Hujan 53

5.4K 307 11
                                    

Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa, masa-masa sulit sebagai seorang siswa dan siswi kini mulai usai. Ujian sekolah maupun nasional sudah di laksanakan beberapa hari lalu. Kini saatnya, bagi mereka berleha-leha dengan sisa-sisa kegiatan di sekolah.

Hyura bersama kedua temannya, Dina dan Richo. Masih rajin berangkat ke sekolah, untuk menyelesaikan beberapa keperluan yang belum selesai, atau sekadar mengisi kegiatan di sekolah.

Sedangkan Vernon, ia masih aktif mengisi kegiatan di kelas musik, dan sesekali bermain bola dengan anak-anak sepak bola.

"Ver.. "

Teriak salah satu siswa, memakai baju putih abu-abu yang baru saja masuk ruang musik dengan tergesa.

"Hmm" Vernon menjawab singkat dengan deheman berat.

"Acara pensi buat kelulusan di undur 2 minggu lagi. Gue denger dari anak-anak cewek yang lagi makan di kantin tadi" suara laki-laki itu, membuat semua yang ada di ruangan musik menatap dirinya dengan seketika.

"What?" laki-laki itu terkejut, menekuk siku lalu menengadahkan telapak tangannya, ketika semua mata memandangnya.

"Gue gak bisa ikut pensi"

Vernon meletakan gitarnya kembali pada tempat awalnya, lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan.

Banyak mata menatap Vernon, yang pergi dari ruangan tanpa melanjutkan kata-katanya tadi.

"Ver.. Lo mau kemana?" tanya seorang yang kini berdiri. Bertanya pada Vernon yang melanjutkan langkahnya keluar.

"Bukannya minggu depan dia udah berangkat ke Inggris ya? Setau gue sih gitu" tambah laki-laki yang bertubuh sedikit gempal, yang di bajunya tertera name tag bertuliskan Dito.

"Jadi dia gak ikutan acara ini? Bukannya dia leader pengganti Kak Revan ya?" tanya seseorang yang berstatus anggota baru.

"Yaa.. Gitu.." jawab laki-laki bertubuh gempal tadi.

"Oke, guys.. Kita lanjut lagi latihannya!" sambungnya, laki-laki bertubuh gempal.

Vernon berjalan di antara koridor-koridor sekolah. Menuju kantin, membeli air mineral, karena tenggorokannya kini sangat kering. Di tengah langkahnya itu, seseorang mengagetkan dirinya dari belakang.

"Hey!"

Vernon menghentikan langkahnya. Memutar badan, menghadap orang yang berteriak tadi.

"Hey.. Tayo.. Dia bis kecil ramah.. " lanjut orang yang memanggil tadi, sambil bernyanyi.

"Kampret lo!" Vernon memukul pelan orang yang memanggil tadi. Bisa-bisanya dia di jahili prank konyol seperti tadi.

"Gila lo, Cho!" Vernon kembali menyumpah serapahi Richo yang mengerjainya tadi.

"Why brader? Bercanda. Mau kemana lo?" Richo bertanya dengan suara yang sedikit terengah-engah.

"Kantin. Lo kenapa gitu? Habis di kejar setan?" tanya Vernon meneliti Richo.

"Enggak.. Tadi, biasa.. Berantem sama anak kadal!" jawab Richo, lalu maju satu langkah di depan Vernon.

"Anak kadal?" Vernon memicingkan sebelah alisnya, bingung.

"Dina!" Richo berhenti senejak, lalu melanjutkan kata-katanya. "Ayolah bro, gue haus. Yoh.. Ke kantin!"  ajak Richo mendahului.

Vernon mengikuti pelan, langkah Richo yang besar-besar itu sambil membatin, seenak jidat si Richo, ngatain anak orang, anak kadal.

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang