Hujan 6

15.2K 712 22
                                    

"Ku harap Tuhan tak akan pernah menghapus memory tentang Hujan"


☔☔☔

Percakapan mereka berlangsung seiring langkah menuju kelas. Beberapa murid tampak melihat mereka dengan tatapan aneh. Seperti menganggap bahwa mereka baru saja menjadi pasangan kekasih.

Tapi bagi mereka, semua ini hanya teman semata. Dan belum lagi Hyura suka kepada Kevin bukan dengan Vernon.

"Gua duluan ya" ucap Vernon ketika Hyura sudah sampai di depan pintu kelasnya.

"Oke" Hyura tersenyum, menunjukan jempol kecilnya. Moodnya cepat sekali berubah, jika berada di di dekat Vernon.

Baiklah sekarang pintu kelas sudah ada di depannya. Bangku telah di isi oleh sebagian siswa dan siswi yang sudah berangkat. Mereka tampak membicarakan sesuatu, mungkin mereka menceritakan tentang mimpi mereka tadi malam atau bercerita tentang para cowok-cowok tampan yang ada di sekolahnya, yah termasuk Kak Revan kategorinya.

Tapi, menurut Hyura hanya ada satu pria yang membuatnya diam seribu bahasa yang tak lain, dan bukan lain adalah Kevin Lionil.

"Oh my god, Hyura" teriak Rasya tiba-tiba saat Hyura sudah duduk di bangkunya.

"Apaan sih? Berisik tau, Sya!" Hyura mendengus kesal.

"Lo sama cowok itu jadian ya?" itu adalah pertanyaan yang konyol, dan Hyura malas menjawabnya.

"Gak!" Hyura menjawab singkat, dengan penekanan. "Bisa-bisa gue darah tinggi tiap hari, kalau pacaran sama dia!" sambung gadis itu.

Temannya mulai mengintrogasinya lagi. Hyura sudah hafal betul dengan temannya, dan ia menjelaskan dengan rinci.

"Ohh.."

Teman-temannya kini hanya ber-oh ria saja. Setelah itu diam dalam pikiran masing-masing.

Gadis tanggung berumur 16 tahun itu duduk di bangkunya. Menanti Guru gendut yang setiap tertawa tubuhnya akan berguncang. Lucu, jika kalian melihatnya secara langsung.

Bel telah berbunyi, sebentar lagi Bu Guru gendut itu akan datang. Murid-murid telah menanti di meja mereka masing-masing. Menyiapkan buku yang akan di pakai pada pelajaran pagi ini.

"Selamat pagi, Bu" serentak murid-murid menyapa Bu Guru gendut itu. Namanya adalah, Bu Aminah. Guru mata pelajaran sejarah, yang selalu bercerita di setiap jam pelajarannya, dan setelah itu meminta muridnya untuk maju ke depan. Mengulang apa yang sudah ia ceritakan tadi.

"Selamat pagi" Bu Guru gendut menjawab. Lalu duduk di mejanya, mengeluarkan buku-buku sejarah yang tebal.

"Baiklah. Pagi ini, ibu akan menceritakan tentang sejarah masuknya bangsa barat di Indonesia" suara Bu Aminah menggelegar, memenuhi ruang kelas ini. Bu Aminah pun, mulai bercerita.

Para murid mendengarkan dengan serius. Hari masih pagi, dan tentunya semangat pun juga masih panas menggelora.

Drtttt

Ponsel Hyura bergetar di laci. Tapi Hyura tak akan mengambilnya. Ia tak mau mengambil resiko, jika nanti Bu Aminah memergokinya mengambil ponsel.

"Baca buku kalian sekali lagi! Setelah itu akan ibu tunjuk, siapa yang maju ke depan" Bu Aminah menyudahi ceritanya. Meminta anak muridnya untuk kembali menyimak buku.

Dengan sigap, para murid membuka dan membaca kembali cerita tadi. Seksama dan sangat serius. Bisa bahaya, jika mereka di minta untuk maju, tapi tidak bisa bercerita di depan.

Waktu bergerak cepat. Tak terasa hari sudah semakin sore saja. Sore ini, Hyura sedang berada di rumah temannya. Mengerjakan tugas melukis, yang di berikan sore tadi. Ia meminta kakaknya, untuk menjemputnya di halte dekat sekolahan saja, karena setelah selesai dengan tugasnya, Hyura akan mengantar salah satu temannya dulu ke halte bis.

"Bang Revan mana sih? Tumben lama!"

Hyura menggumam sendiri. Temannya baru saja naik bis, dan sekarang ia sedang menunggu jemputan. Sudah setengah jam lebih ia menunggu di sini.

Debu berterbangan, bersamaan dengan mobil atau motor yang melewatinya. Sungguh, polusi udara.

Gadis itu mulai cemas, ia duduk lalu berdiri lagi, selalu seperti itu. Sesekali ia menyumpah serapahi kakaknya yang lama. Menyebalkan.

Saat ia sedang bergumam, sepeda motor ninja keluaran terbaru, berhenti tepat di depannya. Orang itu belum membuka kaca helmnya, tapi dari seragamnya bisa di ketahui, orang itu masih anak sekolahan juga, atau mungkin satu sekolahan dengannya. Hyura mengamati orang itu, hingga orang itu membuka helm.

"Mau bareng gak?" orang itu membuka kaca helmmya, menawari Hyura untuk pulang bersama.

Entah mengapa, Hyura merasa senang. Setidaknya, ia tidak akan menunggu kakaknya lebih lama lagi, bukan?

"Ayo naik" ucap Vernon, meminta Hyura agar segera naik.

"Udah buruan naik, gua gak bakal nyulik lo kok" tambah Vernon lagi.

Hyura akhirnya naik, sebelum melaju, Hyura sempat bertanya pada Vernon, "Gue gak pake helm nih?" tanyanya, menyelip di pundak Vernon.

"Gak usah. Kalau ada polisi, terus kena tilang, lo yang gue kasihin tuh ke polisi" jawab laki-laki itu. Setelah itu, ia sukses mendapatkan pukulan pada helmnya.

"Ini helm mahal!" protes laki-laki itu. "Serah! Udah deh, ayo berangkat!" perintah Hyura.


'Bang, gue balik bareng Vernon. Lo lama sih!'

Pesan singkat itu segera terkirim. Hyura memasukan kembali ponselnya ke dalam tas.

Di tengah perjalanan mereka. Gerimis turun, mengenai rambut Hyura yang tergerai bebas terkena angin. Gerimis itu lambat detik menjadi sedikit deras. Sebelum benar-benar deras, Vernon memacu sepeda motornya lebih kencang. Membuat gadis yang berada di belakangnya, berteriak heboh karena takut.

Sekarang rintik gerimis telah berubah menjadi hujan dengan tetesan yang sedikit besar. Vernon menepikan motornya di pinggir jalan. Untung mereka sudah mulai memasuki area perkampungan. Ia dan Hyura berlari menuju taman di dekat jalan itu, bersembunyi di rumah-rumahan kecil, untuk berteduh.

"Gue mau main hujan, Ver!"

Hyura mengelak, melepaskan tangan Vernon yang terus menarik tangannya. "Iya gue tahu, tapi taruh dulu tas lo! Ntar basah!" Vernon menceramahi gadis yang ceroboh itu.

Hyura berlari, keluar dari rumah-rumahan kecil itu, dan menikmati tetesan air hujan yang membasahi seragamnya. Vernon tersenyum, melihat gadis itu.


TBC

Vernon itu bawel kayak mak-mak. Kalau Hyura itu keras kepala. Nah pas kan.. Yang satu bawel yang satu keras kepala. Menang mana nih?

Kemana bang Revan? Ada yang tahu?


Kasih bintang dan coment di bawah ini yaa 👇👇👇

Salam,
Author

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang