Part 19 - The Past (2)

3K 421 17
                                    

Seoul, 2010

"Aku tahu itu kau."

Sooji mengangkat kepalanya, fokusnya teralihkan kepada sosok gadis berambut sebahu. Keterkejutan hinggap dalam tubuhnya, namun dengan segera ia ubah menjadi tenang kembali.

"Apa maksudmu? Kau mengenalku?"

Sooji dapat melihat tawa sinis yang diciptakannya. Sudah terlambat untuk berakting, bukan? Ia sudah ketahuan, telak.

"Kau yang selalu diam - diam memperhatikan kami, bahkan terlihat seperti penguntit. Apa kau ingin merebutnya lagi dariku, eoh?"

Sooji akui, jika ia memang sering kali memperhatikan mereka. Entah itu Soojung atau Myungsoo, atau teman - teman lainnya. Tidak ada alasan khusus mengapa ia melakukan hal tersebut. Ia hanya rindu dengan kebersamaan semasa SMA dulu. Hanya itu.

Sudah satu tahun lebih ia hidup dengan menyembunyikan identitasnya. Selain menutupi profesinya sebagai idol baru, Sooji ingin ia tampak kasat mata oleh teman - temannya. Setelah kepulangannya dari Jerman dan merintis karir dalam dunia hiburan sesuai perintah sang Ayah, ia kembali ke tanah kelahirannya. Berakhir dengan satu tempat kuliah dan tetap menjadi Bae Suzy ketika publik menyapa.

Ia hanya seorang gadis nerd yang mati - matian menyembunyikan identitasnya. Selalu menjadi bahan bullyan teman satu kelasnya. Entah setan apa yang merasuki mereka hingga membenci Sooji seperti itu. Sooji bahkan selalu tenang, namun beberapa manusia tidak punya hati dengan mudah mencari kesalahan yang bahkan tak pernah ia buat.

Dan sekarang identitasnya telah terungkap. Soojung mengenali dirinya. Sebagai pengamat setia, atau seorang penguntit?

"Aku tidak pernah merebutnya."

Sooji menjawab pelan, membantah hal yang tidak pernah ia lakukan. Hanya tawa sinis yang ia terima dari Soojung. Bukankah gadis itu memang menyebalkan?

"Naif sekali, Sooji- ssi. Kau bahkan menjalin hubungan di belakangku!"

Sooji tersenyum, tipis. "Anggaplah apapun yang kau pikirkan, itu sudah masa lalu. Aku tidak ada maksud apapun memperhatikan kalian."

Soojung menggeram, ia sudah cukup kesal melihat kehidupan sukses Sooji sebagai seorang idol dan sekarang mengusik kehidupan pribadinya dengan satu kampus dengannya.

"Kau pikir aku akan percaya dengan pembual licik sepertimu, eoh?"

Sooji hanya diam. Percuma saja ia berdebat dengan gadis keras kepala seperti Soojung.

"Aku peringatkan jangan mendekati kehidupanku lagi, Sooji!"

💙💙💙

"Aish, aku terlambat!"

Sooji menyusuri lorong kampus dengan terburu - buru. Ia selesai syuting sampai larut malam sekali dan melupakan bahwa ia ada ujian di pagi hari. Bagus sekali.

"Bukankah itu Bae Suzy?"

"Idol yang sedang naik daun itu, kan?"

"Geutchi? Bae Suzy?"

"Apa yang  ia lakukan di kampus kita?"

Sooji melirik beberapa manusia yang berbisik. Sial. Ia melupakan pakaian identitasnya. Ia hanya memakai jeans dan kemeja putih lengan panjang dengan rambut yang ia ikat asal. Bahkan make up tipis yang ia gunakan semalam masih berbekas, ia memang tidak mandi di pagi hari.

Masih dengan langkah seribunya, Sooji merogoh tas jinjingnya. Mencari kacamata kuda yang menjadi penyamarannya. Setidaknya hanya beberapa orang yang menyadari, ia harus segera bertindak sebelum terungkap.

'Bugh'

Sooji terjungkal, bokongnya menyapa lantai tanpa ia perintah. Ia meringis merasakan sakit yang menyerangnya begitu saja. Lantas tubuhnya sulit untuk ia kendalikan, kedua matanya mengerjap indah.

Pria ini, Kim Myungsoo.

"S.. soo.. ji?"

Sooji mengerjap kembali.

"Kaukah itu?"

Dengan tergesa Sooji bangkit dan mengenakan kacamatanya. Ia sudah menjadi pusat perhatian saat ini ditambah dengan kedatangan pria ini sungguh bukan ide yang baik.

"Aku minta maaf."

Sooji segera berlari setelah menundukkan tubuhnya beberapa kali.

💙💙💙


Sooji menatap canggung beberapa orang yang memotret dirinya. Meski ia sudah kembali berpenampilan nerd, tetapi percuma karena identitasnya sudah terbongkar.

"Noona!"

Sooji terbelalak kaget ketika beberapa sekolompok pria muda berkumpul di hadapannya.

"Terima hadiahku, noona!"

Sooji hampir saja tersedak salivanya. Puluhan coklat tersodor rapih tepat di wajahnya. Ia sudah sering menghadapi hal seperti ini, tetapi untuk pertama kalinya ia mendapat perlakuan seperti ini di kuliahnya.

"Ah, ne. Terima kasih."

Sooji mengambil beberapa coklat sembari membungkukan tubuhnya.

"Noona ambil punyaku juga!"

"Eoh, punyaku!"

"Punyaku!"

Sooji meringis, ia tersenyum canggung sebelum memutuskan untuk mengambil seluruh coklat yang diberikan untuknya.

"Terima kasih, tapi.."

Sooji tersenyum manis. "Bisakah kalian memberiku lewat? Aku harus segera bergegas."

"Tentu, Noona! Annyeong!"

Sooji tersenyum lebar, mengucapkan terima kasih sebelum bergegas pergi. Tak sedikit yang melihat kejadian itu, bahkan seperti sebuah drama menarik, terlalu banyak yang memperhatikan.

"Jadi, gadis nerd yang terkenal jenius itu Sooji?"

Jiyeon berlirih, memperhatikan gerak - gerik dan interaksi Sooji sedari tadi.

"Eoh, dia bersembunyi dari kita." ujar Sulli.

Jieun tersenyum tipis, ia senang mendengar Sooji baik- baik saja dan masih dalam satu lingkungan yang sama. Jieun melirik Soojung yang menggeram kesel, kemudian mengamati Myungsoo yang terdiam. Terpaku tanpa alasan yang jelas.

"Yya, bodoh! Ada apa? Siapa yang buat onar hingga heboh begini?"

Semuanya lantas mengerjap, diamati dengan wajah garang sosok pria yang berjalan santai dengan wajah kusutnya. Tidur dan tidur lagi. Hanya itu kegiatan pria itu. Benar-benar tidak berubah.

"KIM JONG IN!"
.
.
Hai,sebelumnya aku minta maaf kalau cerita ini belum klimaks wkwkkw bingung mau klimaksnya kaya gmn, aku aja belum ada rencana mau end cerita ini kaya gimana wkwk berdoa ajaa mood aku bagus jdinya endnya bagus juga hehhe. Reccomend drama donggggg hehehe. Happy reading, dont forget to vote and comment!

GONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang