Sooji menatap penampilannya di cermin. Kata sempurna mungkin tepat untuk menggambarkan dirinya saat ini. Rok span di atas lutut yang dipadu dengan blouse. Sederhana, namun Sooji sangat menyukai penampilannya. Meski ia bukan tipekal wanita yang terlalu memerhatikan penampilannya, tetapi sebagai seorang atasan yang baik Sooji tentu harus berpakaian dengan rapih.
"Sudah mulai bekerja, Ji?"
Sooji lantas menoleh, tersenyum menatap Jiyeon yang baru bangun dari tidurnya. Semalam memang Sulli dan Jiyeon menginap di rumah, menghabiskan malam dengan canda tawa. "Eoh, kasihan Jieun jika aku tinggal terus menerus. Bisa gila dia nanti."
Tawa Jiyeon menggema, meski tak keras. Sejak Sooji menjalani perawatannya, Jieun beberapa kali mengeluhkan pekerjaannya yang sangat menumpuk. Biasanya ia hanya menghandle pekerjaan kecil untuk melengkapi, namun pekerjaan berat Jieun pukul. Sudah sepantasnya keluhan selalu terlontar dari bibir mungil milik Jieun.
"Dia akan membunuhmu jika terus absen." timpal Jiyeon, masih dengan tawanya.
Sooji mengangguk, kemudian memberikan sentuhan akhir pada penampilannya. "Akan kupastikan rencananya gagal, Jiyi. Aku pergi dulu ya, sarapan sudah aku siapkan. Bye!"
"Gomawo, hati - hati, Ji!"
😂😂😂
"Welcome back, Bae!"
Sooji tersenyum lebar, menghampiri Jieun yang merentangkan tangannya. Berhambur pada dekapan hangat yang Jieun berikan dengan mudah. "Ah senangnya, aku bisa terbebas dengan pekerjaanmu yang menyusahkan itu!"
Sooji tertawa, dilihatnya wajah merenggut Jieun. Seperti bebek yang kehilangan induknya. "I'm sorry, dear. Kau bisa refreshing saat ini atau mengambil libur, aku akan mengizinkannya."
Jieun menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, begitu tegas. "Dan membiarkanmu jatuh sakit karena kelelahan? Itu bahkan lebih buruk, Sooji! Cukup jaga kesehatanmu dan aku akan sangat berterima kasih! Kau mengerti?"
"Ne, aku mengerti Eomma." tawa Sooji. "Ah, apa yang harus aku kerjakan Jieun? Proyek apa yang harus kutangani dalam waktu dekat?"
Sooji melangkah, menjatuhkan tubuhnya pada sofa panjang yang diikuti Jieun. "Pakaian yang diluncurkan dengan model kau dan Myungsoo sukses besar, berdampak positif juga dengan agensi kita. Seasons 2 akan segera diluncurkan, well modelnya sudah pasti kau dan Myungsoo."
Sooji mendesah. Apa harus ia bertemu dengan pria itu lagi? Ia masih terlampau kesal karena pria itu bahkan tak menghubunginya sama sekali. Benar - benar tidak bisa dipercaya.
"Tidak ada yang bisa menggantikanku? Bagaimana dengan Naeun? Dia jauh lebih cantik dan alami."
Jieun mencebik, alasan klasik yang dibuat Sooji untuk menghindari Myungsoo. "Tidak ada alasan, Sooji. Memangnya kau mau sampai kapan menghindarinya? Kau pikir kau sedang main petak umpet gitu? Kekanakan sekali! Masalah itu diselesaikan, bukan dihindari! Dasar payah!"
Sooji meringis. Jieun-nya telah kembali, cerewet sekali. "Arrasseo, hentikan ocehanmu! Aku pening mendengarnya." keluh Sooji, tak dihiraukan oleh Jieun sebenarnya.
"Ah ya, Jong In mengundang kita ke acara penyambutannya. Sekaligus merayakan kesembuhanmu, Ji."
Sooji menaikkan sebelah alisnya. "Aish, berlebihan sekali kalian ini. Kapan dia kembali ke Korea? Apa dia semakin hitam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE
Fanfiction"Aku seperti hujan, rela berkali-kali jatuh padamu meski kau terus berlari dan mencari tempat berteduh"-Suez