Hujan 36

7K 345 0
                                    

"Jangan kan untuk tidak peduli, berhenti menatap mu saja aku tidak sanggup"


☔☔☔


Hyura berjalan pelan di koridor sekolahan. Hari ini kak Revan yang mengantar nya berangkat sekolah. Entah hari-hari selanjutnya apakah kak Revan selalu bisa mengantar nya.

"Hyura" sebuah panggilan membuat Hyura menghentikan langkah nya dengan seketika. Lalu sebuah tepukan di bahu Hyura membuat ia menghadap asal dari tepukan itu.

"Apa sih Din?" tanya Hyura dengan pelan.

"Lo tau gak?" Dina berbicara dengan suara cempreng yang khas.

"Apa? Mana gue tau kalau lo aja belum ngomong" Hyura menatap dengan senyum yang di paksakan.

"Banyak adek kelas ada di depan kelas Kevin" suara Dina membuat Hyura membelalakan mata nya lebar-lebar. Terkejut sekaligus syok berlebihan.

"Ngapain?" Hyura bertanya pada Dina. Sedangkan Dina hanya diam dengan mengendikan bahu nya mantap.

"Gue gak tau bego, yang gue tau mereka di depan kelas Kevin sambil tebar pesona gitu" Dina menjelaskan sambil mengela nafas lelah. Karena tadi ia berlari guna mencari Hyura.

Memang tidak aneh. Karena Kevin termasuk pria tampan di sekolah nya. Tapi ada hal yang sedikit Hyura pikirkan, selama ini tidak ada orang yang berani untuk mendekati Kevin, walaupun hanya sekedar untuk melihat dan tersenyum pada Kevin. Karena Kevin di kenal sebagai laki-laki sedingin es. Itu lah alasan nya, tapi sekarang, apa alasan mereka ada di depan kelas Kevin. Hyura berkacak pinggang. Membuat pose berpikir dengan keras.

"Ahh lo! Malah banyakan mikir, buruan ikut gue!"Dina menggandeng Hyura berniat mengajak Hyura ke kelas Kevin. Hyura hanya diam mengikuti Dina. Bahkan Hyura tenang-tenang saja saat ini. Entah mengapa, ia tak terlalu memikirkan hal ini. Mungkin karena ia terlalu percaya dengan Kevin.

"Gila!! Apa mereka gak tau, kalau Kevin udah punya cewek?" Dina mengomel selama perjalanan. Hyura hanya menggelengkan kepala nya heran. Pacar siapa, yang bete siapa.

Sampai depan kelas Kevin. Hyura melihat para gadis memang ada disana. Terlebih ada satu orang yang familiar untuk Hyura. Tapi Hyura lupa dimana ia bertemu gadis itu.

"Ih sumpah, kakak kelas yang itu ganteng banget"

"Iya lah, gebetan gue tu!" suara gadis yang familiar di telinga Hyura.

"Ih ngaco, ganteng yang satu nya"

"Udah punya cewek bego! Lo mau di kira pelakor?!"

"Selama janur kuning belum melengkung apa salah nya?" ucap salah satu teman nya menjawab.

"Eh lo! Ngapain?" tanya Dina tiba-tiba. Membuat Hyura terkejut sekaligus mengedipkan mata nya berkali-kali.

"Siapa lo?"

"Lo gak tau, dia itu udah punya cewek! Masih aja nikung! Idih, gak punya malu lo?" omel Dina pada salah satu gadis yang menjawab tadi.

"Masalah lo apaan? Penting banget emang ngurusin hidup kita" ucap salah satu di antara nya, yang familiar di telinga Hyura.

"Siapa sih lo?! Apa urusan lo?!" sambung nya dengan nada tinggi.

"Gue Dina Fernanda! Urusan gue adalah karena lo tebar pesona di depan cowok temen gue! Gue gak terima!" Dina tambah meninggikan suara nya dengan lantang. Hyura yang ada di samping nya hanya menggelengkan kepala nya dengan heran. Memang sahabat nya yang satu ini selalu seperti itu. Mudah tersulut emosi.

"Hello, gue Felicia Anandra" orang yang di ketahui nama nya Felicia itu mengulurkan tangan nya.

"Gak peduli nama lo! Kenapa lo disini?" tanya Dina dengan sinis.

"Terserah gue dong, ini juga sekolah gue"

"Lo mau tebar pesona sama cowok temen gue kan" Dina menghadap Hyura yang sedang menepukan tangan di dahi nya.

"Oh jadi ini pacar nya kak Kevin, eh?" Feli meremehkan Hyura dan Dina tidak terima. Hyura rasa ia sudah lelah memikirkan kedua orang yang terus saja hadir di otak nya. Sekarang, harus ada si Felicia. Rasa nya Hyura sangat malas dan muak. Ada-ada saja-batin Hyura.

"Tapi sorry ya, gue gak tertarik sama cowok lo kok! Gue suka nya sama kak Vernon tuh" Feli mendekati Hyura dengan perlahan. Lalu mendorong bahu Hyura sengaja dengan telujuk tangan nya. Setelah itu pergi begitu saja di ikuti oleh ke empat teman nya. Dina mengepalkan tangan nya emosi.

"Udah lah, santai aja" Hyura memegang sebelah tangan Dina.

"Ih nyebelin!" Dina mendengus kesal. Sambil menghentakan kaki nya dengan mantap.

"Udah lah Din, buat apa sih ngurusin mereka, gak ada baik nya juga" ucap Hyura dengan senyum simpul di wajah nya. Senyum yang membuat Vernon jatuh cinta sejak saat mereka bertemu untuk pertama kali nya.

Sedangkan Vernon, yang melihat adu mulut yang terjadi antara Dina dan Feli hanya diam saja. Selain dia tidak ingin terlibat, dia juga tidak ingin menemui Hyura. Vernon harus menepati kata-kata nya. Vernon sejak tadi hanya duduk sambil melihat kejadian tersebut. Sebenarnya ia ingin keluar dan membuat Hyura pergi dari sana. Tapi entah lah, Vernon tidak ingin, tidak mau, dan berusaha untuk tidak peduli. Walaupun itu begitu sulit untuk di jalani.

"Ver" panggil Kevin sambil melepas earphone dari telinga nya.

"Apa?" Vernon mengerjapkan mata nya lalu melihat Kevin yang tangan nya masih memegang pundak nya.

"Ada apaan sih? Kok lo liatin pintu mulu?" tanya Kevin sambil menyimpan earphone di laci meja nya.

"Lo gak tau?" Vernon memastikan.

"Apa?" tanya Kevin sambil menautkan alis nya bingung.

"Gak kok, gak papa" Vernon mengela nafas lega. Kevin menautkan alis nya bingung dan penasaran ada apa dengan teman nya yang satu ini.

Ternyata Kevin tidak tahu. Vernon sedikit lega, karena Kevin tidak tau menau tentang hal yang terjadi tadi. Vernon pun melanjutkan mengotak atik laptop nya yang tadi sempat terjeda karena kebisingan yang ada di depan kelas nya. Untung saja tidak banyak siswa yang tau dan untung nya siswa lain sedang mengerjakan tugas yang harus di kumpul kan hari. Tugas itu saja, meminjam milik Vernon. Siswa teladan.



TBC

Hai gaes,
Maaf kalau feel tidak dapat. Cerita berlanjut di episode selanjutnya.

Salam,
Ninda

TENTANG HUJAN [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang