42. Aghista

712 41 11
                                    


Lo adalah alasan, kenapa gue masih bertahan hidup sampai sekarang- Aghista


.........
Namanya Aghista. Aghista Adhiyasta Ariendra, cewek hiperaktif yang tak pernah kenal kata lelah dalam hidupnya. Cewek yang sangat dimanja oleh keluarganya ini memiliki segudang talenta dalam hal bercerita. Dia bisa menceritakan apapun yang dilihatnya dengan penuh semangat.

Aghista adalah saudara kembar dari Argantara. Berbeda jauh dengan saudara kembarnya yang hiperaktif, Argantara ini malah cenderung lebih pendiam. Ia tak begitu suka dengan hal-hal yang berbau keramaian. Tapi dia sangat menyayangi saudara kembarnya itu. Bagi Argantara, ia akan merasa bahagia jika melihat Aghista terus tertawa disampingnya.

Sayangnya, sejak umur dua belas tahun, Aghista divonis memiliki penyakit kanker otak stadium dua. Walaupun masih bisa diatasi- Keluarga Ariendra terus berusaha mencari alternatif pengobatan terbaik untuk membuat Aghista sembuh total dari penyakit ganasnya tersebut.

Aghista yang selalu ceria mendadak menjadi pendiam setelah mengetahui penyakit yang dideritanya. Cewek itu selalu terlihat menyendiri dan kadang-kadang menangis. Membuat kedua orang tuanya, juga Argantara benar-benar menghawatirkannya.

Tapi entah kenapa, sejak masuk ke kelas satu smp, Aghista kembali ceria. Cewek itu bahkan lebih semangat dari Aghista yang sebelumnya. Aghista selalu rutin untuk melakukan chek up bersama dengan mama papanya.

Hingga akhirnya Argantara mengetahui alasan apa yang membuat Aghista kembali memiliki semangat hidup. Jawabannya adalah,

Aghista jatuh cinta kepada pemuda yang selalu duduk di bangku pojok belakang. Biang onar yang ngga pernah berhenti berbuat ulah, menjadi momok paling dijauhi oleh para guru di Smp mereka, karena para guru itu tahu, jika berurusan dengan pemuda ini hanya akan membuat mereka  sakit kepala. Pemuda yang tak lain adalah,

Romeo harsyavardana.

®®®

Romeo tahu kalau Aghista, teman dekatnya- begitu tergila-gila dengannya. Sejak kelas 1 Smp pun, Romeo sudah tahu perihal perasaan cewek itu padanya. Tapi Romeo tak mau Aghista berharap lebih, ia hanya tak ingin membohongi Aghista tentang perasaannya yang hanya menganggap Aghista sebagai teman terbaiknya, tak lebih.

"Ro, entar lo mau masuk Sma mana?" Pertanyaan yang diberikan oleh Aghista membuat lamunan Romeo buyar. Cowok itu menatap cewek berambut sebahu yang kini menatapnya itu dengan dengusan pelan.

"Gue ngga mau Kasih tahu elo,  soalnya gue yakin, lo pasti mau ngintilin gue lagi kan?" Tebak Romeo yakin.

Sejak kelas satu, Aghista ini selalu mengikuti apapun pilihan yang Romeo ambil. Entah itu ekskul, acara sekolah, career day, bahkan ketika cowok itu tak memilih kandidat ketua osis di sekolah mereka, yang mengakibatkan dia dan Aghista dihukum oleh guru kelas mereka pada waktu itu.

Aghista langsung cemberut "Gue ngga ngintilin, tapi ngikutin. Lagian gue ngga mau kalau gue ngga satu sekolah sama elo. Gue pasti bakal kesepian" Jawabnya terlalu jujur, hampir tiga tahun berteman dengan sosok Romeo, membuat cewek itu selalu jujur tentang apapun yang dirasakannya.

Sayangnya, Romeo tak tahu tentang penyakit yang diderita oleh Aghista. Cewek itu selalu menutupinya, ia hanya tak ingin Cowok yang sangat disukainya itu menerima cintanya hanya karena kasihan. Dan Aghista tak akan membiarkan hal itu sampai terjadi.

D'OBSIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang