Hujan 50

5.4K 294 14
                                    


Oh.. Great!.

Teriak Hyura, namun hanya dirinya seorang saja yang bisa mendengar.

"Ra..? Lo gak seriusan kan?" tanya Dina yang melontarkan banyak sekali pertanyaan padanya sore ini.

"Entah lah. Gue sendiri aja bingung" Hyura menghela nafas nya.

Sebelumnya, Hyura dan kedua temannya itu berencana untuk memata-matai siapa pelaku di balik kejadian misterius beberapa hari terakhir ini.

Pasalnya, Dina dan Richo pun juga kebingungan. Memang, mereka berdua tahu, tentang masalah pribadi Vernon yang ada hubungannya dengan sahabatnya, Hyura. Tapi, bahkan Dina dan Richo tidak tahu menahu tentang kejadian itu.

Sebenarnya, mereka berdua ingin bertanya kepada Vernon. Tapi, mereka rasa itu malah membuat keadaan semakin aneh. Jadi, mereka berdua memutuskan untuk diam dan mengikuti rencana Hyura.

Selepas pembicaraan siang tadi di kantin sekolah. Hyura mendapat hal aneh lagi, saat ia tengah berjalan menuju kelas nya. Menemukan secarik kertas lagi di yang memang sengaja di letakan disana, saat Hyura sedang berjalan.

'Abaikan! Aku tau mungkin kamu sedang mencari ku. Tapi, tenang saja! Aku akan menunjukkan diriku sendiri padamu. Nanti, saat waktunya tiba.-dariku temanmu'

Hyura benar-benar di buat kebingungan dengan kejadian-kejadian ini. Begitupun kedua teman nya. Mengingat, belakangan ini keduanya lebih sibuk dengan urusan belajar dan belajar. Berhubung ujian akan di mulai beberapa bulan lagi.

Hyura memutuskan untuk tetap berjalan ke kelasnya dan tak menghiraukan teka-teki dari orang misterius belakangan ini. Jika saja itu adalah orang iseng yang ingin bermain-main dengan Hyura. Awas saja! Pasti akan Hyura patahkan tangannya.

"Van.. Gue tunggu lo di kafe biasanya.. Hurry up!"

Kak Revan baru saja memutuskan sambungan telefonnya. Sesaat sebelum Hyura masuk ke dalam kamarnya.

Hyura hanya memicingkan sebelah matanya mendapati kakaknya baru saja selesai meletakan ponselnya di meja.

"Eh.. Mau kemana? Kok buru-buru banget?" tanya Hyura seketika, setelah melihat kakak nya yang dengan cepat mengambil jaket denim dan mencari kunci mobil.

"Bang!!" teriak Hyura pada kakaknya, yang sama sekali tidak menanggapi pertanyaannya tadi.

"Ada.. Urusan penting ama temen. Bye!" ucap kak Revan, lalu segera meninggalkan Hyura yang masih berdiri dan melihat punggung kakaknya sudah menjauh dan mulai tak terlihat lagi oleh matanya.

"Aneh. Palingan juga ketemu sama cewek. Penting apanya?!" Hyura mengomel sendiri. Lalu pergi meninggalkan kamar kakaknya.

.

.

.

Pagi sudah menyambut kedua kelopak mata Hyura. Samar-samar ia membuka kedua matanya. Sinar matahari pagi sudah menyelinap masuk, melewati tirai jendela.

"Udah pagi lagi ya?" Hyura menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Hari ini, Hyura bangun tepat waktu. Seharusnya kemarin ia bangun di jam ini. Tapi, entahlah mungkin semua itu sudah takdir. Mungkin dia juga sedikit beruntung. Mengingat kemarin orang misterius yang mengaku sebagai anak laki-laki itu memberinya sebotol air mineral dan secarik teka-teki.

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang