Dengan mata yang sudah tak bisa menampakkan iris matanya lagi, melihat ke sekeliling ruangan. Ya, ilusi telah dihancurkan.
Langkah demi langkah Yukizuto pijaki, dan mata tombak itu siap menghancurkan pelindung yang membaluti Ai.
"Bersiaplah untuk mati, Ai Nayumi!"
TRAKKK!!
"Jangan sakiti dia, Yuki!"
Yukizuto mulai menatap orang yang menghalangi ritual pembunuhan tadi. Ya, Okumura menahan serangan Yukizuto dengan kakinya.
"Okumura,"
BUAKKK!!
Kamesu langsung menendang perut Yukizuto yang tengah lengah itu hingga jatuh tersungkur. Matanya masih berwarna emas dan pandangannya kini semakin dingin nan bengis. Bahkan Yukizuto yang melihat mata Kamesu, merasakan aura yang dingin di sekitarnya.
Sedangkan Ai, dia tampak begitu lemas hingga matanya tak sanggup melihat pemandangan yang tidak diinginkannya. Perlahan-lahan, tangan Ai yang menapaki dinding peti kristal mulai turun. Raizen melihat Ai yang sudah kehilangan napas disana. Dia langsung cegat menyelamatkan Ai, tapi sayangnya dihadang oleh Yukizuto yang segera menyerang Raizen.
"Kau tak akan bisa menyelamatkan Ai, Raizen," katanya disela dia menyerang.
"A-aku tetap akan menyelamatkan Ai-chan, walau tubuhku tidak akan mampu menyelamatkan dia," ucap Raizen. Dia terus menahan serangan Yukizuto dengan sapu yang tergeletak di sudut lorong itu. Ai sudah tak sadarkan diri dalam posisi duduk menyandar. Namun, sebuah cahaya berwarna hijau di dalam kalung itu mulai menyalurkan suatu kekuatan pada Ai.
Okumura hanya bisa menyaksikan pertarungan mereka dengan tatapan sendu. "Sepertinya dia ingin memiliki Ai dibanding yang lainnya. Kamesu," Dia menoleh pada pria yang dia panggil, "cepat bawa Riku keluar. Urusan ini biar aku saja yang tangani."
"Baik, Tuan." Kamesu mulai mendekati Riku yang terbaring tak sadarkan diri. Namun, saat dia menyentuh tubuh temannya, kilat langsung menyambar tangan Kamesu begitu saja.
"Kau pikir kau bisa merebut Pangeran dariku?"
Semua orang langsung menoleh dan tercengang dengan apa yang mereka lihat sekarang. Ai sudah terasuki oleh sisi buruknya. Iris matanya merah bak darah, dan sebuah tombak menyatu dengan tangan kanannya.
"I-ini tidak mungkin," kata Okumura.
"Aku tak bisa sanggup meladenin dia." Kini, Kamesu yang berkata.
"Apa ini yang disebut sisi buruk tunangan dari seorang vampire keturunan medusa?"
Raizen segera menyerang Ai selagi dia bisa mengeluarkan setiap kekuatan yang dia inginkan. Semua orang yang ada di situ langsung tercengang dengan tindakan Raizen.
CRASHHH!!
BRUKKK!!Dengan mudahnya Ai mengelak serangan Raizen, dan menghempaskan lawannya ke bawah sampai terguling-guling. Tapi, cerdasnya otak Raizen mengenai strategi, dia hanya tinggal bermain kekuatan dengannya.
Apa yang dia lakukan? Pikir Kamesu dalam hati.
Raizen mengulurkan kedua tangannya ke arah Ai, dan mulai bersiul. Tiba-tiba ...
WUSHHH!!
Kumpulan arwah jahat mulai melayang, menyerang Ai yang sudah dikendalikan oleh sisi buruknya. Berulang kali Ai mengelak dari serangan arwah jahat itu.
SRAKKK!!
Kumpulan kristal bening dia tumbuhkan hingga menjulang ke atas hanya dengan satu uluran tangan. Lalu, dia berlari menyerang Ai dengan pedang kristal yang melekat di tangan kanannya. Hasilnya, Ai jatuh tersungkur. Tapi, Ai langsung membalas serangan Raizen dengan yami no hari* yang menusuki tubuh Raizen hingga darah merembes pada pakaiannya.
Raizen mulai membuat perisai air, baik untuk mereka maupun dirinya sendiri. Tapi sayangnya, darah Raizen yang mengalir sampai ke ujung jari membuat air jernih itu menjadi merah keruh. Berbagai serangan dari Ai terus menghujani Raizen. Tak sedikit jarum yang Ai berikan berhasil lolos dari perisai air dan menusuk seluruh anggota tubuh Raizen.
Kau tidak boleh sampai jatuh, Raizen. Jika kau jatuh, siapa lagi yang menyanggupi sisi buruk Ai-chan? Saat ini, hanya kaulah satu-satunya yang bisa menghentikan Ai-chan. Kau tidak boleh kalah! Tekad Raizen dalam hati.
Dengan sisa pertahanannya, dia langsung membongkar perisai air yang dia pegang, dan menepuk kedua tangan ke arah Ai. Seketika, api merah yang cukup luas nan panas semakin membesar karena angin dan membakari tubuh Ai. Hasilnya nihil, serangan dari Raizen tidak mempan untuknya.
Perlahan dia memejamkan matanya, tapi Ai langsung menyerang Raizen. Dia berhasil menghindari serangan Ai, dan dalam kedipan mata dia sudah ada di belakang dengan mata yang masih terpejam. Dia langsung membuka mata, sepasang mata yang berwarna sebaliknya menghiasi wajahnya yang kotor dan penuh luka gores.
CRAKKK!!
CRASHHHH!!Dia langsung menancapkan salah satu kuku runcing yang terbuat dari kristal bening itu pada jantung Ai. Bercakan darah hitam merembes hingga menetes di ujung jari kakinya. Namun, kejadian itu berakhir dengan sebuah cahaya terang berwarna biru yang menutupi bekas tancapan tadi, juga Raizen yang mendadak tak sadarkan diri.
****
Raizen mulai membukakan matanya, lalu memandang Riku dan Kamesu yang berwajah cemas.
"Kenapa kalian berdua menatapku seperti itu?" tanya Raizen dengan suara yang terdengar parau.
Kamesu hanya menatap Riku dengan tatapan sayu, sedangkan Riku tampak begitu tak ingin menatap Raizen.
"Kamesu-san sudah menceritakan semuanya padaku."
"Eh, apa maksudmu, Riku-san?" tanya Raizen lagi.
"K-kenapa kau ingin melindungi kami, dan membiarkanmu bertarung dengan Ai-chan lewat kekuatan terlarangmu di akhir kejadian? Ingat, jika kau memakai kekuatan terlarang itu lagi, maka umurmu yang semakin pendek," kata Riku.
"Aku tak peduli dengan umur ataupun nyawa. Tapi yang terpenting, aku butuh seseorang yang bisa mengajakku bermain. Bermain bersama kalian berdua sudah lebih dari cukup."
Riku merasa tertegun dengan perkataan Raizen tadi. Kemudian, Roku menginformasikan pada Kamesu melalui pikirannya, lalu pergi keluar sendirian.
"Dia mau kemana, Kamesu-san?" tanyanya.
"Um, dia ingin menjenguk Ai-chan. Raizen-san," Sesekali dia menghela naoas berat, "Riku-san ingin mengatakan sesuatu tapi dia tidak mau mengungkapkannya langsung padamu."
"Memangnya dia ingin mengatakan apa padaku?"
"Apa kau ingin menjadi temannya? Itu yang dikatakan Riku-san tadi."
"Ya, aku ingin menjadi temanmu, Riku-san," jawab Raizen lewat pikiran.
***********
Keesokkan harinya, Riku harus melaksanakan piket kelas bersama Raizen. Baginya, piket kelas adalah kegiatan paling menyenangkan sepanjang hidupnya. Tapi, kini hatinya terasa gundah begitu mengingat semua kejadian yang diceritakan Kamesu tadi.
"Ohayou gozaimasu, Riku-san!"
Orang yang disapa itu langsung menoleh ke arah suara tadi. Ya, Raizen baru datang ke sekolah dengan seragam seperti biasa, rapi & lengkap. Hari ini dia tersenyum hangat pada Riku, membuat mata ungunya merespon Riku untuk mengalihkan pandangan.
"Ohayou, Raizen-san," sahutnya di sela dia menyapu.
Dia melihat Raizen yang menghapus papan tulis itu. Sesekali dia tersenyum geli kala melihat tingkah laku Raizen yang melompat-lompat menggapai tulisan kanji yang belum terhapus. Namun, semua senyuman itu kembali pudar.
"Aku ingin menjadi temanmu, Riku-san!"
Dia pun tercengang dengan ucapan Raizen yang singkat nan bermakna. Bermakna bahwa dia sudah bisa akrab dengan Raizen.
Riku hanya tersenyum lembut sembari mendesah pelan. "Terima kasih relah menjadi temanku, Raizen-san."
To be continue.
*********Keep your vomment, okey???
Reirin_Mitsu17
KAMU SEDANG MEMBACA
Kare Wa: My Lovely Vampire!✔
Vampiros[BACA DARI PART SATU AJA. JAN BACA PROLOGNYA] (13+) Hidupku berjalan seperti manusia kebanyakan, walaupun statusku begitu berbeda dengan yang lain. Namun, seluruh hidupku mulai bergantung padanya. Orang yang mengatakan kalau aku adalah miliknya, tap...