27. Keluarga

720 52 5
                                    

Apapun masalah yang kita hadapi- jangan merasa kalau kita sendiri, ingatlah- Akan selalu ada keluarga yang menemani kita- Anonim


.......
Hari ini Rai dan Bunda pulang ke Indonesia. Setelah enam Bulan lebih mereka mengurus pekerjaan- Rai yang berada di Sydney dan Bundanya, Lexy yang berada di Singapore- akhirnya mereka memutuskan untuk segera pulang, Mengingat hari ini adalah hari ulang tahun dari orang yang sangat mereka sayangi. Suami serta Ayah yang telah tiada.

"Chel, udahan sih meluk bundanya- gantian" Gerutu Romeo kesal- pasalnya sudah 10 menit lebih adek bungsunya itu memeluk Bunda mereka- dan itu membuat Romeo jengkel.

Bunda tertawa kecil melihat wajah mengkeruh Putra keduanya, sedangkan Rai terkekeh geli sambil berucap

"Lo meluk gue aja sih Ro, lama juga ngga apa-apa" Godanya iseng- dan ia langsung terbahak saat mendengar balasan Romeo

"Cukup high five aja kalo sama lo bro- Ogah gue dikira brother complex sama kakak gue sendiri" Balasnya bergidik ngeri- ketika membayangkan ia harus berlama-lama memeluk kakak sulungnya tersebut.

Rachel akhirnya melepaskan pelukannya dengan wajah cemberut "Rachel kan masih kangen sama Bunda" Katanya sambil menampilkan mimik manjanya.

Sambil memeluk sang Bunda- Romeo menjulurkan lidahnya kearah adik bungsunya itu "Romeo juga masih kangen sama Bunda" Katanya menirukan ucapan juga nada Rachel barusan.

Rai lagi-lagi terbahak mendengar suara Romeo barusan. Begitu pula dengan Rachel yang tak tahan melihat mimik menggelikan dari Kakak nya itu.

Ah, betapa Rai sangat merindukan momen seperti ini

Bunda akhirnya berbicara "Bunda juga kangen sama kalian nak. Kangen sekali"

Setelah itu mereka pergi dari Bandara- dengan Rachel yang mengapit lengan bundanya, Rai yang membawa Kopernya dan Romeo yang kesusahan membawa 2 koper milik Bunda mereka.

®®®

"Selamat ulang tahun Ayah, Semoga Ayah disana baik-baik aja"

Kalimat awalan itu dibuka oleh Rachel yang duduk disamping sang Bunda. Lexy- mengusap kepala Putri bungsunya itu penuh sayang.

"Ayah pasti udah tahu kan kalau Romeo buat ulah lagi?  Maafin Romeo ya yah. Sering buat Ayah pusing mikirin bandelnya Romeo yang ngga ketulungan" Ucap Romeo sambil mengusap Batu nisan Ayah yang sangat dirindukannya ltu. Cowok dengan kemeja hitam itu lagi-lagi mendesah berat- menetralkan gejolak hatinya yang kian sesak ketika kenangan bersama sang Ayah mengalun Indah seperti slow motion dalam benaknya.

Rai yang menunggu giliran untuk berbicara menarik nafas panjang

"Rainer pulang yah. Pulang ke Rumah kita- Seperti permintaan maaf dari Romeo, Rainerpun demikian, maafkan Putra sulung ayah ini yang belum bisa menjadi Kepala keluarga yang baik seperti yang Ayah minta"

Jeda sejenak- Lelaki itu membenarkan letak kaca mata hitamnya- menyembunyikan Kedua matanya yang berkaca-kaca "Karena yah, Sosok Ayah selamanya tak akan bisa digantikan oleh siapapun walaupun itu Rainer sendiri. Ayah adalah kepala keluarga terbaik yang pernah kami miliki"

Runtuh sudah Benteng pertahanan Lexy- wanita itu sudah menunduk dengan kedua mata meneteskan air mata. Ia tak kuasa mendengar semua ucapan anak-anaknya barusan, betapa ia begitu merindukan sosok suaminya.

Lexy menekan tangisnya yang kian pecah, wanita tiga anak itu tersenyum lembut.

"Disana Ayah pasti bangga kan Liat anak-anak kita udah tumbuh besar?" Lexy sadar jika suaranya yang serak membuat dadanya kian sesak, tapi wanita itu terus berbicara "Kemarin waktu Bunda pulang, mereka cerita sama Bunda tentang hari-hari mereka. Bunda seneng banget ndengernya yah. Dan andai saja Ayah masih ada disini, Bunda akan-" Lexy menggigit bibir bawahnya pelan "Bunda Rindu yah, sangat Rindu. Sampai-sampai Bunda tak tahu apa lagi yang bisa Bunda lakukan selain berdoa dan....."

Kalimat tanpa akhir itu menandakan Lexy yang sudah tak kuasa menahan tangisnya. Ia menunduk dengan tubuh bergetar- Rachel dengan wajah penuh air mata langsung memeluk tubuh Bundanya itu pelan.

Romeo menoleh kesamping- tangannya mengepal kuat menahan letupan benaknya yang kian sesak melihat Bundanya seperti itu. Tidak- ia tak akan menangis, Karena Ayah mereka selalu melarang seorang lelaki untuk menangis. Menjadi seorang lelaki itu harus kuat, apapun keadaanya. Romeo dengan jelas mengingat pesan ayahnya itu- ketika dulu ia masih kecil.

Rai menarik nafas panjang,  menetralkan gejolak hatinya yang tak karuan "Kita sayang Ayah. Dan Semoga tuhan menempatkan Ayah disisinya"

Kalimat yang baru saja Rai ucapkan membuat Lelaki itu sadar, Jika disini- masih ada keluarga yang memerlukannya. Bukan hanya Ia dengan semua masalahnya. Tapi ada Bunda, Rachel juga Romeo yang membutuhkan dirinya sebagai pengganti Ayah mereka.

Terima Kasih yah, telah membuat anak Ayah yang bodoh ini sadar, jika Keluarga adalah tempat terbaik untuk Rainer pulang.
.
.
.
.
.
.
.
.
(Yang di mulmed Rainer kecil sama bokapnya dulu 😂😂😂)

Jangan lupa votenya kakak, 😙😙😙

Salam hangat dari Harris Harsyavardana di surga.       😊😊😊

Pekalongan ,17 juni 2017

D'OBSIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang