Part 13: Daisuki desu, Sakura-chan

168 11 0
                                    

#mulmed: Kamesu & Riku

Happy reading😊😊😊😊

************

Date yang tengah bermain game di handphonenya terbuyar oleh deheman kepala sekolah dan langsung menyimpannya di saku celananya. Bobi hanya bisa mendengarkan obrolan senpai dan juga kepala sekolah.

"Um, apa ada urusan nanti besok, sensei?" tanya Date.

Bapak tua itu menyesap kopi hitamnya dengan wibawa, "Iya, Date-san. Nanti tolong bimbing murid baru, dia akan bersekolah 2 hari lagi." jawabnya. Tiba-tiba, jantung Date berdetak kencang dengan sendirinya.

"Kenapa perasaanku tidak enak begini, ya? Seperti ada kaitannya dengan Riku-san dan perebutan Ai-chan. Tapi, siapa yang bersekolah di gakuen Tokyo? Aarrgghh!! Kau harus positive thinking, Date Shibuki!" pikirnya dalam hati.

"Date-san?" Pria yang dipanggil tadi tersentak kaget, meneguk coklat panas yang masih mengeluarkan asap harum dari minuman itu sampai habis.

"Ah, iya. Nanti besok saya datang ke ruang sensei." jawabnya terkekeh, sedangkan Bobi malah tambah heran dengan kelakuan Date yang tak biasanya dia lakukan.

"Baru hari ini dia bersikap aneh. Sepertinya Date-senpai lupa seseorang atau menyembunyikan suatu hal yang penting. Tapi, mana mungkin diusia semuda ini senpai sudah pikun?" pikir Bobi dalam hati.

"Ya, Bobi. Aku memang seperti mengenalnya, tapi siapa? Aku tidak menyembunyikan apapun dari siapa saja yang aku curigai," Ia memukul pelan keningnya dengan pelan.
"Aaarrgghh!! Kenapa otakku mumet begini?!" geramnya sembari mengacak-acak rambutnya.

Disisi lain, Okumura kini tengah memasangkan kulit manusia pada tubuh robot Sakura yang dibantu oleh Koiru di ruang robotnya. Berbeda dengan reaksi diluar ruang robot, mereka masih menunggu eksperimen Okumura dengan wajah was-was, kecuali Riku yang menatap tajam Kamesu.

"Kau pasti menyukai Ai-chan. Iya, kan?" tanyanya serius. Pria yang diajak bicara itu berdiri, lalu menarik tangan Riku menuju belakang rumah yang mempunyai latar laut disana.

"Dari mana kau tahu, Riku-san?" tanya Kamesu balik.

Ia hanya berdengus, "Aku tahu dari matamu, Kamesu-san. Kau mungkin sudah tahu dengan kalung jimat pemberianku pada Ai-chan, tapi sebenarnya ada orang yang sesuai denganmu. Cobalah untuk mengerti perasaan Sakura-chan yang sedari tadi mengejarmu karena dia menyukaimu." jawab Riku enteng.

Ia menatap langit dengan penuh sayu, "Kau benar, Riku-san. Aku tak pernah merasakan kehadiran Sakura-chan, aku hanya selalu mengejar dan terus mengejar Ai-chan." katanya.

"Baguslah kalau kau sudah sadar." Riku pergi meninggalkan Kamesu yang masih saja menatap langit. Ia hanya bisa menghela napas berat, lalu ia mengambil daun matsu yang baru gugur diterpa angin. Dia mulai meniup daun yang ia rapatkan pada bibirnya, menimbulkan bunyi yang begitu tenang di sela gugurnya daun matsu.

Sakura bisa mendengar suara merdu dari Kamesu walaupun dalam keadaan masih dinonaktifkan.

Air mata mulai mengalir menetes pada bunga matsu yang gugur terbang padanya. Kamesu hanya bisa memejamkan mata dengan penuh penyesalan yang besar.

"Gomenasai, Sakura-chan. Aku tak bisa mengerti perasaanmu. Izinkan aku untuk bisa menerima kehadiranmu dalam hidupku." batinnya.

***********

Sementara itu, Bobi merasa khawatir dengan raut wajah Date yang tak biasanya. Wajahnya tampak was-was, bahkan tangannya begitu tegang dan kaku hanya untuk sekedar mengemudi.

Kare Wa: My Lovely Vampire!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang