Part 15 - Closer

3.3K 451 21
                                    

Sooji tersadar setelah tidur panjang yang ia alami. Ia mengerang, sekujur tubuhnya terasa sakit. Berapa lama ia tertidur di sini? Sooji kembali menggali memori dalam kepalanya, mengingat penyebab mengapa ia terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

Ia collaps lagi.

Rasa penyesalan hinggap dalam hati Sooji. Tidak seharusnya ia kembali menumpuk pikiran di dalam otaknya hingga membuat orang di sekitarnya khawatir seperti kemarin. Berbicara mengenai khawatir, Sooji mengingat meski tabu sosok pria berbadan tegap yang membopongnya panik. Apa ingatan itu nyata atau hanya sekedar mimpi?

Ya. Pria itu, Kim Myungsoo. Sooji ingat pria itu menghampiri tubuhnya yang tergeletak di atas lantai dingin, kemudian beteriak menyerukan namanya sebelum beranjak pergi meminta bantuan.

"Hapus artikel sialan itu secepatnya, Oh Biseo!"

Sooji kembali mendengar suara berat milik Myungsoo. Astaga,  mengapa indranya semakin eror seperti ini?

'Cklek'

Pintu bercat putih terbuka, menampilkan tubuh tegap milik Myungsoo. Sooji terkesiap, jadi indranya masih berfungsi?

"Akhirnya kau bangun juga, setelah satu hari penuh hanya tidur di atas ranjang!"

Sooji hanya diam, tidak mampu mengeluarkan suaranya yang serak. Sudah satu hari ia tertidur dan ia hanya mendapat asupan gizi melalui selang infus, wajah jika sekujur tubuhnya lemas.

"Aku panggilkan dokter sebentar!" tukas Myungsoo, namun segera ditahan oleh Sooji.

"Ada apa? Kau memerlukan sesuatu?"

Sooji menatap dalam diam Myungsoo, maniknya melirik ke arah segelas air putih di atas nakas. Seolah mengerti Myungsoo segera membantu Sooji bangkit dari tidurnya, kemudian membantu gadis itu meminum air putih tersebut.

"Gomawo." gumam Sooji.

Myungsoo mengangguk seraya menaruh kembali gelas yang digunakan Sooji. "Aku panggilkan dokter sebentar dulu ya, kau tunggu di sini."

Sooji hanya mampu terdiam. Otaknya masih tidak menangkap apa yang sebenarnya terjadi. Perubahan sikap drastis yang Myungsoo lakukan seakan - akan menguras tenaga otaknya untuk berpikir. Sangat wajar mengingat betapa buruknya perilaku pria itu terhadapnya. Membuat siapa pun yang melihat akan menilai Myungsoo sangat membenci Sooji.

**

Jieun menyudahi suapan untuk Sooji setelah gadis lemah itu memerintahkan dirinya. Dengusan dengan mudah Jieun ciptakan, di saat sakit seperti ini Sooji tetap saja keras kepala. Dokter sudah berpesan kepadanya Sooji harus diberi nutrisi yang cukup agar bisa melaksanakan rutinitasnya lagi. Meski tubuh Sooji tidak sakit, tetapi seharian tidak sadarkan diri dan mengandalkan asupan gizi melalui selang infus cukup membuat tubuh seseorang lemas. Sooji butuh istirahat, gadis itu butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.

"Kau ini masih saja keras kepala." gerutu Jieu tanpa henti.

Sooji hanya diam, tak berniat menyahuti gerutuan Jieun. Ah, Sooji baru ingat seharusnya ia menghadiri sebuah rapat kemarin. Perjanjian perpanjang kontrak dengan beberapa artis papan atas yang bernaung di agensi yang ia pimpin.

"Bagaimana dengan meeting kemarin?" tanya Sooji dengan suara lemahnya.

Jieun lantas mendelik, memang keras kepala. "Masih memikirkan pekerjaan? Astaga Sooji, kau ini sakit! Lupakan segala hal tentang pekerjaan, kau harus focus beristirahat!"

"Tapi..."

"Tidak ada tapi - tapian, soal Tuan Bae aku yang akan berbicara kepadanya. Turuti saja aku, jangan keras kepala!"

GONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang