3.1

1.3K 72 6
                                    

"Emily! Are you ready? We should go now!" ucap Anny dari depan pintu kamar Emily. Hari ini adalah dinner bersama rekan Tio yang lama. Dahulu mereka selalu dinner dengan Emily namun setelah beberapa lama Emily berpisah dengan Tio dan Anny, mereka tidak pernah bertemu dengan Emily

"Yes mom! I'm ready" jawab Emily. Emily turun dan menemui mereka yang telah menunggu diruang tamu

"Honey! You grew so fast. You look so beautiful" puji Anny

"Dad agree with your mom" tambah Tio

"Stop! Jangan memuji Emily terus. Emily malu mom dad haha" ucap Emily

Mereka sampai di restoran yang sepertinya Emily tidak tahu, karna ia hanya hafal dengan daerah Swiss bukan Canada. Setelah mereka masuk ketempat yang telah direservasi sebelumnya mereka duduk dan menunggu rekan Tio yang masih dalam perjalanan.

"Kamu Emily kan?" Tanya perempuan berusia 40 tahun tersebut. Jujur Emily lupa dia siapa. Suwer!!

"Iya tante hehe" jawab Emily

"Tambah cantik sekarang. Dulu kamu masih kecil imut imut sekarang cantik banget" pujinya

Wah kirain dari imut - imut ke amit - amit ternyata tidak haha

"Emily ingat kita gak?" Tanya lelaki sebaya dad dan Emily menggeleng

"Sorry!" ucap Emily

"Jangan sedih gak papa kok. Lagian kan udah lama banget" ucap Lelaki tersebut

"Anak kalian gimana?" Tanya Anny

"Oh iya pa anak kita kemana ya? Tadi kan udah diajak. Aduh papa gimana sih?" Tanya Istrinya

"Dia udah ikut tapi belum nyampe kali atau paling ke toilet" jawabnya

"Umm, mom dad gak akan ngejodohin atau apapun kan?" Tanya Emily polos yang membuat mereka berempat tertawa terbahak - bahak

"Enggak lah sayang! Kan mom bilang mereka pengen ketemu kamu" jawab Anny

"Tidak mungkin. Semua terserah pada pilihanmu siapa. Kami tidak boleh mengatur kamu nak" ucap Tio

Tidak lama kemudian seseorang datang menghampiri mereka dan meminta maaf karna terlambat. Tapi Emily seakan - akan pernah melihat dia. Tapi entah dimana. Mukanya sedikit familiar tapi ah entahlah. Lelaki tersebut tersenyum kepada Emily seakan - akan kenal dengan dirinya

"Emily kenal?" Tanya Anny dan Emily menggeleng

"Enggak ma. Tapi mukanya familiar banget" jawab Emily jujur

"Kalian kenalan gih" ucap papa lelaki ini

"Gue----" ucapnya ditahan

"Theo" jawabnya yang membuat Emily terkejut seketika

"Lo Theo anak Warwick University yang sering sekelas sama gue kan?" Tanya Emily tidak menyangka. Theo mengangguk

"Benar sekalii" jawabnya

"Tapii kok penampilan lo jauh banget sama yang dikampus. Kalo disini lo gagah tapi kalo di kampus lo-" ucapan Emily ditahan oleh tangan Theo

Emily mencoba menarik nafas tapi susah kemudian memukul punggung tangan Theo. Emily menarik nafas dalam dalam dan memperhatikan Theo yang seakan akan merahasiakan hal tersebut

"Theo! Kasihan Emily" ucap Mama Theo kemudian Theo hanya menggaruk tengkuknya

"Emang Theo dikampus gimana Emily?" Tanya papa Theo penasara

"Eh? Enggak apa om. Beda aja sama dia disini gitu" bohong Emily yang membuat Theo bernafas lega

"Pa, ma, Om, tante saya pinjam Emily boleh gak?" Tanya Theo sopan kemudian Emily menjitak kepalanya Theo kemudian mendapat tatapan dari para orang tua tadi.

"Eh maaf deh" ucap Emily sambil mengelus pucuk kepala Theo. "Lo sih bilang pinjam, gue bukan barang yang bisa dipinjam gitu aja" lanjut Emily

"Udah ayo" ajak Theo

Mereka berada dirooftop restoran. Entah bagaimana bisa Theo memasuki rooftop sebuah restoran mahal di Canada ini.

"Lo kok bisa tau tempat begini?" Tanya Emily

"mama papa yang punya restoran ini, pasti gue tau. Orang ini tempat khusus gue" ucap Theo

"Gue bingung deh, kenapa orang senang banget berada di rooftop yang sepi. Walau sih gue akuin pemandangan bagus dan tenang, tapi-" Emily menggantungkan ucapannya

"Tapi kenapa?" tanyanya

"Gak jadi gak papa. Gue gasuka aja, gue benci dengan rooftop"

"Turun aja yuk kalo lo gak suka sama rooftop" ajaknya lagi dan Emily bergeming

"Enggak papa, disini aja. Gue gak pernah liat Canada dari ketinggian, jadi it's okay" tukas Emily

"Emily gue mohon ya dikampus atau disini lo jangan bongkar penampilan gue" pintanya tiba - tiba

"Kenapa?" Tanya Emily

"Karna gue mau menutupi siapa gue aslinya disana dengan cara culun, dan kalo papa mama tau. Mereka pasti bisa marah sama gue, karna mereka ga suka kalo anaknya yang tampan ini berubah jadi culun. Paham?" jelasnya

"Paham. Tapi walaupun lo udah jadi culun tapi tetap aja ada cewek cantik yang ngejar lo bukan?" Tanya Emily

"Gue tau, Cuma gue mau liat aja seberapa berjuangnya dia ke gue" jawabnya

"Tapi kan Harusnya lelaki yang berjuang bukan perempuan dan lo sebagai Lelaki gak boleh ngebiarkan seorang perempuan berjuang terus - terusan. Karna apa? Karna perempuan yang rela berjuang itu artinya dia tulus dan serius" nasihat Emily sambil tersenyum miris

Bodoh

Terkadang kita bisa menasihati orang lain, namun tidak bisa menasihati diri kita sendiri dan yang kita ucapkan pada orang lain lebih cocok pada masalah kita

"Dan satu hal lagi, Jangan menguji hati seseorang terus -menerus hingga akhirnya dia menyerah dan lo gak punya harapan lagi untuk mendapatkan hatinya" ucap Emily lagi

"Gue tau kok Emily. Menurut gue ya, lo harus mendalami kata - kata yang barusan lo ucapkan. Karna gue tau ini cocok sama urusan cinta lo" ejeknya

"Gue berusaha ngasih tau lo akhirnya lo ngejek gue! Kurang ajar ya lo" ucap Emily

"Becanda seriusan deh. Tapi dari ucapan lo sepertinya lo udah nyerah sama David?" tanyanya

"Pertanyaan bagus sekali. Jawabannya langsung saja ia. Karna gue sebagai perempuan merasa dijatuhkan karna dia nerima gue hanya karna paksaan. So mending gue pergi dan nyerah kan?" curhat Emily

"Tapi kan akhirnya lo sia - sia kalo gitu" ucap Theo

"Apa lo mau terus berjuang tapi gak dapat hasil padahal lo tau alasannya? Enggak!" ucap Emily kesal

"Emily gue mohon jangan marah" ucap Theo halus

"Enggak gue gak marah, sorry gue jadi ngelupain emosi gue ke lo" ucap Emily

"Santai aja gak papa kok. Gue tau apa yang lo rasain saat ini. Jadi alasan lo pindah apa cuma karna itu doang?" Tanya Theo dan Emily menggeleng

"No, ternyata yang bikin David terpaksa pacaran sama gue, jalan sama gue ataupun tunangan sama gue itu paksaan dari mama kandung gue sendiri. Oleh karna itu gue lebih baik milih sama keluarga gue yang dulu dimana mereka membebasi urusan percintaan gue" jelas Emily

Anny dan Tio berada dibalik pintu terkaget mendengar ucapan sang putri. Itulah alasan dibalik kembalinya putri mereka. Mereka memaklumi karna pasti hati Emily sakit mendengar hal tersebut dan mereka tidak akan menanyakan kepada Emily sebelum Emily sendiri yang berbicara.

Sungguh keluarga bahagia bukan?

Meyayangi Emily dengan sepenuh hati

Walau mereka tahu bahwa Emily tidaklah anak kandung mereka

Theo and Anny will always love Emily

Without any reason

xoxo

Menunggu vote dan comment kalian

 METANOIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang