Part 33 - Say Sorry

3.5K 369 21
                                    

Sooji menurut, atas perintah ayahnya. Meski telah menolak, ayahnya tetap menang setiap perdebatan terjadi. Memilih untuk mengalah daripada harus berdebat kusir. Mulai hari ini tepatnya Sooji akan tinggal bersama calon suaminya, Kim Myungsoo.

Menyerah akan aksi menolak pada pria itu. Pada nyatanya, suaminya telah merebut hati dan kepercayaan ayahnya. Akan sulit bagi Sooji untuk menolak setiap ide gila yang pria itu tujukan untuknya. Sooji yang pasrah dan Myungsoo yang licik. Seperti hubungan satu untung dan satu dirugikan.

"Sayang."

Sooji mendelik, menatap tak suka pria yang sedang membawa koper besarnya. "Aish, jangan memanggilku seenaknya. Aku punya nama Tuan, Bae Sooji." tutur Sooji.

"Aku juga punya nama, Kim Myungsoo. Kau tak memanggil-ku dengan baik, Sooji." timpal Myungsoo, ia meraih kenop kamar yang akan ditempati Sooji. Dan juga kamar tidurnya. Apartemen hanya memiliki dua kamar, satu untuk kamar tidur dan satu untuk ruang kerja Myungsol. Sebuah benefit yang menyenangkan bagi Myungsoo. Ia sudah bertekad akan merebut hati wanitanya, membuat sang wanita jatuh hati padanya dan mempercayai cintanya. Sudah cukup dulu ia selalu menyangkal perasaannya, saatnya untuk menunjukkan dan memperjuang
kan wanitanya.

"Kim Myungsoo, puas?"

Myungsoo tertawa, Sooji-nya masih ketus terhadapnya. Ia ulurkan jemarinya, mengacak surai milik Sooji. "Oppa, aku lebih tua darimu. Kau harus memanggilku dengan benar, Ji. Oppa terdengar baik, tapi jika kau ingin memanggilku yeobo sih tidak masalah."

Sooji mendesis, candaan pria itu sangat abstrak. "Ish, percaya diri sekali." gerutunya, ia menatap sengit Myungsoo yang masih tersenyum aneh. "Yasudah kalau tidak mau, kau akan dihukum. Sebuah ciuman mungkin?" kekehnya.

"Ish! Baiklah, aku akan memanggilmu oppa, kau puas?" pekik Sooji yang mendapati anggukan dari pria itu. "Sudah sana pergi! Aku mau istirahat, kka!" usir Sooji, kedua tangannya membentuk gerakan mengusir. Sesekali mendorong tubuh pria itu, namun tertahan. Sooji tampak mengernyit, menatap aneh Myungsoo yang masih dengan senyum anehnya. Apa pria ini mulai gila?

"Ini kamarku juga, sayang."

Mata Sooji melebar. Dunia telah kiamat.

"Apa?!"

😂😁😂😈

Sooji mendengus, menatap malas pria yang melahap makanannya dengan rakus. Sooji heran, pria ini memang kelaparan atau makanannya terlalu enak? Bahkan pria itu persis seperti bocah yang tidak diberi makan satu minggu.

"Kau tidak makan, Ji?"

Sooji mengerjapkan matanya, ia tersadar. "Aku sudah kenyang melihatmu makan. Habiskan saja punyaku jika kau ingin." tukas-nya, Myungsoo menanggukan kepalanya semangat. Meraih piringnya dan memakannya dengan lahap.

"Pelan - pelan." tegur Sooji, yang diangguki pria itu dengan cepat. Sooji semakin yakin bahwa pria ini benar - benar kelaparan. Astaga, mengapa ia harus berhadapan dengan pria dewasa sebocah ini? "Sudut bibirmu, banyak nasi itu." ujar Sooji lagi, membuat Myungsoo menghentikan aksi makannya. Ia menyeka sebelah sudut bibirnya, namun tidak menemukan apa - apa.

"Sebelahnya lagi." arah Sooji.

"Ini?"

Sooji mendengus. Pria ini benar - benar tidak becus bahkan dalam urusan seperti ini. "Aish, kau ini benar- benar!" gerutu Sooji, ia meraih butiran nasi di sudut bibir Myungsoo, membuangnya setelahnya. "Makanmu persis seperti anak kecil. Yang benar saja, anak kecil lebih baik darimu."

GONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang