Ai dan Sakura tampak serius mengobati luka di sekitar tubuh kedua pria remaja itu. Luka mereka cukup parah setelah dibawa ke rumah Wabuki-sensei. Luka cakar membekas di mana-mana, seragam sekolah mereka juga sudah sobek nan kotor karena pertarungan yang bersimbah darah.
"Bagaimana ceritanya Kamesu-san bisa seganas itu, Riku-san?" tanya Wabuki-sensei di sela ia menyuguhkan teh hangat untuk mereka berdua.
Sebenarnya mahkluk immortal seperti mereka berdua memang tidak perlu makan ataupun minum. Namun, apalah daya. Ai salah satu gadis berstatus manusia setengah vampire.
"A-aku juga tidak t-tahu, Wabuki-sensei. M-mungkin, Bobi yang mengetahui semuanya tentang kejadian sebelum Kamesu-san berubah iris mata," jawab Riku. "Aww … sakit, Ai-chan!"
"Diamlah, Kak Riku! Kakak mesti diobati!" sergah Ai.
Biar bagaimanapun juga, makhluk immortal merasa sakit seperti luka yang membekas di tubuh mereka.
"Ya! Tapi, pelan-pelan saja!" bentak Riku.
Di tengah perdebatan Shibunayu, Tsutera yang kebetulan ingin bermain di rumah Wabuki-sensei hanya menatap mereka dengan mata sayu. Dalam pikirannya, seandainya ia masih hidup ia akan selalu menemani Kakaknya, Kamesu.
"Bibi," sapa Tsutera.
"Ya. Doshite, Tsutera?" sahut Koiru seraya mengelus pipi gadis cantik itu.
"Aku ingin ketemu sama Onii-san."
Koiru langsung terhenyak mendengar permintaan Tsutera, tapi semuanya membuyar kala Ai menjerit. Semua menoleh ke arah mereka berdua, melihat adegan romantis antara Riku yang tengah menangkap tubuh Ai.
Iris mata Kak Riku, dingin banget! Pekik Ai dalam hati.
Ck, kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan? Padahal aku cuma menangkap Ai-chan bermaksud ingin menolong, gerutu Riku dalam hati.
5 detik.
15 detik.
1 menit mereka saling bertatap muka, seolah mereka telah disihir oleh seseorang. Hingga suara deheman dari Raizen menghancurkan mantra sihir mereka. Mereka saling membuang muka.Kenapa cuma Kak Riku doang yang bikin aku gerogi?! Pekik Ai dalam hati.
Shit! Lagi-lagi aku terpana sama Ai-chan! Kesal Riku dalam hati.
"Wabuki-sensei, boleh aku jenguk Kamesu Onii-san?" pinta Tsutera.
"Oh, silahkan, Tsutera Hime-sama."
Koiru mulai mendorong kursi roda yang diduduki Tsutera menuju kamar Wabuki-sensei.
Dibukanya pintu itu setelah mereka sudah ada di depan pintu. Begitu Koiru buka, tampak seorang pria bersurai pirang pendek tengah terbaring di sana. Jika dilihat dalam jarak dekat, wajah pria tersebut tampak manis nan imut. Terlihat dari lesung pipinya yang cukup tirus.
"Bisakah Bibi keluar dulu? Aku ingin merenung dulu sama Onii-san," pinta Tsutera tanpa menoleh ke arah Koiru.
Koiru langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan Tsutera. Ia tampak merasa bersalah pada Kakak tersayangnya.
"Onii-san, aku sekarang ada di sini. Menemani Onii-san." Setitik air mata menggenang di pelupuk mata Tsutera. "Aku rindu Onii-san. Apa Onii-san juga merindukanku?"
Tangisannya sudah tak bisa ia tahan lagi kala pikirannya menayangkan memori tentang penderitaan Kamesu yang selalu dianiaya oleh keluarganya.
Dielusnya punggung tangan kekar Kakaknya dengan lembut. "Onii-san sekarang punya banyak teman. Bahkan, Riku Ouji-sama ingin sekali menjadikan Onii-san sebagai sahabatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kare Wa: My Lovely Vampire!✔
Vampiros[BACA DARI PART SATU AJA. JAN BACA PROLOGNYA] (13+) Hidupku berjalan seperti manusia kebanyakan, walaupun statusku begitu berbeda dengan yang lain. Namun, seluruh hidupku mulai bergantung padanya. Orang yang mengatakan kalau aku adalah miliknya, tap...