Hujan 51

5.1K 272 24
                                    


Vernon duduk di antara kedua orang yang masing-masing sedang menatapnya penuh harap. Satu orang menggunakan setelan jaket bewarna abu-abu, sedangkan yang satu lagi memakai setelan hoodie warna hitam.

"Gak ada yang bisa gue lakuin selain ini, Ver! Lo percaya ke gue dan please bantu gue!" 

Vernon mendongak, lalu menunduk kembali. Memikirkan perkataan orang yang memakai jaket berwarna abu-abu itu.

"Tapi, gue takut kalau semua yang lo rencanain ini malah bikin Hyura jadi bingung!" Vernon mengatakan hal yang selama ini ia ragu untuk mengatakannya. Vernon menghela nafas panjang.

"Terus? Kapan lo mau ngomong? Jangan jadi pengecut lagi, bro!" orang yang memakai setelan jaket hoodie itu memukul bahu Vernon pelan.

"Udah cukup, belasan tahun lamanya, lo menyembunyikan perasaan lo. Berhenti jadi cowok pengecut, bro!" orang yang memakai setelan hoodie warna hitam itu kembali membuka suara. Sesekali, menatap serius Vernon.

Vernon kembali menunduk. Memikirkan apa yang dari tadi kedua orang itu katakan. Mungkin, kali ini seharusnya ia lebih berani mengungkapkan identitas, sekaligus perasaannya pada Hyura. Jika tidak, gadis itu tidak akan pernah tau.

"Dan.. Gantungan itu sekarang ada di Hyura. Gue yang ambil"

"Sialan lo! Gue cari gantungan itu kemana-mana!" Vernon menatap tajam laki-laki yang memakai jaket abu-abu.

"Sorry. Itu idenya dia!" sambil menunjuk laki-laki ber-hoodie hitam.

Setelah lama berbincang. Vernon akhirnya menyetujui apa rencana kedua orang yang ada di depannya. Sudah seharusnya seperti itu dari dulu, Vernon! Kau saja yang mempersulit semua ini dengan kebungkamanmu itu.

Ketiganya memutuskan untuk menyelesaikan pertemuan beberapa waktu lalu itu dan pulang ke rumah masing-masing.

Hyura duduk termenung di balkon rumahnya, saat kak Revan sedang memarkirkan motor di garasi. Kamar Hyura berhadapan langsung dengan garasi, jadi cukup mudah untuk melihat penampakan kakaknya itu, yang baru saja turun dari motornya.

Hyura menatap malas. Ia kembali sibuk dengan kegiatannya, yaitu melamun. Entah kenapa, gadis yang satu ini senang sekali melamun.

"Asta.. Namanya?! Orang misterius? Apakah mereka benar-benar ada hubungannya?" Hyura menerka-nerka apa yang saat ini sedang menguasai pikirannya.

Malam semakin larut. Gadis tanggung, yang sebentar lagi menjadi dewasa itu, memilih masuk ke dalam bilik kamarnya yang nyaman. Tertidur di atas ranjang yang empuk dan bergelut dengan selimut yang tebal. Suhu di kamarnya sedikit dingin malam ini. Berhubung pendingin kamarnya, baru saja di perbaiki hari ini.

Memang tak bisa di pungkiri lagi. Jika semua perasan cinta kepada seseorang, bisa saja hilang, walaupun mungkin meninggalkan bekas sedikit untuk bisa di kenang. Seperti apa yang terjadi pada ketiga remaja yang mulai beranjak dewasa itu. Bagaimana rumitnya kisah yang di lalui ketiganya.

Kevin, orang baru yang hadir pada kehidupan Hyura. Memilih untuk membuat gadis yang ia cintai itu bahagia dengan sahabatnya, Vernon. Bagaimana bisa, Kevin memisahkan kedua orang yang saling mencintai itu? Terkesan berlebihan mungkin jika kau hanya mendengar atau membaca kisahnya. Tapi jika kau merasakan atau lebih tepatnya menjalani hal semacam ini, tentu tidak ada pilihan lain.

"Pagi..."

Hyura menyapa kedua orang tua dan kakaknya yang sudah terlebih dahulu berada di ruang bawah.

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang