P.S: sebaiknya video ini diputar di akhir yang menurutmu kena sama adegannya.
****
Di tengah perjalanan menuju puncak istana Elf, Riku disambut hangat oleh kumpulan makhluk mengerikan seperti wanita berekor ular, sirens, dan makhluk mitologi lainnya. Mereka lamgsung menyerang Riku hingga membuat dia kewalahan. Riku tak kalah hebat dalam menumpas musuhnya. Ia terus mengambil senjata milik musuh di sela ia menyerang dengan tangan kosong, dan beberapa musuh tewas mengenaskan. Darah berceceran di mana-mana, menodai wajah dan tubuh Riku. Tapi, masih banyak musuh yang harus ia urusi.
"Cih, banyak sekali. Kalau seperti ini, apa aku sanggup menyelamatkan Ai-chan?" gumamnya di sela dia melesatkan serangan kuat.
Ia hampir kewalahan untuk menumpas semua musuh yang menyerang dirinya. Tidak mungkin juga kalau dia mengeluarkan aura mengerikan dari mata Medusanya.
Satu ayunan dari tongkat berhasil menghempaskan tubuh Riku hingga merubuhkan pilarnya. Ia sudah tak bisa melawan mereka yang berselisih begitu jauh dari jumlahnya.
Tiba-tiba saja, semburan antara api dan air berhasil meratakan sebagian musuhnya. Di tambah lagi dengan kumpulan roh-roh yang bergentayangan bertarung dan mengoyak-koyak tubuh para prajurit dari Ratu Elf sendiri. Di detik berikutnya, semua musuh tewas seketika tanpa diketahui penyebab kematiannya. Riku bisa mengartikan siapa saja yang membantunya.
Kamesu dan Raizen. Mereka tengah bertarung melawan semua makhluk mitologi demi melindungi Riku. Iris mata ungunya terbasahi air mata, tampak sayu. Sampai segitunya mereka melindungiku? Aku tak akan pernah melupakan kalian, batin Riku.
"Kau tak perlu memikirkan kami, Riku-san! Kamesu-san!" Dia menatap setiap gerak-gerik Kamesu dalam mencakar dan mengoyak tubuh musuhnya. Sebaiknya kau dan Riku-san pergi ke ruang tahta Ratu Elf untuk selamatkan Ai-chan! Ujarnya dalam hati, walau dia tahu kalai mereka akan mendengar isi hati Raizen.
Lalu, kau sendiri bagaimana? Tanya Kamesu di sela menangkis dan melesatkan serangan kuat pada musuh menjengkelkannya.
Aku masih bisa mengendalikan semua kekuatan dari mataku! Cepatlah sebelum Ai-chan mati di tangan Ratu Elf! Pekik Raizen.
Bulir kristal jatuh mengalir dan menetes, membahasahi pipi pria beriris mata ungu ini. Baru pertama kalinya dia menangis, dan dilindungi oleh teman yang sudah ia anggap menjadi sahabatnya sendiri. Tapi, semua itu hilang dalam sekejap kala kamesu langsung menggendong tubuh Riku yang sudah tak berdaya dan segera melarikan diri dari radar musuh.
Jarak menuju ruang tahta Ratu Elf sendiri bisa dibilang begitu jauh, dan satu-satunya jalan menuju ke sana adalah dengan menapaki anak tangga yang tersusun memutari bangunan tabung setinggi 10 meter. Itu tidak mungkin untuk Kamesu, karena dia juga tengah menggendong tubuh Riku. Tetapi, demi merebut dan menyelamatkan Ai dari tangan Ratu Elf, ia tak peduli akan tenaga yang kian terkuras akan banyak anak tangga yang ia tapaki.
"Kamesu-san."
"D-doshita, Riku-san?" sahutnya terbata-bata, di sela ia mengatur napasnya.
"Apa kau siap melihat kejadian ini? Aku tidak ingin melihatmu menangis, terlebih pada semua orang yang sudah aku anggap sebagai sahabatku sendiri. Aku harap kau mengerti apa yang aku maksud," ucap Riku pelan, tepat di daun telinga pria bersurai pirang ini.
Tiba-tiba saja, pikiran dan hati Kamesu mengatakan sesuatu yang tak terduga. Jantungnya berdebar-debar hingga seluruh tubuhnya terasa akan degup jantung yang berpacu cepat. Tanpa suruhan otak, air mata mulai keluar dari matanya.
Apa maksud Riku-san? Semoga isi hatiku ini tidak dia jawab, batinnya. "Maksudmu? Ayolah, Riku-san. Kau jangan mengada-ada."
"Aku sedang tidak berhalusinasi, Kamesu-san. Aku serius." Rahang bawahnya ia sandarkan di bahu Kamesu. "Kau akan mengerti apa yang aku maksud," jawab Riku dengan nada gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kare Wa: My Lovely Vampire!✔
Vampiri[BACA DARI PART SATU AJA. JAN BACA PROLOGNYA] (13+) Hidupku berjalan seperti manusia kebanyakan, walaupun statusku begitu berbeda dengan yang lain. Namun, seluruh hidupku mulai bergantung padanya. Orang yang mengatakan kalau aku adalah miliknya, tap...