Tok! Tok! Tok!
Orang itu terus saja mengetuk pintu, berharap sang pemilik rumah datang membukakan pintunya.
"Argh! Sumimasen!" Dia terus mengetuk-ketuk badan pintu dengan cepat. Hatinya merasa was-was. Dibalik wajah dinginnya, dia merasa khawatir dengan Ai. Ingin rasanya dia berganti topeng. Begitu sang pemilik rumah membuka pintunya, pria tadi langsung menindihi tubuh pria dewasa hingga keduanya terjatuh.
"Kau ini kenapa, Riku-san?" tanyanya seraya menyingkir tubuh Riku darinya.
"P-paman Kira, apa benar mata Ai-chan—,"
"Berubah jadi mata Medusa?" tebak Kira.
Seketika, hati Riku terasa dibekukan oleh air es. Ia tak menyangka dengan apa yang dikatakan ayahanda Ai tadi, begitu juga dengan pernyataan dari Sakura. Ia merasa bersalah, kenapa harus Ai yang mendapatkan karma mengerikan ini? Kenapa bukan Riku saja yang mendapatkan karma?
"Paman Kira, paman sedang tidak bercanda, kan?" tanya Riku tak percaya.
"Ngapain juga Paman ajak kamu bercanda? Kalau kau ingin bukti dengan semua perkataan Paman, pergi saja ke kamar Ai-chan!" kata Kira.
Riku langsung melesat pergi menuju kamar Ai. Tangannya begitu kelu dan dingin untuk sekedar menekan engsel pintu. Iris matanya tampak berdetak menghidupi suara degup jantung.
Ai-chan, bertahanlah, batinnya. Riku mulai menekan engsel pintu, dan terlihat gadis yang ia harapkan tengah berbaring di sana. Pupilnya menciut kala Riku menghampiri Ai dan menatap mata Medusanya.
Ai langsung menoleh ke arah Riku seraya menunjuk mata pria beriris ungu ini. "Apa kau mau memberikan matamu padaku? Aku lapar."
Lagi-lagi dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Lidahnya terasa kelu untuk sekedar berbicara. Tubuhnya langsung panas dingin tak bisa menggerakkan seluruh tubuh. Menelan salivanya sudah susah, apalagi dengan bibir bawah yang terus diapit oleh gigi rapinya. Sakit tidak ia rasakan.
Ai-chan, apa yang terjadi dengan dirimu? Gumam Riku dalam hati. Tiba-tiba, terdengar suara seseorang di alam bawah sadarnya. Terdengar berat, melengking, dan menyayat hati. Itu semua adalah ciri-ciri orang yang dibenci Riku.
"Riku-san, bunuh dia."
Pupil matanya langsung menciut, menampakan warna iris matanya yang memudar. "A-apa maksudmu?!" tanya Riku di sela ia menahan amarahnya.
"Bunuh Ai, dia akan menjadi penerus keturunanku setelah kau. Dia dengan senang hati akan membunuh semua orang yang mendekati Ai, baik kaum Nayumi ataupun makhluk immortal lainnya," katanya.
Iris matanya secara total berubah warna menjadi green-lime, lengkap dengan pupil matanya yang memanjang bak ular. Dia, penerus keturunan Medusa? Setelah aku? Aku takkan pernah menjadikan Ai-chan sebagai penerus keturunannya! Murka Riku dalam hati.
Perlahan, Riku mengulurkan tangannya dan menapak di kening Ai. Pupilnya ia fokuskan pada mata Ai. Aura hitam Riku mulai terpancar, menampakkan sisi gelapnya pada gadis ini.
Sedangkan Ai, ia mendengar isi hati Riku yang—sepertinya— tengah membaca mantra sihir. Seketika, iris mata Ai yang sama seperti iris mata Riku kembali seperti semula, berwarna perak. Ai bisa merasakan sisi gelap Riku, dan sifat sebenarnya.
"K-kak Riku, kenapa dengan m-mata Kakak?" tanya Ai ragu.
Riku tak menjawab pertanyaan Ai. Tubuhnya terasa dingin, begitu yang dirasakan Ai. Apakah jangan-jangan dia mati? Ia tak ingin melihat Riku yang ia anggap sebagai kakaknya meninggal begitu saja di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kare Wa: My Lovely Vampire!✔
Vampiros[BACA DARI PART SATU AJA. JAN BACA PROLOGNYA] (13+) Hidupku berjalan seperti manusia kebanyakan, walaupun statusku begitu berbeda dengan yang lain. Namun, seluruh hidupku mulai bergantung padanya. Orang yang mengatakan kalau aku adalah miliknya, tap...