Hujan 8

12.6K 689 8
                                    

"Jangan pernah jatuh cinta saat hujan, karena kau akan selalu mengenang nya saat hujan turun"

☔☔☔


Suara klakson itu membuat mereka terkejut. Mobil sedan bewarna hitam itu berhenti tepat di belakang mereka berdua. Sang pemilik hanya menyembulkan kepalanya dari balik kaca mobil yang basah karena buliran air hujan. Lalu, sang pemilik mobil mengatakan sesuatu dan dari nada bicara sepertinya ia kesal dengan Vernon dan Hyura.

"Hei, apa kalian waras? Kalian berada di tengah jalan sekarang. Walaupun jalanan sepi seperti ini, tapi itu tetap berbahaya!" tegur pria tua yang rambutnya sudah beruban semua.

Teguran itu membuat mereka diam. Namun tiba-tiba Vernon angkat bicara, "Maafkan kami pak. Tapi, gadis ini yang mempunyai ide gila seperti ini" Vernon menunjuk Hyura, yang diam di sebelahnya.

"Kok lo ngatain gua gila sih!" Hyura berbisik, tak terima. "Diem aja deh lo!" Vernon ikut berbisik, lalu menyenggol lengan Hyura.

"Dia yang gila pak. Dia!" Hyura yang tak mau kalah itu juga menyenggol lengan Vernon.

Vernon tidak menjawab pernyataan Hyura tadi. Ia diam, agar orangtua itu segera pergi dari hadapan mereka.

"Diem, Ra!"

Vernon meminta gadis itu untuk diam. Tapi Hyura, masih saja mempermasalahkan hal tersebut. Perdebatan mereka terjadi di depan laki-laki tua yang tadi baru saja menegur mereka.

Pak tua itu heran. Remaja jaman sekarang, memang susah untuk di beri nasihat. Buktinya, kedua remaja ini malah bertengkar sekarang. Sungguh ini memang aneh. Baru saja mereka akur bermain air hujan tadi. Namun sekarang, mereka seperti anjing dan kucing. Lagi.

"Hei apa-apaan kalian ini, dasar anak jaman sekarang, susah jika di beri nasihat!" pak tua itu mengomel lagi.

Mendengar suara si pemilik mobil itu. Hyura dan Vernon terkejut, mereka tersadar. Mereka bertengkar di depan orangtua. Mereka berdua sekarang diam.

"Dengarkan jika orangtua berbicara! Jangan bertengkar seperti itu! Mengerti?!" Pak tua itu berbicara, menekankan setiap kalimatnya. Menutup kaca mobilnya yang basah itu, lalu menginjak pedal gasnya. Pergi.

"Dia cerewet. Kayak lo!" Hyura melirik orang yang ada di sebelahnya.

"Kok gue?!" tanya Vernon, heran. "Tapi, yang lo omongin tadi ada benernya juga, Ra.  Orangtua itu cerewet sekali" Vernon membenarkan perkataan Hyura.

Sekarang, mereka masih melihat mobil hitam Pak tua itu, yang mulai hilang di ujung kelokan. Kemudian mereka diam, berdiri di bawah hujan yang mulai reda.

"Ver.." suara Hyura memanggil Vernon.

"Yaa?" Vernon yang penasaran, memiringkan kepalanya menghadap Hyura.

"Tas gue mana ya?" Hyura ingat sesuatu, tasnya tadi di bawa Vernon agar tidak basah. Tapi, sekarang? Bahkan Vernon ikut berada disini, bersamanya. Lalu dimana tasnya?

"Oh ya.. Gue lupa! Gue taruh di rumah-rumahan di taman." Vernon berteriak. Terkejut, di dalam tas mereka ada ponsel dan lain-lain, jika hilang bagaimana?

Mereka berdua berlarian. Saling mendahului satu sama lain, agar lebih cepat sampai pada rumah-rumahan kecil di taman. Di tengah mereka berlari, Hyura menceramahi Vernon, bagaimana bisa ia meninggalkan tasnya di sana. Sedangkan, Vernon? Ia masih terus berlari dan berteriak kecil, menjawab ceramah Hyura tadi.

Sesampainya mereka di rumah kecil itu. Mereka bernafas lega, tasnya baik-baik saja. Untung saja tidak hilang, jika hilang mereka akan kerepotan untuk menulis ulang semua catatan yang ada pada buku mereka masing-masing lagi.

Hyura menghela nafas. Meminta pada Vernon untuk segera pulang. Mengingat hari sudah semakin sore, senja sudah mulai muncul. Menghiasi langit menjadi keemasan yang indah.

Vernon merogoh saku celananya, mencari kunci motor. Setelah menemukan, mereka segera berbegas menuju sepeda motor Vernon, yang terparkir di pinggir jalan tadi. Setelahnya, Vernon menarik gas sepeda motornya, lalu melaju pulang. Mengantar Hyura dulu, setelah itu ia baru pulang ke rumah.

Keduanya kini melaju, di bawah hujan yang reda. Langit senja turut menemani perjalanan mereka menuju rumah. Dua orang manusia, yang masih mengenakan seragam putih abu-abu. Kelak, seragamnya itu akan membuat daftar kenangan. Di lain waktu, di saat mereka sudah jarang bercanda, bertengkar, berdebat, seperti ini lagi.


TBC


Seperti biasa, author minta bintang dan coment di bawah ini 👇👇👇

Salam,
Author

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang