Part 7: Kasih Sayang Seorang Kakak

236 21 4
                                    

Happy reading yaa.

*********

"Huh!!" Betapa terkejutnya mereka saat kaum hawa menjerit histeris mengerumuni suatu kejadian.

"Ada apa ini? Kenapa ramai sekali?" gumam Riku.

"Sebentar," Kamesu menepuk bahu salah satu siswi.
"Permisi. Boleh kami tahu, ada apa ya riuh begini?" tanya Kamesu.

"Oh, Date-senpai telah pulang dari Korea. Aku merasa senang dia telah pulang kesini." jawabnya senang.

"Apa?! Date?!" tanya mereka serempak. Tanpa basa-basi, Riku menutupi wajahnya dengan menurunkan topinya. Namun terlambat, Date telah mengetahui keberadaan Riku.

"Siapa dia?" Date melihat Kamesu sedang melambaikan tangan dengan ragu padanya, dan seorang pria yang tampak acuh berjalan dengan tertunduk.

"Kamesu?" gumamnya. Saat pria berambut pirang itu berjalan, Date terus menatap pria bertopi dengan sangat tajam dan …

Wuusshh!! Ia mengambil topi dari kepala dia. Surai coklatnya terurai sangat lembut. Seketika, Riku tak ada jalan lain. Ia sangat terkejut.

"Cih, apa yang harus aku lakukan?" batinnya. Ia hanya berjalan mengacuhkan senpai berambut putih ini.

Greepp!! Dengan cepat ia memegang belakang kerah Riku.

"Kau mau kemana? Aku ingin tahu wajahmu." ucap Date. Jantung Riku berdebar tak karuan, karena ia kembali dipertemukan oleh kakaknya. Riku teringat ucapan Date saat umurnya 15 tahun.

--Flashback--

Riku tampak sangat sibuk memahat sebuah kayu yang telah membentuk sebuah kepala naga disebuah pohon Sakura yang rindang. Date yang melihatnya hanya menatap adiknya dengan sayu. Ya, ia harus meninggalkan adik tersayangnya untuk menimba ilmu di negeri ginseng.

"Apa aku harus mengucapkan selamat tinggal padanya?" batinnya. Ia menghela napas dengan berat, dan mulai melangkah dengan kaku.

"Um, boleh Nii-san duduk disini?" tanya Date. Riku hanya menatap kakaknya langsung mengangguk pelan. Dia duduk disamping kanan Riku, dan mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Nii-san ingin bicara denganmu. Nii-san harap kau tak menangis mendengar kenyataan ini, Riku. Boleh?" pinta Date ragu.

"Bicara." Ucap Riku singkat juga tak melirik pada lawan bicara.

"Riku, mungkin sebentar lagi Nii-san akan pergi dari sini untuk belajar di Korea selama 2 tahun. Tidak apa-apa, kan? Nii-san juga pergi kesana demi kebaikan keluarga kita." jelasnya.

"Pergi saja. Aku tak membutuhkanmu." ucap Riku dingin. Hati Date bagai ditusuk oleh sesuatu benda yang tajam selama 50 kali.

"Riku," Ia berdiri dan …

Greepp!! Ia mengcengkeram kerah jubah adiknya dengan penuh amarah.

"Jadi selama ini kau tak mendengar semua nasihatku, huh?!" bentaknya. Ia tak bergeming.

"Tidak." jawab Riku tanpa ekspresi. Date merasa sangat kesal bercampur rasa prihatin pada adiknya, dan ia melonggarkan cengkeraman kerah Riku.

"Aku benar-benar tak menyangka, kau telah membuatku marah. Aku susah payah membujuk kakek hanya untuk menjadi penasihatmu, dan ini balasan yang kau beri? Semua nasihatku mungkin telah kau buang." ucapnya.

"Nii-san … "

"Diam! Cukup satu kata. Itu adalah kata terakhir kau menyebut julukan itu! Dengar, mulai saat ini aku tak akan menganggapmu sebagai adikmu selama aku masih hidup! Mati pun aku takkan pernah menganggapmu sebagai adik! Mengerti?!" ucapnya membentak, lalu pergi meninggalkan Riku sendirian.

Kare Wa: My Lovely Vampire!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang