Aku mungkin terlihat bodoh. Memaafkannya dengan begitu mudah. Mengingat perilakunya yang sangat buruk terhadapku, secara logis seharusnya aku tak memaafkannya. Namun, entah mengapa hati ini menolak. Menjadikanku wanita terbodoh di dunia ini.
Satu hal yang terpikirkan olehku, setiap manusia melakukan kesalahan dan menyesalinya kemudian hari. Begitu pula dengan Soojung, rasa iri dan dengkinya terlalu besar kepadaku menyebabkan ia hilang kendali dan bertindak buruk. Aku bisa mengerti itu, perasaan yang dimiliki Soojung.
Aku pernah merasakannya. Aku selalu iri dengan Naeun. Hidup dengan penuh kasih sayang, tidak seperti kehidupanku, dipenuhi kebencian. Namun, aku bertindak berbeda. Hanya menerima dan memanjatkan doa agar kehidupanku berubah suatu saat. Lagipula, setiap perbuatan dosa memiliki balasannya masing - masing. Mungkin bukan aku yang memberi balasan itu, tetapi aku yakin Tuhan akan bertindak adil.
Bukankah kehidupanku sudah berubah? Keadaannya telah terbalik, dan aku bahagia akan hal itu.
"Belum pulang, Ji?"
Aku mengenal suara ini, refleks kuhentikan langkahku. Memutar tubuhku kemudian. Ya, sesuai dugaan. Myungsoo berdiri tak jauh dariku, menatapku dengan santai. Aku benci melihatnya sesantai itu, terlebih setelah aksi mabukku, aku tak ingin melihatnya. Mengapa harus muncul saat ini, sih? Apa aku mengabaikan saja ya? Bukankah itu lebih baik?
"Kau tak bisa melihatku?"
Aku melihatnya mengerutkan dahi, apa salah dengan pertanyaanku?
"Aku melihatmu, apa maksudmu?"
Aku kesal. Myungsoo pria bodoh. Basa - basinya sungguh membosankan. "Kalau melihatku di sini, mengapa menanyakan hal tidak penting? Membuang waktuku saja."
Aku akui, mungkin aku wanita terketus saat ini. Bukannya berterima kasih, sikapku terbalik luar biasa. Persetan dengan semua itu, aku tetap marah dengan pria aneh itu. Sialnya, mengapa aku harus cinta padanya sih?
"Tunggu, Ji."
Aksi drama. Ia menahan lenganku, memutar tubuhku. Menatap dalam kedua manik coklatku. Apa ia akan menyatakan cinta saat ini? Heol, harapan yang buruk. Itu tidak mungkin terjadi. Cinta sepihak, apa kalian tidak paham juga?
"Wae?"
Aku masih bersikap ketus, tak peduli dengannya. Menghindar adalah pilihan yang terbaik sebenarnya, mengingat aku sudah menahan malu karena aksi mabukku. Tetapi sungguh sial, ia rekan kerjaku di depan kamera, kami tak bisa menghindar. Meski pemotretan berjalan dengan lancar, tetapi tidak dengan hatiku. Hancur berantakan, akan meledak sejak tadi. Aku menyesal menyetujui konsep romantis seperti ini. Ayah dan calon mertuaku benar - benar luar biasa menyebabkan kekacauan ini. Eh, tunggu? Ayah mertua? Apa aku baru saja menyetujui perjodohan kami? Oh, tidak mungkin. Kecuali jika aku tidak mengalami cinta sepihak mungkin aku akan menerimanya.
"Ayo pulang bersama."
😂😂😂
Aku bodoh. Aku tidak akan menyangkalnya. Setelah memaafkan Soojung dengan mudah, saat ini aku bersikap bodoh lagi. Membiarkan pria sialan ini membawaku sesuka hatinya, menyeretku layaknya anjing peliharaan. Yah meski aku menyukai anjing, tetapi kadar keimutanku melebihi damon, anjing peliharaanku dulu.
Lihat! Aku berakhir di salah satu restoran italia, tidak mewah namun cukup nyaman. Salah satu restoran kesukaanku, bagaimana bisa dia memiliki selera yang sama denganku? Bahkan ia mengatakan bahwa ini salah satu restoran langgananya. Hei, apa itu penting saat ini? Tentu tidak.
Sudah kubilang, aku ini bodoh. Wanita yang terlahir bodoh sejak dulu.
"Kau tidak suka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE
Fanfiction"Aku seperti hujan, rela berkali-kali jatuh padamu meski kau terus berlari dan mencari tempat berteduh"-Suez