Hujan 30

7.6K 406 1
                                    

" Lantas harus berjuang seperti apa lagi? Jika memendam perasaan adalah kesalahan?"

☔☔☔

Vernon kecil terdiam. Jika tahu, gadis merpati itu yang datang pasti dia sudah keluar sejak tadi. Vernon kecil kini duduk di kursi halaman belakang. Ia melihat merpati itu dengan seksama. Merpati bewarna putih dan bersih itu melambangkan sebuah ikatan teman yang sangat istimewa bagi Vernon.

Beberapa hari kemudian. Seorang lelaki setengah baya datang di panti asuhan tersebut. Lelaki itu ingin bertemu dengan seorang Vernon kecil. Ibu panti pun memanggil Vernon kecil yang lucu. Ibu panti bilang, jika laki-laki berwajah tampan itu akan membawa Vernon ke rumah barunya. Vernon hanya tersenyum malu. Sekian lama ia merindukan sosok keluarga. Hari ini semua terjawab, ia akan memiliki keluarga baru.

Vernon kecil membayangkan keadaan rumah saat ia datang nanti. Ibu yang baik dan tentunya sangat lembut. Mobil berjalan memecah keadaan ibu kota yang ramai. Sampai lah pada sebuah rumah yang cukup besar dengan cat bewarna kuning gading. Ada seorang wanita setengah baya yang cantik berdiri di depan pintu. Mengenakan baju bewarna cokelat susu yang membuat Vernon suka melihatnya.

"Sekarang Vernon akan tinggal dengan kami. Ini adalah rumah Vernon, dan mainan mobil-mobilan itu juga milik kamu. Sekarang panggil kami ayah dan ibu, Vernon sayang" ucap lelaki itu sambil memeluk Vernon. Vernon pun bahagia. Ia begitu bahagia dan sangat senang.

Langit bergelumung hitam. Tanda hujan akan turun sebentar lagi. Vernon masih duduk di taman itu, mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Kehidupan jalanannya berubah menjadi sebuah kehidupan yang ia dambakan. Sebuah rumah untuk berteduh, sebuah pelukan hangat dari seorang ibu, dan tangan kekar ayahnya yang selalu membantunya. Hidupnya begitu bahagia. Akan tetapi, sesuatu seperti mengganjal pada hatinya. Ia ingin bertemu gadis baik hati itu. Gadis kecil yang cantik, yang tersenyum padanya, saat dunia mengacuhkannya. Bagaimana pun juga, kelak ia harus bertemu dengan gadis itu. Harus menemukannya.

Vernon menghapus air matanya. Sejenak ia tersenyum mengingat bagaimana Hyura memberikan merpati itu dulu. Gadis yang amat ia rindukan hingga saat ini.

Drtt

Ponsel Vernon bergetar pada saku celananya. Muncul sebuah pemberitahuan pada layar ponselnya.

"Sayang, kamu dimana?" tanya seorang wanita pada ujung telepon dengan lembut. Vernon hanya tersenyum kecil. Membuat lesung pipinya terlihat begitu saja.

"Iya, mah. Ini Vernon masih di rumah teman, sebentar lagi Vernon pulang"

"Iya, nak. Segera pulang. Sudah mau hujan ini"

"Siap mama. Vernon on the way" Vernon tersenyum kecil. Lalu menutup sambungan telepon. Meraih kunci motornya dan berjalan menuju motor merah miliknya. Di jalan ia terus saja membayangkan apa yang akan dia alami jika saja ia tak bertemu Hyura. Vernon menganggap merpati itu adalah sebuah keajaiban yang Hyura berikan. Bertubi-tubi kebahagiaan datang pada Vernon setelah merpati itu ada di tangannya.

Vernon kini sudah sampai di depan pintu garasi rumahnya. Laki-laki itu memarkirkan motor ninja miliknya dan berjalan menuju pintu utama rumah. "Nah, mobil siapa tuh?" alisnya bertaut. Ketika menyadari ada mobil lain yang terparkir rapi, di samping mobil milik orang tuanya.

Vernon masuk ke dalam rumah. Ia sempat terkejut ada orang asing yang duduk di kursi ruang tamu. Sepasang pria dan wanita yang kira-kira berumur sama seperti kedua orang tua Vernon, dan juga ada seorang gadis yang duduk di sebelah mereka. Menurut Vernon, gadis yang duduk itu cukup cantik. Tapi karena polesan di wajahnya, dan Vernon tidak begitu tertarik. Cintanya adalah Hyura Alexander. 

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang