Part 14: Rivals #2

153 9 1
                                    

Keep reading,  okey???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keep reading, okey???

Ai: Hey, itu yaoi!
Author: Biarin! Cerita cerita gue, napa lo yang repot?!

--skip--

****

Di perjalanan pulang, Ai tampak senang dengan pemandangan ibukota Jepang yang masih saja ramai di tengah malam begini, sedangkan Riku malah tertidur pulas. Okumura yang melihat tingkah laku Riku hanya terkekeh kecil.

"Walaupun dia berhati dingin, tetap saja dia butuh teman yang menemani harinya." batin Okumura.

Ddrrtttt ... ddrrrtttt ...

Handphone Riku bergetar di genggamannya, membuat sang empunya tersontak kaget dan langsung mengangkat tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Moshi-moshi, siapa ini?!" tanya Riku setengah membentak.

"Ini aku, Kamesu Mitsunari! Kayak yang tidak kenal saja!" ketusnya di seberang telpon.

"Bisakah kau telpon Ai-chan saja?! Ganggu!" ketus Riku tak kalah sewot, yang disusul dengan menguap karena ngantuk.

"Wahh, pasti kamu tidur ditengah jalan. Iya, kan ... Riku Shibuki?" tebak Kamesu merayu. Ai yang mendengar ocehan Riku hanya terbengong.

"Kenapa namaku dibawa-bawa?" gumamnya lirih.

Riku segera memasang wajah datarnya, "Cepat! Kau ingin bilang apa?!" tanya Riku datar karena merajuk.

Tiba-tiba, indra pendengaran Ai tidak berfungsi seperti dikendalikan seseorang saat menguping pembicaraan Riku. Ya, dia mengambil alih indra milik Ai.

"Apa?! Baiklah, aku akan kesana sekarang." Riku langsung menutup telponnya dan mengembalikan indra pendengaran Ai yang dikendalikan olehnya hanya dengan lirikan mata.

"Kenapa, kak?" Riku tak menjawab pertanyaan Ai, dan terfokus pada rasa panik Riku.

"Tuan Okumura, tolong pergi ke rumah sakit ini," Riku menyerahkan alamat rumah sakit itu di layar handphonenya.
"Ku mohon." pinta Riku.

"Baiklah. Tapi sebelum itu, pasang sabuk pengaman kalian dengan erat. Aku akan melajukan kecepatan mobilku." tutur Okumura. Baru saja mereka berdua menarik sabuk pengaman, malah ...

Bruuummm ...!!!

"KYAAA!!!"

************

Date hanya bisa menatap langit-langit dengan satu mata di ruangan yang berbau obat-obatan. Saat ini, dia dan Bobi tengah berada di Tokyo Medical Hospital.

"Ini benar-benar aneh. Gejalanya tidak masuk akal di berbagai penyakit, tapi menurutku ini suatu trauma mental yang tersalurkan melalui mata." pikir sang dokter, meraba suhu di kening Date. Hasilnya begitu panas dan selalu mengeluarkan keringat dingin.

Kare Wa: My Lovely Vampire!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang