Part 26: His Lie

101 3 0
                                    

Setelah kejadian itu, Ai memilih pulang sendirian tanpa didampingi Riku. Padahal dia sendiri tahu kalau tugasnya ialah melindungi Ai. Tapi, mungkin sekali-sekali jangan menjaga Ai.

Sebelum Ai sampai di sana, Sakura datang menghampiri Ai dengan kecepatan nitro di alas sepatunya.

"Hee? Bukannya kau mau kencan sama Kamesu-san?" tanyanya heran.

"Iya. Tapi, dia bilang nanti saja, lagi banyak urusan pribadi. Katanya," katanya. Sakura mulai memelas pada Ai, sama seperti kelakuan Kamesu yang memelas pada Riku. "Ai-san, boleh aku nginap di rumahmu? Sekali saja, cuma malam ini."

Ai yang mendengar permintaan Sakura langsung tertawa renyah. "Tentu saja bole—woah!"

Saking senangnya Sakura di terima menginap di rumah Nayumi, dia langsung menarik tangan Ai dan mulai terbang dengan nitro wings.

*********

Malam harinya, Sakura sudah membeli banyak cemilan tengah malam hanya untuk sekedar menemani kesenangan mereka. Lebih dari 3 kantong plastik besar Sakura bawa ke kamar Ai.

"Anu … apa itu tidak kebanyakan? Kita tidur bareng cuma satu hari, Sakura-san," kata Ai ragu.

"Ayolah, Ai-chan. Besok libur. Jadi, hari ini kita bersenang-senang sampai larut malam!" jawabnya.

Ai hanya bisa pasrah dengan segala kemauan Sakura lewat muka masamnya. Tapi, semuanya berlangsung ceria melaksanakan segala kesenangan di malam hari. Mulai dari baca manga, nonton anime, mendengarkan musik electronic, hingga nonton film horror sambil mengemil snack dan soda yang Sakura beli.

Saking senangnya mereka menikmati keindahan pesta tengah malam di kamar membuat mereka tertidur pulas seiring capek.

**********

Aku mulai membuka dan mengerjapkan mataku, dan sebuah tempat yang indah tergambar di pandanganku. Semacam taman, tapi banyak patung dengan gaya apapun di sekitarku. Hanya ada satu hal yang berhasil mengernyitkan dahiku.

Kenapa baunya menyengat seperti darah?

Aku tak sengaja menyeret seutas rantai yang terulur di sekitar. Aku nyaris saja terjatuh, tapi entah kenap tubuhku tidak mendarat sama sekali ke permukaan tanah.

"Apa kau suka dengan taman ini, Ai Hime-sama?" Suara berat yang menggema menarik perhatianku dibanding memikirkan asal-usul aneh ini.

Suara itu. Ya! Itu suara Kak Riku! Pikirku dalam hati. "Kakak ada di mana?"

"Carilah aku sampai dapat, Ai Hime-sama."

Aku mulai melangkah mencari sosok Kak Riku di berbagai tempat. Di sela aku mencari, aku selalu mengobrol dengannya mengenai ucapan 'Hime-sama' padaku.

Apa aku ini seorang putri mahkota?

Selama beberapa menit aku mencari dia, akhirnya aku berhasil menemukan siluet manusia di tepi danau. Itu pasti Kak Riku!

"Ternyata Kakak ada di sini! Ngomong-ngomong, tempat ini bagus banget buat santai," kataku.

Seseorang menarik lenganku erat-erat, membuat kepalaku refleks menoleh pada seseorang yang menarik lenganku itu. Ah, anak laki-laki ini tampak ketakutan setengah mati, seperti dikejar-kejar warga sekampung.

"Kau jangan ke sana, Onee-chan. Kau jangan dekat-dekat sama pria itu," katanya.

Aku pun mulai mengernyitkan keningku. "Maksud kamu siapa?" tanyaku.

Aku hanya mengikuti arah jari telunjuknya, mengarah pada Kak Riku. Apa yang terjadi dengannya?

"Ayolah, anak manis. Dia itu manusia, dia gak bakalan nyakitin kamu kok."

Kare Wa: My Lovely Vampire!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang