Part 10: Sakura' s Second Death

196 13 0
                                    

Sore harinya setelah bel pulang berbunyi, mereka bertiga berkumpul di depan gerbang sekolah. Namun, Date yang melihat kewaspadaan mereka tadi hanya menguntit mereka dibalik dinding gerbang sekolah.

"Kak Riku, siapa yang menculik Kamesu-san? Cemasnya." tanya Ai cemas seraya mengenggam tangan Riku.

"Hmm … menurut firasatku, Kamesu-san telah diculik oleh seorang manusia yang bukan seorang manusia." jawab Riku serius seiring dengan iris mata ungunya yang kian kelam.

"Huh? Riku-san, apa maksudmu dengan seorang manusia yang bukan seorang manusia?" tanya Bobi.

*********

Disisi lain, Kamesu mulai tersadar dari pingsannya dengan pandangan yang cukup kabur. Ia mencoba untuk bangun, namun nihil yang berakhir ambruk. Pandangannya semakin jelas nan tajam saat menatap seseorang yang menghampirinya.

"Dimana aku? Cepat katakan dimana aku!" geram Kamesu dengan suara berat bagai monster.

"Hmph! Coba lihat baik-baik." jawabnya menyeringai. Kamesu mulai bangun memegang jeruji besi, namun …

"Aaahhh!!"

Brukk!! Ia kembali terjatuh lemas dengan tangan kanannya yang hangus terbakar. Ternyata, jeruji besi itu telah dimodifikasi energi listrik untuk para manusia yang dipenjara.

"Usahamu sia-sia, Kamesu." ucapnya mengelilingi penjara yang seperti sarang burung.

"Cih, apa maumu? Jawab!" bentak Kamesu.

"Apa mauku? Aku hanya ingin melenyapkanmu, karena kau tak pernah mengerti dengan perasaan Sakura-chan." jawabnya sinis. Seketika, amarahnya langsung mereda.

"Apa? Apa maksudmu?" lirih Kamesu gelisah.

**********

Mereka bertiga telah siap dengan mobil sport milik Kamesu. Jasnya mereka simpan di tas jinjing Ai hingga tinggal seragam sekolah yang dibaluti dengan blazer abu-abu, kecuali Ai yang berwarna cream.

"Oke, kalian siap? Ayo." ucap Riku menaiki mobil di bangku pengemudi. Mereka menaiki mobil di bangku penumpang dengan penuh pertanyaan.

"Riku-san, emangnya kamu tahu jalannya?" tanya Bobi.

"Coba telpon Kamesu-san, siapa tahu terhubung. Nanti aku pasang GPS maps." jawabnya.

"Oke." Bobi mulai menekan tombol nomor di balik layar HP, lalu mulai menelpon. Tak lama kemudian, ia menutup telponnya. "HPnya tidak aktif, Riku-san." ucap Bobi.

Ia mendesah pelan menyalakan mesin mobil. "Terpaksa, aku harus mengeluarkan kekuatan vampire. Tapi," Ia menoleh ke arah Ai. "Untung saja Ai-chan tak tahu kalau aku adalah seorang vampire." batin Riku.

Ia mulai berangkat dengan kecepatan tinggi, bahkan Ai dan Bobi harus memasang sabuk pengaman kuat-kuat.

"Kak Riku, jangan kecepetan. Aku takut kita tertabrak, apalagi ditilang polisi." teriak Ai ketakutan. Riku tak menjawab, ia memakai mata medusa yang mengeluarkan sihir pengendali waktu pada setiap pandangannya. Orang-orang yang berlalu lalang merasakan sekelebat angin kencang ditengah jalan.

Ditengah keseriusan Riku mencari celah untuk menyelinap, mata kanannya menangkap seorang gadis terbang melesat cepat dengan sayap besi dan alas sepatu yang mengeluarkan nitro merah, sedangkan mata kirinya masih memandang jalan.

"Siapa dia?" gumam Riku pelan, tapi ia lupa bahwa Ai masih bisa mendengarnya.

"Kakak lihat apa?" tanya Ai.

"Ah, bukan apa-apa, Ai-chan." jawab Riku berbohong. Mata kanannya mulai mensterilkan penajamannya pada gadis itu. Seketika, matanya menciut, dan Riku menancapkan brake dengan cepat. "Pause in ex-car." batin Riku.

Kare Wa: My Lovely Vampire!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang