14. We meet again

850 65 6
                                    


Bisakah kita sejenak, bermain dengan masa lalu? Walaupun itu menyakitkan, setidaknya kita akan mengingat bagaimana dulu kita bertemu dan saling mencintai. Takdir tak mungkin salah dengan semua skenario yang melibatkan kita untuk bertemu kembali- Anonim


(4 years ago)
.

.........

Rai sangat membenci Pesta. Ia sangat membeci fakta ketika Bunda dan Ayahnya datang jauh-jauh dari Jakarta hanya untuk menyuruh lelaki itu bersiap-siap untuk mendatangi sebuah Pesta Peresmian sebuah cabang baru milik salah satu kolega bisnis Ayahnya tersebut.

"Rai sangat lelah Bunda. Baru lusa kemarin Andreas dan teman-teman mengajak Rainer untuk bermain di Walt disney world dan sekarang Bunda menyuruh Rai untuk ikut ke Pesta?" Ucap Rai dengan menunjukan wajah lelahnya- Berharap Bunda yang sangat disayanginya itu mengerti.

Bunda terkekeh geli "Bunda tahu apa yang dilakukan oleh keempat temanmu itu Rainer. Bunda justru sangat berterima Kasih kepada mereka, karena menyuruh Putra sulung Bunda untuk sejenak berhenti dari semua pekerjaan kamu ini"

Ayah datang dari ruang tengah sambil membawa secangkir kopi hangat "Ayah setuju dengan pendapat Bunda kamu Rai. Kamu harus sedikit refreshing" Lalu Ayah duduk di tepi ranjang anak sulungnya tersebut.

"Makanya kita datang dan mengajak kamu untuk ikut ke Pesta ini. Disana kamu akan bertemu dengan banyak Gadis-gadis cantik, Kau tak akan menyesal Rai. Ayah jamin itu" Selanjutnya Ayah dan Bunda sudah terkekeh kecil melihat wajah Putra sulung mereka yang sangat kesal sambil mengiyakan permintaan kedua orang tuanya tersebut.

®®®

Pesta itu terlihat meriah. Acara peresmian cabang hotel milik kolega kerja Ayah Rai berjalan sempurna. Para eksekutif tersohor itu terlihat menikmati Pesta dengan membahas banyak hal mengenai pekerjaan mereka. Sedangkan Para sosialita terlihat sibuk berceloteh ria. Termasuk kedua orang tua Rai yang sekarang sibuk sendiri dengan dunia mereka.

Alasan Rai sangat membenci Pesta adalah ia tak bisa bebas bergerak. Sepanjang jalan ia harus memamerkan senyum ramahnya kepada kolega-kolega kerja Ayahnya itu. Dan jangan lupakan fakta kalau Rai membenci pakaian formal sialan ini. Ia benar-benar merasa tercekik dengan dasi hitam yang melingkar di lehernya.

Rai sekarang berdiri di salah satu tempat makanan yang berisikan banyak dessert yang sangat ingin dicobanya- Hingga ia melihat seorang Perempuan yang terlihat sibuk dengan clutch ditanganya.

"Excuse me ma'am. I want to take dessert beside you" Rai berkata sopan- Karena dengan jelas perempuan itu sangat menghalangi jalannya.

Perempuan itu menoleh lalu menyunggingkan senyum bersalahnya "I am sorry mr. I very bussy for looking my bracelet" Ucapnya lalu memberi tempat untuk Rai berjalan.

Rai mengangguk kecil lalu ia berjalan kedepan- mengambil piring dan siap mengambil dessert ketika tak sengaja ia melihat sebuah gelang yang berada diatas makanan itu. Rai mendengus kecil perempuan dan gelangnya yang ceroboh

Perempuan itu terlihat sibuk dengan pencariannya ketika Rai memberikan gelang tersebut.

"Oh my god. This is my bracelet, where are you find it mr?"

Rai tak mengindahkan pekikan senang dari wajah Perempuan itu. Ia hanya menjawab dengan sopan.

"You dropped it there ma'am"

Setelah itu Rai tak memberikan kesempatan kepada perempuan itu untuk mengucapkan terima Kasih karena ia segera berjalan pergi

Meninggalkan perempuan itu dalam suara kecil di batinnya.

"Kayaknya gue pernah ketemu sama dia deh"

®®®

"Astaga Rainer. Bunda cariin kamu kemana-mana ternyata disini" Bunda langsung meraih lengan Putra sulungnya itu lalu mengapitnya pelan- Bahkan Bunda tak memberikan kesempatan Rai untuk bertanya kemana Mereka akan pergi.

"Bunda mau ngenalin kamu sama anaknya temen Bunda dan Ayah. Kamu pasti seneng Rai. Dia sangat cantik"

Rai mendesah panjang- terlihat lelah dengan semua tingkah bundanya itu.

"Bunda ngga usah iseng buat jodohin Rai lagi. Rai ngga mau" Tolak Lelaki itu pelan

Bunda menggeleng tegas "Ngga Rai. Ini bukan perjodohan, Ini hanya perkenalan biasa. Kamu jangan salah faham sama niat Bunda kali ini"

Rai menghela nafas panjang- ia akan pasrah dengan apapun rencana dari kedua orang tuanya kali ini.

Bunda membawa Rai kehadapan sepasang suami istri yang baru dilihatnya hari ini dan juga Ayahnya yang kini merangkul bahunya pelan

"Ini Rainer Harsyavardana. Putra sulungku Rom" Ayah memperkenalkannya dengan bangga.

Rai mengangguk sopan- ia menjabat kedua tangan suami istri itu diikuti dengan senyum ramahnya memperkenalkan diri.

Detik berikutnya Rai tahu kalau kedua orang itu teman Ayahnya di indonesia yang datang untuk tujuan yang sama dengan kedua orang tuanya.

Roman Surya diningrat menepuk bahu Rai pelan
"Saya sering mendengar berita tentang anak muda dari indonesia dengan banyak design bangunan megahnya yang berkerja di sydney" Lelaki itu tersenyum lebar "Kau sangat membanggakan Negara kita nak" Lanjutnya masih dengan senyum bangganya

Demi kesopanan Rai mengangguk kecil- merasa tak pantas menerima pujian tersebut ia langsung berucap

"Saya harus banyak belajar lagi om. Design saya jauh dari kata sempurna untuk menerima pujian om tersebut" Tutur Rai diikuti dengan senyum sopannya.

Roman tertawa kecil- Boleh dibilang kalau ia sangat terkesan dengan anak muda satu ini "Anakmu sangat pandai merendah Har. Sangat mirip denganmu jika dipuji orang" Ucapnya diikuti dengan kekehan kecil

Harris Harsyavardana- Ayah Rai ikut tertawa "Buah tak jatuh jauh dari pohonnya bukan?" Candanya membuat mereka tertawa tak terkecuali dengan Rai.

"Hai mom. Dad and Tante.Om" Perempuan bergaun biru ikut bergabung kedalam lingkaran percakapan dua keluarga tersebut.

Vanessa- Istri Roman langsung memperkenalkan Putri bungsunya itu "Audrey, ini Rai- Putra sulungnya Om Harris dan Tante Lexy"

Perempuan bernama Audrey itu kini memfokuskan pandangannya ke satu sosok lelaki yang menatapnya dengan senyum tipis. Lelaki itu mengulurkan tangan

"Rainer Harsyavardana"

Audrey menerima uluran tangannya dengan senyum tipis.

"Audrey Cassandra. We meet again mr Roller coaster or mr bracelet?"

Skenario yang Indah bukan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa Votenya kakak 😚😚😚

Salam hangat dari Rainer dan Audrey😁😁😁

D'OBSIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang