Di mobil, Jimin pun tak mengajak ku mengobrol. Tak seperti biasanya.
"Apakah aku sudah membuat kesalahan? Sampai sampai mereka begini terhadap ku?" Tanyaku sekali lagi dalam hati.
"Apakah kamu bahagia hari ini, cantik?" Terlihat Jimin menggoda ku mungkin agar aku terhibur. Mungkin dia menyadari wajahku yang sedari pagi lesu ini.
"Tidak. Aku benci hari ini." jawabku
"Memangnya ada apa? Tak biasanya kau seperti ini?" Tanya Jimin yang kedua kalinya.
"Bahkan kau saja tak tahu hari ini hari apa."
"Memangnya hari ini hari apa?"
"Pikir saja sendiri." Jawabku kasar.
Aku mulai kebingungan, ini bukan jalan arah rumah. Aku tak mengerti ada apa sekarang ini.
"Kita mau kemana Oppa?"
"Nanti kamu juga tahu."
Aku sudah mulai curiga. Ada yang tidak beres. Jimin Oppa bahkan membawaku sampai ke perkotaan.
Dan mobil pun terhenti di depan tempat yang indah. Tempat yang dihiasi oleh taman taman dengan bunga bunga disekitarnya, berdinding kaca, dan terdapat aliran air seperti sungai kecil yang indah di dalam sana.
"Mengapa kau membawaku kesini?"
Jimin Oppa tak menjawab dan mengenggam tanganku melewati lantai kaca dan sampai pada lingkaran yang terdapat di tengah tengah. Tempat itu sudah dihiasi oleh bunga bunga yang sangat indah. Bunga yang menggelantungi dinding dinding kaca tersebut.
Aku bahkan kebingungan. Aku tak mengerti apa yang sedang terjadi. Tiba tiba suara langkah kaki yang ramai memasuki rumah kaca ini. Aku pun menoleh.
"SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA HYO NI ADIK KITA YANG PALINGG IMUT!" Teriak Ho Seok dari kejauhan
"Selamat Ulang Tahun sahabatku!"
Susul ke empat sahabatkuAku pun terdiam. Kaku, sambil menutup mulut menggunakan tanganku. Aku sangat terkejut melihat Taehyung Oppa membawa kue ulang tahun ku dengan lilin bertuliskan angka 15 disana. Aku sangat tak menyangka mereka membuat kejutan ulang tahunku seperti ini. Tak terasa, air mataku mulai menetes. Aku pun tertunduk dan menangis. Oppa oppa Bangtan dan sahabat sahabatku berlari menuju ku.
"Mengapa engkau menangis? Bukannya ini membuat mu bahagia?" Tanya Tae Ni sambil memeluk ku.
Aku pun berdiri dan menghapus air mata ku.
"Kalian membuat kejutan yang sangat jahat! Aku bahkan sampai kebingungan apakah aku membuat kesalahan atau tidak karena sikap kalian kepadaku."
Aku pun berlari memeluk Jimin Oppa.
"Aku sangat merasa bersalah tadi karena memarahi mu. Aku tak tahu jika kalian akan melakukan ini." Ucap ku sambil memeluk dan menangis di baju Jimin Oppa.
"Harusnya kita yang meminta maaf adikku sayang, karena kita sudah membuat mu sedih" Ucap Taehyung yang menaruh kue dan ikut memelukku. Disusul dengan Oppa Oppa yang lain.
Aku sangat senang sekali mempunyai Oppa Oppa seperti Bangtan. Mereka sangat menyayangiku. Bahkan setelah itu, mereka mencium keningku satu persatu tanda kasih sayang seorang kakak terhadap adik kecilnya ini. Hari yang sangat bahagia, penuh dengan teka teki. Tapi, teka teki menyenagkan juga ternyata.
-Happy Or Sad Day? : Selesai-
YOU ARE READING
Oppa Oppa Bangtan [BTS]
FanfictionJadi adik dari boyband terkenal, BTS? Disayang, digodain, dijahilin bahkan di baperin sudah jadi hal biasa. Kegiatan setiap hari kalian bersama para Bangtan akan terdapat disini.