Semenjak mengetahui kalau (Namakamu) hamil, Iqbaal sangat sangat over protective sampai-sampai (Namakamu) suka mengeluh akibat Iqbaal yang selalu menelfonya 5 menit sekali saat ia sedang kerja.
Itu fakta.
"Iqbaal udah dong, kenyang" eluh (Namakamu), saat ini mereka sedang berada di kamar. Iqbaal sedang menyuapi (Namakamu) makan
Sebenarnya (Namakamu) sudah menolak, tapi Iqbaal tetap memaksanya
"dua suap lagi sayang" ucap Iqbaal sambil menyendokkan makanan untuk (Namakamu)
(Namakamu) menggeleng "udahhhhh" rengek (Namakamu)
"ayolah sayang, tanggunih kalo di buang mubadzir" ucap Iqbaal
"ya kamu makan aja"
"aku puasa sayang"
"aku kesel deh kalo sikap over protective kamu udah keluar" eluh (Namakamu)
Iqbaal meletakkan piringnya "maaf kalo kamu keganggu sama sikap aku, tapi aku lakuin ini karna aku sayang sama kamu, sama anak kita. Aku cuma mau kalian berdua sehat, cuma mau kalian berdua baik-baik aja" lirih Iqbaal
(Namakamu) merasa bersalah akibat ucapannya, ucapannya itu membuat Iqbaal sedih.
Iqbaal menghela nafas nya lalu ia berdiri, baru satu langkah ia berjalan
Tiba-tiba ada yang melingkarkan tangan di pingannya
"maafin aku, aku gamaksud buat kamu sedih" lirih (Namakamu)
Iqbaal tersenyum ia memegang kedua tangan (Namakamu) dan ia membalikkan tubuhnya
(Namakamu) memeluk dirinya sambil duduk di atas kasur
Iqbaal memegang kedua sisi wajah (Namakamu)
"aku gak niat buat kamu risih sama sikap aku, aku kaya gini karna aku sayang kalian. Kamu dan anak kita" ucap Iqbaal
"maaf Iqbaal.. Aku emang bodoh" ucap (Namakamu) menyalahkan dirinya sendiri sambil menggebuk kepalanya sendiri
"heyy.. Udah dong gausah ngerasa bersalah gitu dong sayang" ucap Iqbaal memegang tangan (Namakamu) memberhentikan kegiatan yang istrinya lakukan
(Namakamu) kembali memeluk Iqbaal "maafin ak..aku hiks" (Namakamu) menangis karena ia masih merasa bersalah
Iqbaal mengusap kepala istrinya "jangan nangis sayang, aku gapapa. Kamu gasalah, udah ya cup..cup..cup"
"maafin aku..hiks dul..dulu" ucap (Namakamu)
Iqbaal tersenyum, semenjak (Namakamu) hamil, ia sangan sensitive dan gampang menangis
"iya sayang aku maafin, udah ya jangan nangis lagi" ucap Iqbaal
(Namakamu) melepaskan pelukkannya "kamu marah ya sama aku?" tanya (Namakamu), mukanya sudah memerah akibat menangis
Iqbaal mengusap air mata yang tersisa di pipi (Namakamu) "yaampun sayang, aku sama sekali engga marah sama kamu. Aku malah seneng kalo kamu ngungkapin apa yang ada di hati kamu" ucap Iqbaal
"bener?" tanya (Namakamu) memastikan
Iqbaal mengangguk
"tapi kamu jangan biarin aku ya habis ini, aku masih mau kamu suapin makan, aku masih mau kamu telfon setiap menit, aku masih mau kamu buatin susu, aku masih mau kamu tidur sambil peluk aku, aku masih mau kamu cium aku, aku masih mau kamu tidur sama aku" cerocos (Namakamu) dengan muka menggemaskan
Iqbaal terkekeh, kalau bukan bulan puasa ia akan menerkam istrinya itu sekarang juga
"aku gabakal biarin kamu, tanpa kamu minta aku bakal terus ngelakuin apa yang biasanya aku lakuin buat kamu" jawab Iqbaal
"Iqbaal aku merasa jadi wanita bodoh udah ngucapin kata-kata tadi ke kamu" lirih (Namakamu)
Iqbaal menggeleng "udah aku bilang, aku seneng kalo kamu ngungkapin isi hati kamu sayang. Udah ya gausah di bahas lagi"
(Namakamu) mengangguk dan memeluk Iqbaal kembali
"temenin aku diruang kerja mau?" tawar Iqbaal
"kamu mau kerja lagi?" tanya (Namakamu) sambil mengerucutkan bibirnya
"liat berkas-berkas yang kemarin hasil rapat doang" ucap Iqbaal
"disini aja kerjanya" ucap (Namakamu) manja
"aku ambil dulu berkasnya yang, kamu tunggu sini ya" ucap Iqbaal
(Namakamu) menggeleng "ikutt"
Iqbaal terkekeh, ia membantu (Namakamu) berdiri dan berjalan menuju ruang kerjanya
(Namakamu) bergelayut manja di pelukkan Iqbaal "Iqbaal jangan kerja mulu" keluh (Namakamu)
Iqbaal membalas pelukkan istrinya "kenapa emang?"
"nanti aku dicuekkin, kamu fokus sama kertas-kertas gapenting itu" eluh (Namakamu)
"aku berasa di duain sama kertas" ucap (Namakamu) pelan
"apa yang?" tanya Iqbaal yang pura-pura tidak mendengar ucapan istrinya
"engga"
"siapa yang diduain?" tanya Iqbaal memancing
"gaada"
"ah masa?" ledek Iqbaal
"iya ish!"
"bilang apa tadi?""AKU BERASA DI DUAIN SAMA KERTAS! Puas kamu!" ucap (Namakamu) kesal
Iqbaal terkekeh geli "i love u bumil sayang"
"I love u too pamil sayang"
"pamil?" kata Iqbaal bingung
(Namakamu) mengangguk "bapak hamil hahahahahahahaha"(Namakamu) tertawa bahagia
Iqbaal tersenyum bahagia, ia senang melihat (Namakamu) tertawa lepas
🐣
' aku cinta kamu. Sekarang dan selamanya. '
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Life After Marriage
أدب الهواةIni kisah kita - iqbaal (namakamu) - setelah menikah The Continuation of the story of Relationship Goals