya salah aku?" tanya (Namakamu)
"iyalah, salah siapa lagi? Tukang kebun? Supir aku? Dokter? Petani? Aneh kamu yang" kekeh Iqbaal
"tuh kan kamu ngatain aku aneh! Kalo aku aneh kenapa kamu nikahin aku?! Sebel sama kamu gamau deket-deket kamu lagi sana!" ucap (Namakamu) kesal sambil menjauh kan tubuhnya
"bukan gitu sayang, maksut aku tuh-- ah yaudah lah semua salah aku, kamu bener terus. Ok sekarang kamu jangan jauh-jauh ya? Sini kita makan lagi" ucap Iqbaal sambil mendekatkan dirinya ke (Namakamu)
"nah gitu dong, cewek kan selalu benar" ucap (Namakamu) sambil tersenyum kemenangan
"iya sayang iya, sekarang makan lagi, biar kamu cepet sembuh dan kita cepet-cepet bikin Iqbaal junior" ucap Iqbaal sambil menyendokkan makanan untuk (Namakamu)
"ngomong lagi dosa aku semua ke kamu" ancam (Namakamu)
Iqbaal terkekh dan mencium istrinya gemas "dih emang bisa? Lucu kamu mah? Udah sekarang 'a lagi" suruh Iqbaal
(Namakamu) mengangguk dan melahap makanannya
"terima kasih suami"
"sama-sama istri"
🐣
Bersambung...
Untuk bebrapa hari kedepan gue gabisa next panjang atau mungkin update cerita
Bcz w lagi di rumah sakit;(
Dan diaini sinyalnya jelek
Terimakasih buat yg udah ngertiin;)
I lop yu😘
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Life After Marriage
FanfictionIni kisah kita - iqbaal (namakamu) - setelah menikah The Continuation of the story of Relationship Goals