Rasanya sangat sulit hanya untuk mengatakan kalau aku merindukanmu- Audrey(Warning!!! Disarankan membaca chapter ini sambil ndengerin lagu i couldn't cry because im man punya yang yoseob- linknya bisa dilihat di mulmed, kalau yang ngga suka korea bisa nyari lagu baper yang lain. Karena chapter ini tuh bikin ekspresiku 😭😢😭😓😟😭)
........
"Sayang, sini deh" Panggil Audrey dari dalam kamarnya- Rai yang saat itu tengah mengerjakan sebuah design gedung hotel di ruang kerjanya menjawab sambil berteriak"Aku masih sibuk sayang, kamu aja yang kesini"
"ISH! YAUDAH, AKU NGAMBEK!" Balas suara istrinya itu dari dalam kamar.
Rai mendesah panjang- ini adalah salah satu sifat Audrey yang baru Rai ketahui setelah 7 Bulan mereka menikah. Tapi namanya juga Cinta, ia tak begitu mempermasalahkan hal tersebut. Makanya- Rai langsung beranjak dari kursinya lalu berjalan masuk kedalam kamar mereka.
Demi melihat wajah Suaminya yang mengkeruh- Audrey malah berbinar senang "Duduk sini sayang, aku mau minta tolong ke kamu" Kata wanita itu dengan ceria.
Rai menurut walaupun agak keki saat menuruti permintaan istrinya barusan "Minta tolong apa sayang? Ngga usah yang aneh-aneh ya"
Audrey mengiyakan dengan senyum manis- lalu ia mengeluarkan gulungan kertas putih yang sudah ia coret-coret semalam- dan menunjukkanya kepada satu sosok lelaki yang kini menatapnya bingung
"Ini gambar apa drey? Kok ngga jelas gini sih?"
Merasa tak trima karena gambarnya yang dihina- Audrey langsung mencubit perut suaminya itu pelan "Ini design gambarku tahu. Jangan kamu bedain sama gambar kamu dong" Ucap Wanita itu dengan kesal- Ia sedikit menggeser duduknya dari Rai-suaminya.
Rai langsung terkekeh geli "Iya-iya. Maaf sayang, Aku ngga tahu kalau maha karya yang Indah ini punya istri aku tercinta" Lelaki itu mendekati istrinya lalu memeluk bahunya mesra "Jadi, bisa kamu jelaskan kepada suami kamu yang bodoh ini apa maksud dari gambar yang kamu buat ini sayang?''
Walaupun masih kesal- Audrey akhirnya menurut, ia mulai menjelaskan maksut dari design gambarnya dengan semangat
"Rainer, ini kan letak rumah kita. 2 lantai dengan Kolam renang dibelakang sana, benar?" Kata Audrey sambil menunjuk beberapa gambar kecil di kertas yang ada di meja. "Nah, ini kan ada ruang kosong nih Rai, aku mau disini nanti kamu buat design kamar anak kita. Kalau bisa suasananya warna biru aja ya sayang, Kan anak kita belum jelas cowok atau cewek. Tapi kalau aku sih ngga masalah-"
"Kamu hamil drey?" Potong Rai dengan cepat sebelum Audrey menyelesaikan kalimatnya.
Dan begitu dilihatnya Sang istri yang tersenyum lebar sambil menunjukan 3 jari ditangannya Rai mendapati dirinya yang langsung memeluk tubuh Audrey penuh haru
"Astaga, aku akan menjadi seorang Ayah?! Ya tuhan, Aku sangat senang. Aku tak tahu harus berkata apa lagi sekarang" Ucap Rainer lalu melepaskan pelukannya dan menatap kedua mata Audrey penuh suka cita.
"Terima Kasih drey karena kamu telah membuat lelaki bodoh ini sangat bahagia"
Audrey mengangguk kecil- ia tak kuasa melihat wajah Rainer yang memancarkan begitu rasa terima Kasih kepadanya- maka wanita itu kembali memeluk tubuh Rainer erat.
"Rainer, Kita akan segera menjadi orang tua dan aku tak sabar menunggu waktu itu tiba"
®®®
Lagi-lagi Audrey menghapus tetesan air matanya yang mengalir deras begitu saja tanpa bisa dia cegah. Kenangan tentang masa lalunya itu mengalun Indah seperti sebuah film slow motion yang membuat Audrey tergugu ketika mengingatnya.
Wanita itu mengusap cincin yang masih ada di jari manisnya, Cincin yang diberikan oleh Rainer dipesawat saat pertama kali lelaki tersebut mengungkapkan perasaanya.
Allena- Kakak kandung dari wanita yang kini duduk di kursi rodanya itu menghela nafas panjang. Ibu dari dua anak itu tahu apa yang sedang terjadi, ia juga tahu perihal kejadian tadi pagi yang mempertemukan Adik bungsunya itu dengan sosok yang Allena yakin masih Audrey cintai.
"Mau sampai kapan kamu lari dari semua masalah drey? Rai sangat mencintaimu- Kakak bisa melihatnya dengan jelas" Ucap Allena lalu duduk di bangku samping kursi roda adiknya.
"Rainer berhak mendapatkan yang lebih dari aku kak. Aku yang sekarang hanyalah seorang wanita cacat yang tak bisa melakukan apa-apa"
Jawaban itu sukses membuat Allena merasa sakit melihat keadaan adiknya ini sekarang. Dengan lembut ia menggenggam tangan Audrey erat sambil berkata
"Rai bukan lelaki yang hanya melihat wanita dari fisiknya saja drey, Dia mencintaimu dengan tulus. Kamu tidak boleh terus merendahkan diri seperti ini"
Kepala Audrey semakin menunduk dengan tubuhnya yang mulai bergetar karena tangisnya yang pecah demi mendengar kalimat kakaknya itu barusan.
Allena terus berbicara, Kali ini biarkan dia menyadarkan Audrey atas apa yang dilakukan oleh adik bungsunya itu selama ini.
"Katakan dimana letak kesalahan suami kamu itu Audrey, karena yang kakak lihat hanyalah kamu yang terus lari dari semua masalah dan membuat suami kamu itu seakan-akan menjadi tokoh jahat dalam cerita ini"
Tangis Audrey pecah seiring dengan berakhirnya ucapan Allena barusan, Wanita itu tergugu dalam penyesalan yang amat dalam.
Ucapan Allena barusan menyadarkan satu hal kepada Audrey- Kalau selama ini dialah tokoh jahat dalam cerita ini- dengan semua keegoisannya ia melimpahkan semua kesalahan kepada satu sosok yang jelas-jelas begitu mencintainya dengan tulus.
.
.
.
.
.
.
(Jujur, aku paling mendalami tokoh Audrey dalam cerita ini. Karena kurasa, dia selalu mendapatkan fell yang greget banget buat diceritain)Flashbacknya masih belum kelar, bakal dilanjut di part berikutnya. 😉😉😉
So, jangan lupa vote dan commentnya kakak. 😍😍😍
Salam hangat dari Audrey yang merasa bersalah,
😢😢😢Pekalongan, 18 juni 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
D'OBSIDE
Romance(CERITA LENGKAP) ( Rainer- Romeo-Rachel) Banyak kisah yang terukir dalam kehidupan mereka. Kisah tentang satu keluarga. Kisah tentang Cinta yang penuh dengan ungkapan kata indah dan Kisah tentang bagaimana kita diajarkan untuk bisa berdamai denga...