Hujan 28

8K 415 8
                                    

"Bahkan aku rela membunuh perasaan cintaku sendiri agar kau bahagia"


☔☔☔

Hari ini adalah hari kedua sejak kelima orang itu menginap di villa milik keluarga Kevin. Memang bukan villa yang sangat mewah, hanya cukup besar saja. Orang tua Kevin juga sudah datang siang tadi. Karena permintaan ayahnya yang ingin menginap di villa untuk beberapa hari. Mengingat polusi udara di kota besar yang sudah sangat parah. Kedua orangtua Kevin memilih untuk beristirahat saja di kamar utama. Karena lelah setelah perjalanan.

Dan malam ini, beberapa orang sedang berkumpul di ruang tamu. Dinginnya angin malam masuk melalui celah ventilasi udara. Banyak dari mereka mengenakan baju hangat untuk melindungi diri dari malam yang dingin.

"Ra.."

Kevin memanggil Hyura dengan suara yang dipelankan. Gadis yang di panggil sedikit terperanjat dari duduknya. Karena memang sejak tadi, ia masih sibuk berbincang dengan Dina.

"Ada yang harus gue omongin." ucap Kevin sambil tersenyum tipis. Semua mata memandang ke arah Kevin, yang tiba-tiba saja raut wajahnya berubah menjadi serius. Tak terkecuali Vernon. Laki-laki juga ikut melihat Kevin.

"Ngomong apa, Kev?" Hyura melihat Kevin.

Kevin berdiri dari tempat duduknya. Lalu berjalan menuju Hyura yang masih terduduk, sambil bertanya-tanya apa yang akan Kevin katakan. Setelah sampai, Kevin meminta Dina agar sedikit bergeser tempat duduk. Agar dia bisa duduk di samping Hyura.

"Sejujurnya gue gak terlalu paham sama apa yang gue rasain, Ra. Tapi.. Gue cuma gak mau nyesel kalau gue gak ngomong apa yang gue rasain" Kevin menundukan kepalanya. "Gue suka sama lo".

Hyura membulatkan matanya. Terkejut. Hatinya turut berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Akan tetapi, bukan serta merta hanya pernyataan Kevin saja yang membuat hatinya berdetak lebih cepat. Karena sebenarnya, ia belum bisa memahami hatinya sendiri. Saat Kevin mengatakan hal demikian tadi, Vernon sempat melirik ke arah keduanya. Lirikan singkat yang membuat Hyura bertanya apa maksud dari tatapannya itu.

Kevin menyelipkan anak rambut Hyura pada sela telinga. Gadis itu belum memberikan tanggapan sama sekali. Ia masih diam, di dalam lamunannya. Terkadang, perasaannya tidak bisa dimengerti. Satu sisi, ia mencintai seorang Kevin. Disisi lain, ia juga ingin selalu dekat dengan Vernon. Dua hati dan satu cinta, pikir gadis itu.

Dulu, gadis itu bahkan selalu mengindamkan sosok Kevin mengatakan hal seperti itu. Akan tetapi, untuk sekarang, setelah ada Vernon yang berada di hidupnya. Semua perasaannya seolah terbagi menjadi dua bagian. Satu bagian untuk Kevin dan sisanya ada untuk Vernon. Hanya waktu yang bisa memastikan, hati itu akan lebih tumbuh di mana.

"Lo mau kan jadi pacar gue?"Kevin tersenyum manis. Senyum yang Hyura inginkan sejak dulu. Rasanya, tak menyangka. Sosok tidak peduli itu, kini menyatakan cinta padanyam

Gadis itu tidak tahu ada seseorang yang rela membunuh cintanya sendiri, hanya agar melihat Hyura bahagia.

"Loh kalian belum tidur?" suara Ibu Kevin terdengar dari koridor ruangan yang menghubungkan kamar dan ruang tamu. Ketika melihat beberapa orang masih duduk di sana, dan berbincang. Ibu Kevin pun menghampiri mereka semua. Bermaksud menanyakan mengapa mereka belum tidur. Padahal waktu sudah selarut ini

"Gak papa kok tante. Ini lagi ada acara pernyataan cinta" ujar Richo dengan tiba-tiba. "Kok tante bangun?" sambungnya.

"Loh, siapa?" Ibu Kevin bertanya, menatap satu persatu remaja yang masih duduk di sofa itu.

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang