Hujan 47

5.5K 282 17
                                    

“Dan aku akan terus menunggu dalam keadaan hanya kamu yang tahu berapa lama lagi aku harus menunggu.”


☔☔☔

Kejadian kemarin membuat Kevin dan Vernon harus di hukum oleh kepala sekolah untuk berlari memutari lapangan sebanyak 30 kali putaran. Yah, cukup melelahkan sih sebenarnya. Hanya saja ukuran lapangan ini tidak akan membuat mereka berdua pinsan. Ukuran lapangan yang memang sedang dan mereka berdua juga anak olah raga. Jadi kecil lah hukuman itu.

Kevin berlari dulu, meninggalkan Vernon yang berlari di belakang nya. Sebenarnya agak kurang adil, Vernon tak memukul Kevin sama sekali, hanya Kevin yang mendominasi pertengkaran tadi. Tapi jika sudah kepala sekolah yang menyuruh, mau bagaimana lagi.

Untung hanya di suruh berlari memutari lapangan, tidak di suruh memutari sekolahan atau lebih pahit nya lagi di skors satu minggu. Sudah lah, hukuman tetap hukuman dan harus di lakukan.

Ujian kelulusan akan di lakukan beberapa bulan lagi. Mengharuskan semua murid kelas 3 harus belajar dengan sungguh-sungguh. Termasuk gadis yang duduk di bangku kedua kelas ini. Dengan melihat papan tulis yang penuh dengan coretan guru dan menyalin di buku tulis nya.

Jam berjalan dengan cepat. Menyisahkan beberapa menit saja untuk akhir jam pelajaran. Kedua laki-laki yang sedang berlari di lapangan juga sudah menyelesaikan hukuman nya dan sudah kembali ke kelas. Semua siswa tampak menyimpan kembali peralatan belajar nya di dalam tas. Richo menghampiri meja Hyura dan Dina, lantas berpamitan pulang terlebih dahulu.

Vernon kini tengah membereskan beberapa buku yang ada di laci meja nya ke tas punggung warna hitam itu dengan pelan. Lalu menutup nya dan bersiap berdiri untuk pulang. Kevin yang duduk di belakang hanya berlalu saja, melewati Vernon tanpa melihat laki-laki itu.

"Din.." Hyura memanggil Dina yang masih sibuk membereskan beberapa buku yang masih berserakan di atas meja nya. Ulah Richo memang, ia yang meminjam buku ini tapi Dina yang harus membawa pulang. Dengan alasan, nanti akan di ambil ke rumah nya. Paling juga wacana-batin Dina- saat Richo berkata seperti itu tadi.

"Dinnnnnn!!!" Hyura memanggil sekali lagi. Seperti nya Dina duduk tepat di sebelah nya, tapi entah mengapa serasa Dina duduk di luar kelas dan Hyura duduk di dalam. Dina sendari tadi masih saja sibuk dengan buku-buku pinjaman Richo tadi. Menyebalkan. Hyura yang sudah tidak sabar akan kelakuan teman nya itu, mendorong sedikit tubuh Dina. Merasa terganggu, Dina mendengus kesal ke arah Hyung.

"Kenapa lu dorong gue?" tanya Dina dengan alis bertautan setelah itu mengerucutkan bibir nya, sebal.

"Lagian sih, lu di panggil gak nyaut. Perasaan sibuk ngurusin buku terus, sampe gue di kacangin" jawab Hyura dengan nada yang juga menunjukkan perasaan sebal. "Lagian buku apa sih itu?" tanya Hyura.

"Punya Richo" jawab Dina singkat.

"Lah bukan nya Richo udah pulang ya?" Hyura membalikan badan nya ke bangku belakang, seperti mengecek kembali keberadaan Richo.

"Iya emang"

"Terus? Kenapa buku nya disini?" Hyura mengerutkan dahi nya. Mimik muka berfikir. "Dia nitip buku lagi?" tanya Hyura memastikan. Dina mengangguk malas. Setelah itu Hyura tertawa melihat kelakuan kedua teman nya itu. Richo yang malas membawa pulang buku-buku nya dan Dina yang terlalu baik membawakan nya. Seperti seorang kekasih saja. Padahal tidak. Mereka seperti tom and jerry, tapi syukurlah Hyura senang mendapat teman seperti itu. Setidaknya bisa mengalihkan perhatian nya tentang permasalahan asmara nya.

"Yuk pulang!" ajak Dina sesaat setelah selesai merapikan dan memastikan semua buku nya sudah masuk ke dalam tas. "Berat tas gue, emang dasar Richo!!" Dina mengoceh tiada henti sambil berdiri melangkah kan kaki nya menuju pintu. Hyura masih tertinggal di belakang, membenarkan posisi kursi nya, masuk ke dalam meja. Terlihat rapi.

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang