Hujan 26

8.9K 403 6
                                    

"Ini bahkan masih permulaan, masih banyak sekali rintangan bagiku"

☔☔☔


"Bang Revan!!!"Suara teriakan Hyura terdengar nyaring hingga kamar Kak Revan. Padahal, posisi gadis itu berada di dalam kamar miliknya.

"Bang.. Sepatu gue mana?"

"Apa sih lu teriak-teriak.. Budek gue mah" sahut Kak Revan di ambang pintu.

"Tau sepatu gue ga? Yang warnanya pink putih itu" tanya Hyura pada Kak Revan yang masih menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Itukan sepatu lo. Kenapa tanya ke gue? Yang pakai kan lo, Ra!" Kak Revan membalikan badannya, bersiap untuk pergi.

"Abang.." demi apapun, nada bicara Hyura terdengar seperti memanggil tukang siomay yang lewat.

"Iya apa lagi?" jawab Kak Revan tanpa membalikan tubuhnya.

"Anterin gue ke rumah Kevin.. Kan lo udah tau hari ini gue ada acara sama anak-anak" jelas Hyura yang masih sibuk mencari sepatunya. Tanpa melihat kakaknya yang sendari tadi wajahnya sudah berubah masam.

"Terbang aja sono! " Kak Revan berbicara, sambil berjalan pergi. Meninggalkan Hyura di kamarnya sendiri.

Hyura kembali mencari sepatu kesayangannya itu, sambil berkutat dengan pikirannya dan mengumpat karena sikap kakaknya itu. Peringkat satu paralel tapi sikapnya seperti itu tadi.

Saat Hyura tengah sibuk mencari sepatunya, tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk pelan.

"Hyura" suara lembut mama membuat Hyura memalingkan pandangannya menuju pintu.

"Ehh, mama" gadis itu tersenyum simpul, lalu menghampiri mamanya yang masih berdiri di antara pintu dan kamarnya.

"Ini sepatu kamu bukan?" tanya mama sambil menunjukan barang yang di sembunyikan di balik tubuh mama.

"Hehe.. Iya ma, kok ada di mama" jawab Hyura dengan cengengesan.

"Kamu yang naruh sepatu ini di rak sepatu mama, waktu kemarin habis pergi sama kakak" mama berbicara dengan nada yang halus.

Hyura dengan sigap menggapai sepatu itu dan meletakannya di lantai. Setelah itu, Hyura berbicara dengan mama tentang kegiatannya seminggu ini. Menceritakan tentang acara bersama teman-temannya. Mama pun menganggukan kepalanya, menyetujui dan memperbolehkan Hyura pergi dengan satu syarat yaitu harus bersikap baik dan menjaga kepercayaan mamanya.

"Siap mama. Janji deh, kan ada Richo sama Dina juga" Hyura mencium pipi mama dengan rasa sayang. Setelah itu mama pergi meninggalkan Hyura.

Hyura hanya kurang memakai sepatu saja dan setelah memakai ia akan siap. Suara mobil Kak Revan sudah berbunyi di bawah sana. Hyura melihatnya dari jendela kamar yang langsung menyuguhkan keadaan halaman depan rumah.

"Katanya nyuruh terbang. Dasar kakak gak tegaan" Hyura bergumam sendiri, sambil memincingkan sebelah alisnya.

Segera mungkin Hyura menjauh dari jendela itu dan pergi ke bawah untuk menemui kakaknya yang sudah siap bersama mobilnya.

"Cepet banget bang?" Hyura membuka pintu mobil, tubuh gadis itu masih berdiri di luar mobil. Lalu bertanya kepada kakaknya.

"Nanti kalau gue lama lu ngomel. Dasar! Hidup lo komen mulu napa sih?!" Kak Revan berbicara dengan nada penekanan.

"Komen sekali lagi, gue balik nih ke kamar gue. Gak peduli lo mau naik apa ke rumah manusia batu itu!" sambung Kak Revan, sambil menatap Hyura dengan tatapan sinis.

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang