Hujan 2

39.9K 1.1K 49
                                    

"Mengenal mu dalam waktu yang singkat"

☔☔☔

Kak Revan memang tampan. Tapi bukan berarti aku suka dengannya. Malahan, setiap aku bertemu dengannya di rumah, rasanya aku ingin menambah ke geseran yang terjadi di otaknya. Oke-oke, aku hanya bercanda saja.

"Ra, lo ikut ke kantin gak? " tawar Dina.

"Eh, sejak kapan juga, si Hyura gak ikut ke kantin? Bisa-bisa ntar dia kehilangan moment buat ketemu sama Kevin" tambah Rasya, salah satu temanku.

"Tunggu gua ikut" sesegera mungkin, aku merapikan tatanan rambutku yang dari tadi sebenarnya sudah berantakan.

Seperti kebanyakan hari-hari sebelumnya. Semua cowok di sekolahku selalu mengatakan jika aku adalah cewek cuek. Aku sendiri tipikal orang yang tidak suka tebar pesona dihadapan orang.

Saat lamunan tengah menguasai diriku. Untuk berjalan pun aku tidak fokus dan akibatnya tentu aku menabrak sesuatu.

Brak

"Sorry" katanya sambil mengambil ponselku yang terjatuh.

"Eh.. Gak papa, gue yang minta maaf, karena gak liat jalan" ucapku, yang sejujurnya sedikit khawatir dengan ponselku.

Aku sedikit terkesima dengan tatapannya, seperti pernah menatap nya di lain hari. Tatapan mata yang teduh dan membuat para gadis yang menatap nya ku yakin langsung jatuh cinta.

"Hyura!! Ayo! Keburu bel masuk" Panggilan Dina membuatku terkejut.

"Sorry ya, sekali lagi gue minta maaf" ucapnya beribu kali meminta maaf. Aku hanya tersenyum simpul dan meninggalkannya.

"Hyura buruan! " Dina menceloteh kembali. Bukan menceloteh, lebih tepatnya memaksa.

"Iya bentar" sesegera mungkin aku menyusul mereka yang berjalan di depan.

☔☔☔

Sender: Revan
Ntar tunggu gue dulu ya. Gue ada kelas musik bentar, bye!

Pesan singkat dari kak Revan muncul disaat jam matematika. Seketika aku hampir saja mengambil ponsel yang terletak di laci meja. Tapi, semua itu kuurungkan sebab aku tau akibat jika ketahuan memegang ponsel saat pelajaran.

"Hyura" Panggilan Richo dengan pelan, sedikit mengangguku.

"Ya?!" aku memutar posisi duduk ku menjadi melihatnya.

"Hyura, Richo diam!" sudah ku tebak, pasti guru berkaca mata itu akan marah.

Richo adalah salah satu temanku juga. Mempunyai beberapa teman, memang sangat menyenangkan. Apalagi jika mereka bisa menghibur mu saat sedang sedih.

Richo adalah teman kecilku. Aku dan kak Revan sering menghabiskan waktu bersama dengan Richo di rumah. Untuk sekedar menonton televisi atau bermain mobil-mobilan.

Memang aneh, gadis sepertiku bermain mobil-mobilan saat kecil, tapi jangan berfikir jika aku macho seperti lelaki. Mama mengajariku beberapa trik untuk memoles diri.

Aku kembali fokus pada pelajaran yang sebenarnya begitu membosankan menurutku, entah bagaimana menurut kalian. Matematika, seperti sebuah virus yang menyerangku tiba-tiba. Pusing, menggigil dan sebagainya. Oke, aku hanya bercanda. Saat otakku berpikir yang tidak-tidak tentang matematika. Sebuah gulungan kertas tiba-tiba jatuh tepat mejaku.

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang