Hujan 15

11.4K 496 3
                                    

"Mungkin ini adalah salah satu cara agar kau sedikit jauh dari dia"



☔☔☔

Hyura mengejar Vernon tanpa memperhatikan Kevin yang ada di sini. Entah mengapa pikiran Hyura jadi melupakan Kevin.

"Kalau bisa tangkep gue" Vernon mencoba lari saat Hyura semakin dekat saat mengejarnya. Kejadian kejar-kejaran itu membuat keduanya terengah-engah. Vernon menjulurkan lidahnya pada Hyura, mengejek.

Kevin yang melihat itu hanya tersenyum kecil. Tapi entah mengapa hatinya ingin sekali menghentikan moment ini. Entah perasaan apa, Kevin masih tak paham. Apakah memang benar cinta, atau hanya penasaran saja.

Begitupun Hyura, ia juga memiliki rasa dengan Kevin. Tapi, apalah daya Hyura. Kevin terkenal dengan sebutan orang yang sangat tidak peduli dengan apapun. Walaupun dia tampan, tinggi, putih, mancung. Sempurna, bagi siapapun yang melihatnya akan mengatakan hal demikian.

Hyura masih melanjutkan kejar-kejarannya dengan Vernon. Sampai akhirnya Vernon tertangkap karena kelelahan berlari.

"Ud-dah gue c-capek, hosh. Lari terus dari tadi" ucap Vernon sambil terengah-engah. Nafasnya tersenggal senggap seperti orang baru melahirkan.

"Apaan lo. Dasar lemah! Gue menang!" Hyura bangga atas kemenangannya.

"Apaan? Lo cuma menang sekali doang aja bangga" ejek Vernon. Keadaan pecah ketika mereka berdua tertawa tanpa memperdulikan Kevin yang berdiri dengan gelisah dari tadi. Tidak suka melihat keadaan di depannya.

"Lo harus turuti perintah gue, karena gue menang" ucap Hyura. Padahal sebelumnya mereka belum mengadakan perjanjian yang sah.

"Lah apaan sih lo, kapan ada perjanjian itu?" tanya Vernon sambil memicingkan matanya.

"Sejak hari ini, wekk" Hyura membalas, mengulurkan lidahnya.

"Oke deh, deal ya! kalau lo kalah lo juga harus turutin gue" Vernon menyepakati perjanjian yang Hyura buat.

"Oke, sekar-" ucap Hyura terputus saat Kevin angkat bicara.

"Masuk yuk, kayaknya udah siap deh di dalem" Kevin mencoba membuat mereka berpisah dengan beralasan mengajak masuk. Sepertinya ini cara salah satunya, cara halus! Sudah cukup acara kejar-kejaran yang gak penting itu!-batin Kevin.

"Hah? Oke deh" Vernon bertatap bingung, tapi hatinya senang karena terlepas dari permintaan Hyura.

Hyura hanya mengangguk menyetujui ajakan Kevin. Mana mungkin dia menolak Kevin. Sedangkan Kevin adalah orang yang dia cintai selama ini. Lalu Vernon, Apa fungsinya di kehidupan Hyura?

Mereka bertiga melangkah masuk ke dalam rumah. Sepertinya hari ini benar-benar ada yang ulang tahun. Banyak balon dan hiasan pesta tertera pada dinding dan sudut ruangan. Hiasan bertajuk kepada tema putih. Tapi Hyura masih bingung, siapa yang berulang tahun hari ini. Kevin atau kak Kenan.

Di dalam sudah banyak sekali orang. Semua memakai baju dengan tema putih, dan Hyura suka putih. Pesta ini sama seperti pestanya setahun yang lalu. Saat usianya baru menginjak 15 tahun.

"Lo kemana aja sih?" suara Kak Revan yang tiba-tiba saja muncul dari kerumunan orang.

"Ngagetin lo bang, gue tadi abis ke belakang sama-" ucapan Hyura terputus lagi.

"Sama Kevin?" selip Kak Revan.

"Iya, sama Vernon juga" tambah Hyura.

"Oh sama si jambul juga?" tanya Kak Revan.

"Yeee" jawab Hyura sambil mendorong bahu Kak Revan pelan.

Pesta berjalan lancar. Ternyata ini adalah acara milik Kak Kenan. Ibu kak Kenan dan Kevin juga begitu cantik bersanding dengan ayahnya yang rambutnya sudah sedikit beruban. Tapi tetap saja masih tampan, di usianya yang menginjak setengah abad.

Ternyata ini adalah salah satu rumah keluarga Kevin. Rumah yang lain tak terletak jauh dari sini. Rumah dengan gaya modern ini memiliki banyak sekali pintu-pintu kaca yang rapi. Hyura tersenyum manis ketika Kevin juga tersenyum dengannya.

Acara berlangsung sangat meriah. Hingga tak terasa waktu sudah berjalan dengan cepat. Setelah acara itu selesai, beberapa orang memutuskan untuk segera pulang, sama seperti Hyura dan Kak Revan. Hyura pun tertidur saat perjalanan kembali ke kota. Mungkin, karena ia begitu kelelahan.

Keesokan harinya. Gadis itu berangkat sekolah dengan kakaknya. Tak berniat bolos sekolah, baginya itu memalukan.

"Hyura.." suara seseorang memanggil gadis itu dengan berbisik, hampir tak terdengar. Hyura menghentikan langkah kecilnya. Gadis celingukan mencari siapa yang memanggilnya. Pandangannya beredar di segala penjuru koridor.

"Ssstt"

Desis orang itu. Hyura langsung menengok lagi tanpa basa basi. " Ver-" ucap Hyura terpotong. Sebab tangan Vernon membungkam mulutnya.

"Gue bolos pelajaran, lo jangan kenceng-kenceng dong manggil guenya, ntar gue ketahuan" Vernon berbicara pelan sekali. Sebab koridor disini menggema dan tentunya kalian tahu apa arti menggema.

"Dasar memalukan!" gadis itu mengomel. Seperti biasa, Vernon akan membuat gadis itu selalu kesal.

"Gue males.. Tadi gue ijin ke kamar mandi, habis itu gue gak balik lagi. Yakin deh, gue lagi males!" Vernon berbicara, masih dengan nada berbisik.

"Vernon!! Lo itu? Lo kan terkenal pinter di sekolah ini? Tapi kenapa bolos? Masuk lagi gih!" Hyura terus saja mendesak Vernon, untuk mengurungkan niat buruknya itu.

"Astaga, Ra. Cuma sekali doang, lagian gue juga pusing ini!" Vernon mengelak, menolak perintah baik Hyura.

Gadis itu masih heran, sangat heran. Bisa-bisanya ada seseorang bisa memiliki kulakukan seperti Vernon. Hyura terus saja membuat Vernon agar mau menuruti permintaannya tadi. Dengan mendorong-dorongnya agar kembali ke kelas, atau jika ia benar-benar pusing, seharusnya ia di ruangan UKS sekarang. Bukan malah keluyuran di koridor seperti ini.

"Ra! Udah dong! Sakit pundak gue lo dorong gini!" Vernon mengaduh. Gadis itu tak memperdulikan. "Lagian, kenapa sih sampe lo keluar pas jam pelajaran? Emang apa materinya?" tanya gadis itu, dengan menaikan alisnya.

"Matematika! Gue bukan males sama pelajarannya, gue gak suka aja sama guru barunya" Vernon mengerucutkan bibirnya, setelah selesai berbicara.

"Kenapa emang?"

"Dia suka gangguin gue. Mentang-mentang dia masih muda, terus gue digodain, kan gue risih!" Vernon kembali menampakkan wajah kesalnya.

"Udah gih, sana masuk Vernon" gadis itu tak henti-hentinya meminta Vernon untuk masuk ke dalam kelas. Tapi, laki-laki itu tetap bersikeras tak mau kembali, ia tidak mau, dan malah mau pergi ke kantin.

"TERSERAH!" Hyura berjalan menjauh.

"Ehh.. Mau kemana?" Vernon menarik lengan Hyura dengan cepat.

"Gue mau masuk kelas! Lo mau ajak gue bolos jam pelajaran! Sorry, gue gak mau!" kata gadis itu menekankan suaranya.

"Yaudah sana! Belajar yang rajin!" Vernon mengusir Hyura. Gadis itu melengos, tak menjawab. Benar-benar menyebalkan, Hyura membatin.

TBC

Gimana? Dapet feel?
Kalau enggak maaf, Author masih amatir.

Vernon nakal tuh, cabut pas pelajaran.
Udah segitu aja, makasih ya


Salam,
Author.

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang