34. Surat Ajaib

428 55 3
                                    

Tindak pidana pemerkosaan merupakan salah satu kejahatan yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 285 yang berbunyi sebagai berikut: "Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, dihukum, karena memperkosa, dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun."

Berdasar informasi dari internet tersebut, Pram nekat melaporkan diri sendiri ke salah satu Polsek daerah Yogyakarta, tepat sehari setelah Tiwuk bersikeras takkan memaafkan. Ide gila itu dijalankan tanpa ragu. Walau awalnya para polisi heran dan kebingungan, apalagi peristiwa tersebut sudah lama terjadi. Tapi Pram memaksa mereka untuk menangkap dan mengijinkannya menginap di salah satu kamar tahanan, lalu menelaah kasus ini dengan serius. Mau tak mau, polisi melibatkan Tiwuk sebagai korban. Awalnya Tiwuk menolak keras dan mengganggap Pram sudah gila akut, tapi setelah mendapat penjelasan dari polisi, akhirnya Tiwuk mengikuti prosedur hukum yang berlaku.

Betapa bahagianya Pram setelah sah menjadi pesakitan, meringkuk dibalik jeruji besi. Tidurnya nyenyak tiap malam, walau hanya beralas tikar tipis diatas ubin dingin. Makannya lahap, apapun menu yang disuguhkan petugas tiap hari. Senyum tak pernah berhenti mengembang pada tiap orang. Dan satu lagi perubahan besar dalam hidup Pram; sajadah, sarung, tasbih dan Al Qur'an tak bisa terlalu lama jauh dari jangkauan. 

Sedangkan Lanang diluar sana, malah dibikin kelimpungan pada keputusan sahabatnya. Tiap hari Lanang tak tenang memikirkan bagaimana nasib Pram didalam. Sudah mandikah, sudah makankah, sudah tidurkah. Apakah menu makanan yang diberikan petugas hari ini, masuk selera Pram atau dia memilih menahan lapar, bagaimana kalau keinginan Pram ingin mantap-mantap kambuh. Bagaimana kalau Pram ingin ngebar untuk ngebir. Pikirannya yang ruwet, membuat Lanang mondar mandir mengunjungi Pram sesering mungkin. Tiap ada waktu luang, pasti disempatkan untuk berkunjung sekedar membawakan rendang atau gado-gado kesukaan Pram.

Seperti hari ini, Lanang menyempatkan waktu di akhir pekan untuk menjenguk. Jam sembilan pagi, pintu gerbang besi rutan setinggi 1,5 meter dibuka perlahan. Antrean pengunjung mengular. Beberapa datang rombongan, sekeluarga atau bersama sahabat. Lanang datang seorang diri, berdiri dalam urutan nomor sembilan. Mereka datang dari berbagai daerah. Lanang menyadari itu karena selama mengantri, kupingnya mendengar obrolan-obrolan dari logat dan aksen daerah yang berbeda-beda.

Akhirnya giliran Lanang melewati pemeriksaan awal.  Ia menyerahkan surat izin kunjungan dan KTP. Kemudian petugas membongkar isi dua tas kresek hitam yang dibawa. Seluruh kemasan makanan dibuka dengan teliti. Bahkan sebotol air mineral dikocok dan dihirup aromanya. Setelah itu Lanang masuk ke bilik kecil. Seluruh bagian tubuh digeledah. Bagian punggung tangan kanan distempel dan tanda pengenal dikalungkan ke lehernya. Ketika melewati gerbang besi kedua, identitas dan surat besuk diperiksa kembali. Sebelum akhirnya Lanang dipersilahkan masuk ke dalam ruangan yang lumayan luas dan duduk pada salah satu deretan kursi. Hari ini cukup ramai, nampak kursi-kursi itu hampir penuh. Tak lama menunggu, beberapa orang berrompi oranye keluar dari pintu penghubung yang Lanang tak tahu berujung kemana. Salah satu dari  mereka, menghampirinya. Duduk di kursi sebelah.

"Hai, bro. Banyak banget. Bawa apa?" sapa Pram sumringah. Dua kresek hitam yang diulurkan Lanang langsung disambut. Membuka ikatan kresek itu dengan semangat lalu mengintip isinya. 

"Rendang kering, dendeng dan empal depot Bu Broto, air mineral, kerupuk udang dan brownies buatan Nara. Dia titip buat kamu. "

"Wow, banyak banget. Nanti gue bagi ke temen-temen. Salam buat Nara. Makasih banyak. Sorry sering ngerepotin." Seketika senyum Pram merekah.

"Nggak lah, dia seneng kok." Pram menutup kembali bungkusan kresek itu. Meski sudah menelan ludah, tapi dia tahan. Waktu pertemuan yang terbatas lebih berarti digunakan untuk ngobrol daripada makan.

Biduk TerbelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang