Part 1

2.4K 299 52
                                    

Pernah baca tentang sekolah yang memberi beasiswa pada muridnya, tapi menjadikan penerima beasiswa itu sebagai pembantu anak para donator? Atau murid yang menerima beasiswa di bully habis-habisan oleh anak-anak para donator sekolah dan di jadikan budak mereka?

Ini bukan cerita roman di novel atau komik Webtoon atau bahkan juga drama korea yang sering kita lihat. Ini beneran kisah di mana kampus GRACIUS, salah satu kampus elit di Jakarta mempunyai program yang bernama BEASISWA SILVER atau di singkat BS. Yang mana beasiswa ini di berikan oleh para donator kepada 10 anak yang tidak mampu, tetapi membunyai otak cerdas. Dan 10 orang yang beruntung mendapat beasiswa ini dapat kuliah di kampus GRACIUS dengan menjadi pendamping 10 orang anak donatur yang terpilih. Tugas para BS ini membantu para anak donator yang terpilih dalam mengerjakan tugas kampus. Bukan berarti mereka yang di jadikan BS itu sebagai pembantu pribadi para anak donatur. Tapi keberadaan para BS ini kadang di salah artikan oleh para anak donatur terpilih dan biasanya mereka akan menganggap para BS hanyalah sebagai Budak Semata (BS) yang bisa mereka perintah semau mereka.




"Kelapangan basket sekarang!" sebuah pesan singkat muncul di hp jadul Yuki. Gadis berkepang samping dengan kacamata bulat itu menghela nafas.

"Dapat sms dari majikan kamu lagi?" tanya Audi yang langsung di balas anggukan Yuki.

"Mang harus banget di turutin!" kesal gadis dengan rambut sebahu itu.

Yuki tersenyum melihat sang sahabat. "Gak papa kok itukan emang kewajiban ku"

"Apanya yang kewajiban...?! Dia tu gak baca ketentua dari Beasiswa Silver apa? Bahwa semua siswa yang mendapat Beasiswa Silver hanya membatu para anak donatur terpilih. Inget membantu bukan mengerjakan semua tugasnya " ujar Audi sembari menekan kata 'membantu' pada kalimatnya.

"Sama aja kan... lagi pula aku udah cukup beruntung bisa kuliah di sini. Dan itu semuakan karna keluarganya Alexsander Betran yang mau memberikan beasiswa itu padaku" jawab Yuki masih kalem sembari membereskan buku-bukunya di atas meja.

Kalo Yuki udah ngomong gitu Audi udah gak bisa ngomong apa-apa lagi.

"Udah ah... entar kalo aku telat dia bakal uring-uringan " pamit Yuki meninggalkan perpustakaan tempat dia dan Audi menghabiskan waktunya di kampus ini.

Audi menghela nafas melihat kepergian sang sahabat. Andai dia bisa membantu pasti dia akan membebaskan Yuki dari perangkap tak kasat mata dengan nama perbudakan. Sayangnya walau keluarga Audi kaya tapi keluarganya gak sekaya orang-orang yang kuliah di sini.

Audi dan Yuki bertemu saat penerimaan siswa baru di SMP dan sejak itu keduanya menjadi sahabat baik. Audi sangat menyayangi Yuki karna Yuki gadis yang baik dan kuat. Saat Yuki kelas 2 SMA, ibunya meninggal dunia. Padahal ibunya adalah satu-satunya orang tuanyanya saat itu. Audi yang melihat bagai mana terpuruknya Yuki hingga gadis itu bisa bangkit dan mulai belajar mandiri. Yuki selalu bilang bahwa dia punya adik yang harus dia jaga dan dia lindungi, dan itu benar-benar membuat Audi sangat mengagumi sosok Yuki.

Tapi sayangnya kenapa gadis sebaik Yuki harus berurusan dengan pria bernama Alexsander Betran. Dimana Alexsander atau yang sering di pangil Al merupakan anak donatur terpilih yang harus di layani oleh Yuki. Al sendiri merupakan penguasa di kampus ini. Jangan tanya sifatnya, karna pria tampan yang katanya selevel dewa-dewa yunani itu mempunyai sifat malas yang yang lefelnya udah taraf langit tingkat ke tujuh. Jadi dia selalu menimpahkan semua tugasnya pada Yuki. Bukan hanya itu, pria yang punya sifat antagonis dan super kejam itu juga selalu menyuruh Yuki melakukan hal ini itu yang tidak penting yang membuatnya terlihat benar-benar seperti seorang budak. Belum lagi gara-gara itu Yuki juga sering di bully oleh teman-teman Al yang menganggapnya peliharaan atau para fans Al yang merasa iri pada Yuki karna bisa dekat dengan Al. Mereka tidak pernah tau betapa menderitanya Yuki jadi BSnya Al.

Audi menghela nafas.

Ohhh ayolah... sekali lagi di pertegas!! ini bukan cerita romen di novel, bukan juga di webtoon apa lagi di drama korea, tapi kenapa ada cowok tampan sekejam itu di dunia nyata!!! Teriak Audi di dalam hati. Untuk ke dua kalinya Audi menghela nafas.

"Satu kali lagi loe menghela nafas, loe bakal dapat piring" sebuah suara mengejutkan Audi hingga gadis itu langsung menengadahkan kepalanya. Di lihatnya seorang pria tersenyum padanya.

"Ada apa?!" tanya Audi sewot. Pria itu masih tersenyum sembari duduk di samping Audi.

"Bencinya sama Al kenapa gue yang di sewotin?" Ujar Billy yang tau banget kalo gadis yang duduk di sebelahnya itu sangat membenci Al.

"Karna loe juga termasuk anteknya dia"

"Gak semua yang deket dia itu anteknyakan... tapi terserah loe deh, gue peringatin aja... jangan benci-benci sama orang entar loe jatuh cinta sama dia lho..."

Mendengar itu Audi langsung membelalakan matanya. "Amit... amit..." ujar Audi sembari memukul kepalanya kemudian berganti memukul meja.

Melihat itu Billy malah tertawa keras yang spontan membuat semua yang berada di perpustakaan menatap ke arahnya dan Audi.




Yuki menguatkan dirinya sebelum membuka pintu ruangan basket yang tertutup. Orang-orang yang ada di dalam menoleh kearahnya. Dengan perlahan Yuki menuju ke arah Al yang sedang duduk bersama gengnya di pinggir lapangan. Sebenarnya Yuki selalu merasa takut jika harus berhadapan dengan Al dan gengnya, apalagi mengingat minggu kemarin beberapa teman Al telah berani menyentuhnya. Untung saja Yuki tidak di perkosa beramai-ramai karna ada Billy yang menjauhkannya dari orang-orang itu.

"Lama banget sih loe!!" kesal Al.

"Maaf" ucap Yuki lirih.

"Suwiittt... suwiittt..." Seseorang bersiul.(anggap itu suara siulan)

Yuki langsung menoleh ke sumber suara yang berasal dari Steven salah satu gengnya Al.

"Panas panas gini lihat loe jadi adem" ujar Steven yang langsung berdiri dan mendekati Yuki. Yuki mundur satu langkah.

"Bukannya tambah panas Stev..." sahut Varrel yang langsung di sambut tawa yang lain.

Al yang tak perduli langsung menuju kearah Yuki dan menyerahkan beberapa buku. "Kerjain ini dan serahin ke gue sore nanti"

"Tapi... aku gak bisa" ucap Yuki sedikit takut. Al menatapnya tidak suka. "Aku harus ngetik ini di perpus jadi mungkin agak lama. Jadi aku baru bisa nyerahin tugas ini ke kamu besok pagi" lanjut Yuki memberi alasan.

"Mangnya loe gak punya laptop harus ngerjain di perpustakaan?!" bentak Al yang langsung dibalas anggukan Yuki. "Gue lupa kalo loe cuman babu" lanjut Al meremehkan.

Walau Yuki kesal setengah mata dia hanya bisa diam dan mengeratkan tangannya.

"Gimana bisa anak kuliahan gak punya laptop?" sahut Steven yang sedari tadi berdiri di samping Al. "Loe mau gue kasih?" tawar Steven mendekati Yuki.

Yuki menatap Steven takut. Entah kenapa dari semua teman Al hanya Stevenlah yang paling agresif ngerjain Yuki.

"Gue bakal ngasih loe satu laptop asal loe mau tidur sama gue satu kali" lanjutnya sembari memutari tubuh Yuki dan menatapnya intens seakan-akan ingin menerkam Yuki hidup-hidur.

"HUUUuuu..." sorak yang lain sebelum tertawa keras.

"Terima aja..." sahut salah satu dari mereka.

Al menghela nafas. "Oke... besok pagi tugas ini sudah harus ada di meja gue" ujar Al akhirnya tanpa perduli celotehan teman-temannya.

Yuki langsung berbalik meninggalkan ruang basket yang di penuhi sampah-sampah kampus yang gak punya etika, berlama-lama di sana hanya membuat Yuki harus menutup hidung karna bau basuk.

"TAWARAN GUE MASIH BERLAKU..." teriak Steven yang terdengar di telinga Yuki saat dia telah di luar ruangan.


~~~

Saran dan masukkan selalu Dara terima.

Vote dan Cinta juga selalu Dara syukuri.

^v^ ^v^ ^v^

LINTASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang