Hujan 43

6.9K 334 40
                                    

"Alasan ku adalah.... Karena aku takut kamu pergi"

☔☔☔


Seorang anak laki-laki kini duduk di pinggir kolam kecil di tepi taman yang baru saja di guyur hujan beberapa saat yang lalu. Anak itu tampak tenang dan sangat nyaman duduk disana sambil sesekali melempar bebatuan kecil yang ada di dekat nya.

" Hei Vernon apa kabar?" tanya seorang laki-laki remaja yang kini ikut duduk di samping anak itu.

"Baik, kau sendiri?"tanya Vernon kecil pada seseorang yang duduk di samping nya dengan polos.

"Aku? Tentu sangat baik" laki-laki itu tersenyum manis melihat anak kecil itu yang tak lain adalah dirinya di masa lalu.

"Vernon? Apa menurutmu aku harus pergi? Atau mengejar gadis yang aku cintai?" Vernon mulai bertanya dengan khayalan nya sendiri yang berbentuk anak kecil yang duduk di samping nya.

"Cinta itu apa?" tanya anak itu dengan wajah polos nya. Vernon rasa, membicarakan hal ini dengan dirinya sendiri tidak akan ada jalan keluarnya.

"Kak.. Apa kau mengenal gadis kecil yang memberi gantungan burung merpati putih?" tanya anak itu dengan wajah yang amat polos.

"Ya, memang kenapa?"

"Apa aku akan mengenal nya saat aku besar nanti? Apa dia sangat cantik? Apakah dia sangat cerewet seperti mama?" banyak sekali pertanyaan yang anak kecil itu tanyakan pada Vernon. Vernon bertanya pada Vernon? Cukup menarik pikirnya.

"Kau akan sangat mengenal nya tampan" Vernon mencubit kecil hidung anak laki-laki itu dengan pelan "Dia sangat cantik dan sangat cerewet. Tapi, kau akan sangat mencintai nya nanti" lanjut Vernon pada anak itu sembari tersenyum ramah dan membelai rambut anak kecil itu.

"Tapi, apa itu cinta? Aku tidak mengerti. Aku hanya tau kalau permen itu manis dan kue itu enak kak" ucap anak itu dengan manis dan lugu. Hal itu membuat Vernon tersenyum manis dalam tidur nya.

"Kamu akan mengerti, tapi bukan sekarang" jelas Vernon dengan pelan.

"Lalu? Kapan?"

"Nanti saat kamu besar" balas Vernon tersenyum manis.

"Vernon, ayo pulang" panggilan lembut dari wanita yang ia panggil mama terdengar jelas di telinga Vernon. Wanita itu tersenyum ramah kepada Vernon dewasa. Lalu, beranjak pergi dan masuk ke dalam mobil.

Sesaat kemudian, Vernon terbangun dari mimpi indah nya dan duduk menghadap jendela kamar nya. Senyum tipis tapi begitu manis tergambar jelas di wajah laki-laki itu.

Rasanya cukup panjang musim hujan tahun ini. Vernon bangkit dari tempat tidur nya dan berjalan menuju jendela dengan tirai yang sedikit terbuka.

Suara pintu kamar berdecit terbuka. Memperlihatkan seorang wanita setengah baya berdiri disana dengan wajah yang sangat ramah.

"Kamu belum tidur Vernon?" tanya wanita itu yang tak lain adalah ibu angkat nya.

"Kebangun kok mah, ini mau nutup tirai habis itu tidur lagi" ucap Vernon dengan lembut. Tak ingin menyakiti hati wanita yang ia anggap adalah malaikat di hidup nya. Wanita itu hanya tersenyum lalu menutup kembali pintu bewarna abu-abu tersebut.

Beberapa menit yang lalu, mentari sudah menyapa negeri ini dengan terik nya. Beberapa kegiatan juga sudah terlihat di hampir seluruh penjuru kota ini. Riuh suara klakson kendaraan menambah melodi pagi yang cerah. Beberapa orang sibuk berdesakan seolah tak ingin mengalah memenuhi trotoar jalan. Belum lagi sesak nya mobil dan motor yang sudah malang melintang di jalanan. Sungguh suasana kota yang sangat sibuk.

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang